- Kondisi ekonomi nelayan, pedagang, buruh dan petani yang tidakmemungkinkannya untuk menyekolahkan anak mereka, walaupun sebagian dari mereka tumbuh kesadaran untuk menyekolahkan anaknya, namun selalu terdapat benturan antara pemenuhan kebutuhan primer, terutama pangan, dengan keinginan untuk memperoleh pendidikan
- Sebagian mereka sudah merasa cukup puas apabila sudah bisa membaca dan menulis, sehingga rata-rata tingkat pendidikan mereka hanya tamat sekolah dasar. Pendidikan bagi mereka bukan suatu hal yang harus diperjuangkan, karena lapangan pekerjaan yang tersedia hanya perikanan atau pedagang, buruh dan petani yang tidak mensyaratkan pendidikan tertentu, terutama bagi anak-anaknya yang harus membantu orang tuanya karena penghasilan orang tuanya semakin merosot, sehingga mau tidak mau mereka harus berusaha disektor perikanan yang semakin terpuruk, sebagai pedagang, buruh dan petani dengan cucuran keringat mereka sendiri untuk bertahan hidup
- Mereka tidak yakin bahwa pendidikan yang lebih tinggi akan menjamin pekerjaan yang lebih baik bila dibandingkan dengan sector perikanan, pedagang, buruh, dan petani
- Pada umumnya sarana pendidikan yang tersedia dengan fasilitas gedung serta peralatan cukup memadai tetapi kurang dalam dukungan Guru yang professional [5].
Langganan:
Postingan
(
Atom
)
Technology
All Collections
Flickr Images
Popular Posts
Kerajaan Kerajaan Kecil Di Kabupaten Rokan Hilir
Abdullah / SR
1. Kerajaan Bangko
Sejarah kerajaan bangko Kerajaan rokan ini ialah kerajaan yang baru di kabupaten rokan hilir, dan timbulnya kerajaan ini di karenaka hampir setengah abad tenggelamnya kerajaan pekaitan yang terletak di bagab siapi api. Asal mula berdirinnya kerajaan ini ialah yaitu yang di dirikan oleh ulama asal pasai yang bernama syarif ali dan berdirinya kerajaan ini ± abad XVI. Pada awal XV M ada sebuah negeri yang terletak di muara sungai rokan yang bernama batu hampar, yang menjadi ibu bangko. Disini banyak penduduk yang hidup damai akan tetapi belum seluruhnya menganut agama islam pada waktu itulah datang seorang alim dan warak dari pasai dan mengungsi akibat dari peyerbuan portugis di kerajaan pasai beliau ialah syarif ali yaitu orang yang mendirikan kerajaan, dan konon raja ini ialah keturunan dari sultan malikul saleh. Setelah beliau sampai di batu hampar beliau menetap di batu hampar dan pada ahirnya ia meyebarkan ajaran ajaran agama islam pada penduduk negri bangko.
Hutan tanah sepanjang sungai bangko di bagi bagi mulai dari muara hulu di serahkan kepada siapa yang menjadi pucuk atau kepala negeri mangkanya segala hasil di puulangkan kepada kepala negeri, sedangkan kepala induk di serahkan kepada hutan hutan tanah negri bangko yang terbagi atas tujuh mulai dari sarang lang sebelah hulu sampai ke ujung simbur berbatasan dengan hutan tanah datuk laksemana bukit batu. Begitulah syarif ali mengatur dengan baik hingga kepada harta soko dan benda pusaka di serahkan kepada Dewa Pahlawan sebagai kepala negeri, seteloah beliau mengatur negri dan adat kemudian di serahkan kepada anak anak nya maka beliau tinggal beribadah aja lagi karena ia di kenal alim dan di sebut datuk batu hampar[1].
2. Kerajaan sintong
Kerajaan sintong berada di hulu sungai sintong kira kira satu kilometer dari muara sungai sintong yang bermuara di sungai rokan tidak bayak catatan tentang kerajaan ini selain catatan lisan ada sebuah situs penting dari kerajaan ini sebuah candi yang dapat di gali kebenarannya secara arkeologi namun demikian setelah candi itu di telusuri namun keadaan candi ini sudah sangat rusak dan tidak memungkinkan untuk rekontruksi. Menurut cerita lisan masyarakat setempat situs itu tempat ibadah nenek moyang masyarakat sintong sebelum islam masuk yang datang dari pasai.
Kerusakan bermula pada jaman penjajahan belanda situs ini di gali mastyarakat karena di anggap meyimpan benda berharga berupa harta karun seperti emas intan perak dan batu batu permata yang mahal. Keadaan ini memburuk ketika ada pembangunan mesjid dan di ambil lah batu batu yang ada di candi sintong. Selain situs agama masyarakat sintong masa lalu ada lagi yang menarik yaitu kecantikan putri sintong.
3. Kerajaan pekaitan
Pada abad ke XV sesudah pudarnya kerajaan rokan pertama di kota lama, maka berdiripula lah kerajaan rokan bernama kerajaan pekaitan yang mengambil nama negri itu, yaitu negri pekaitan.raja bergelar yang dipertuan besar sungai daun,namannya asri raja kunto. Letaknya di seberang bagan siapi api di barat daya kampung sungai besar sekarang. Di peta, letaknya di daratan kampung sungai besar, kira kira 5 km dari pinggir muara sungai rokan, dan berhadapan langsung dengan selat malaka. Rajanya terkenal sebagai seorang yang senantiasa ingin bersenang senang dengan rakyatnya, seperti mengadakan pesta jamuan makan sampai 40 hari,40 malam dengan bermacam macam permainan, seperti silat, tari, main catur,dan sebagainya.
Ibu kota kerajaan ini namannya pekaitan. Menurut cerita,k kota pekaitan ini sengat luas dan ramai. Mulai dari pekaitan sampai di siarang arang. Melukiskan ,bumbungan rumah penduduk taut betaut dan sambung meyambung,sehinnga kucing takperlu berjalan di atas tanah cukup berjalan di atas atap dan prabung rumah penduduk mulai dari pekaitan sampai di siarang arang. Kalau di hitung, panjang kota pekaitan kira kira 25 km. Keadaan penduduknya makmur dengan bermacam macam mata pencarian seperti bertani berlayar ke pulau pinag membawa atap dari daun nipa menangkap niakn laut, dan ikan sungai atau danau, mencari rotan damar dan sebagainya.
Pada zaman itu rajannya sangat adil dan pemurah. Pelabuhannya sangat ramai di singgahi kapal layar dan tongkang tongkang yang berdatangan dari pelabuhan pasai dan malaka. Cerita kebesaran pelabuhan pekaitan ini dapat di sandingkan dengan kebesaran pelabuhan pasai dan malaka yang tersohor itu. Seperti halnya pelabuhan pasai dan malaka, cerita kebesaran pelabuhan pekaitan dapat di sandingkan dengan kebesaran pelabuhan pasai dan malaka yang tersohor itu. Selain itnu juga dapat di singgahi oleh orang portugis dan dari negara eropa lainnya india juga bahkan tiongkok.mereka datang mengisi air minum dan membeli hasil bumi dari tanah kerajaan pekaitan.
Dari ke pekaitan ini negara eropa dan orang orang eropa langsung ke malaka dan ke jawa makasar dan sebaliknya. Untuk menjaga dan memungut cukai yang ada di sungai daun. Ialah yaitu dengan gelar datuk syahbandar gelar ini masih ada di kalangan penduduk rokan dan tambusai dan rambah.
Kerajaan ini di tata pemerintahannya dengan baik jalan jalan baik dengan dermaga di bangun dengan baik. Pada tiap tiap tahunya di adakan pacuan kuda.uda pemuda di perintah kan belajar memacu kuda dan berlatih mengunakan tombak dan keris, terutama bagi kalangan anak raja raja di lingkungan istana. Rakyat di latih menggunakan senjata seperti, tombak,keris pedang dan lelo atau meriam.pertahanan kerajaan di perkuat dengan memperbayak hulubalang para hulubalang ini di pimpin oleh seorang panglima. Panglimannya bergelar panglimanayan dan salah seorang hulubalangnya yang termasuk datuk penjarang.
Panglima nayan sangat terkenal namanya hingga sekarang,dan ia mempunyai cerita sendiri di kalangan rakyat. Tentang kegagahan melawan portugis , dapat pula di sandingkan dengan lanksamana hangtuah yang termashur di malaka.ceritanya konon,panglima nayan ini sanggup melompat setinggi 3 depan 2 hasta, tebal kulitnya setebal kulit gajah, kebal tahan besi tajam,badannya tinggi tegap,kulitnya hitam legam. Pada jaman portugis, nama panglima nayan ini sangat terkenal dan di takuti oleh peringgi yaitu sebutan portugis di rokan. Begitu pulalah dengan datuk penjarang, hulubalang kerajaan rokan ini badannya tinggi , berkulit kuning, alismata seumpama bulan sabit, dan dadanya berbulu. Budi bahassannya sangat halus pembicaraan ya menawan hati bagi siapa yang mendengarkan pasti hatinya tenang. Kekuatannya sangat luar biasa bila di perintah oleh yang tuan untuk sesuatu keperluan di tempat lain, dengan memakai perahu yang bernama seludang pinang, ia segera menunaikan perintah dan berjalan dengan perahunya[2].
4. Kerajaan kubu
Kerajaan kubu merupakan kerajaan atau daerah yang ada di kabupaten rokan hilir. Menurut sejarah kubu kerajaan ini di dirikan tahun 1667 – 1084 H tuanku raja hitam ialah adalah seorang bangsawan negri rawo atau negeri rawa, sumatra barat. Tuanku raja hitam datang kedauereah ini di dampingi para penasehat dan para pembantunnya, yakni datuk penghulu musa datuk merah pelangi dan datuk kecil. Di samping itu, dalam rombongan tuanku raja hiam, terdapat tiga orang hulubalang, yaitu panglima sati, panglima sutan kalingo, dan panglima hundero. Pada waktu tuanku raja hitam dantang di kubu waktu itu namannya sungai baung. Tuanku raja hitam mendirikan pemukiman yang akan menjadi sebuah negeri yang di berinama KUBU. Tuanku raja hitan di nobatkan menjadi raja di negeri itu.
Pada tahun 1679, suatu rombongan dari johor datang ke kubu. Rombongan inilah yang di sebut PUAK HAMBA RAJA. Dengan kepala suku bernama datuk gafar, dalam rombongan itu, turut pula beberapa petinggi seperti datuk latih panglima kedono, datuk abdullah dan datuk aman.- datuk gafar ini pandai di bidang atsministrasi negara. Kemudian menjadi bean tuanku raja hitam, anaknya tunriti menikah dengan anak tuanku raja hitam bernama megat mahkota atau mogek nekoto. Berselang beberapa saat, datuk gafar di angkat menjadi datuk bendahara. Magkin lama kubu semangkin ramai, hasil hutan merimpah luah, perdagangan erjalin dengan negeri lain, seperti batu bara, atau sumut siak dan lainnya. Tuanku raja hitam wafat pada tahun 1708 digantikan dengan anaknya mogegmekoto dengan gelar raja megat mahkota. Sementara datuk gafar meninggal pada 1710. Pada tahun 1730, negeri ini pertama sekali bergabung dengan siak sriindra pura. Kerajaan ini kubu ini naik hingga lahirnya kenegaraan republik indonesia. Pada era kemerdekaan, kubu berubah menjadi status kecamatan di kabupaten bengkalis dan kini masuk wilayah kabupaten rokan hilir yang baru di mekarkan berdasarkan uu 53 tahun 1999. Data mengenai eksistensi kerajaan kubu lebih jelas di bandingkan kerajaan lain. Ada peninggalan berupa manuskrif, mengenai berdiri dan pertumbuhan ini yang di tulis SUKU HAMBA RAJA. Yang mendiami daerah iu yang di beri judul sejarah negri kubu di lampiran naskah hukum negreri kubu yang berisikan aturan aturan tentang hak dan kewajiban wargannya. Itulah sejarah dari negeri kubu[3].
Kehidupan masyarakat yang ada di kerajaan kerajaan yang ada di kabupaten rokan hilir sangat membaik karena raja raja yang ada di kerajaan ini sangat piawan dalam melakukan tindakan.
Dan Kubu adalah salah satu kota terpencil yang berada di Kabupaten Rokan Hilir Provinsi Riau, karena letak dan jalan yang rusak sehingga tidak memungkinkannya sarana pendidikan yang bermutu, tempat ini sangat jauh dari keramaian hiruk pikuk kota, tempat ini sangat tertinggal entah siapa yang mau disalahkan pemerintah atau penduduk yang tidak memperdulikan tempat tinggalnya, pembangunan harus dibarengi dengan pembangunan dalam pendidikan. Bilamana hal ini tidak sejalan maka akan terjadi ketimpangan antara laju pertumbuhan ekonomi dengan keadaan pendidikan yang ada.
Penduduk Kubu terutama hidup sebagai nelayan, sebagian besar penduduk berpendidikan rendah yakni hanya mengenyam pendidikan sampai tingkat sekolah dasar, sebagian lagi pendudukan sebagai pedagang atau buruh atau pegawai negeri atau peteni. Sisi lain permasalahan yang dihadapi nelayan, pedagang, bruh dan petani rata-rata tingkat pendidikan mereka pada umumnya rendah dan ketrampilan terbatas, sehingga mereka tidak mempunyai alternative pekerjaan lain selain sector perikanan, perdagangan, pertanian dan menjadi buruh apalagi semakin hari kehidupan ekonomi khususnya mayoritas nelayan dikalahkan oleh nelayan besar yang menggunakan teknologi modern dengan meningkatkan efesiensi penggunaan teknologi modern mengakibatkan penurunan produksi bagi nelayan kecil dari waktu ke waktu semakin bertambahnya armada penangkapan yang beroperasi diperairan, keadaan ini memberikan indikasi bahwa kehidupan nelayan semakin keras persaingannya, sehingga memiliki potensi terlemah.
Kondisi ekonomi nelayan diperparah dengan maraknya pencurian ikan yang dilakukan nelayan luar, kenaikan BBM tahun lalu sehingga biaya yang dikeluarkan semakin besar yang meliputi pembelian alat-alat dan biaya operasional keadaan ekonomi nelayan yang serba susah menyebabkan terjadinya perpindahan nelayan kedaerah baru, membuat kubu kurang dikenal lagi[4].
Permasalahan yang muncul yang dihadapi penduduk dan pemerintah kubu saat ini adalah :
DAFTAR PUSTAKA
[1] Elmustian,2005,identifikasi kebudayaan tradisional kabupaten rokan hilir,dinas pariwisata seni budaya dan olahraga kabupaten rokan hilir,bagansiapiapi.
[2] Hery Suryadi,2008, Gerakan Riau Merdeka: Menggugat Sentralisme Kekuasaan Yang Berlebihan,Alaf Riau.
[3] Nonim, tanpa tahun,sejarah negri kubu, ( dokumentasi sudirno mahyudin)
[4] Suwardi Mohammad Saumin, 2008, Peranan Budaya Melalu Dalam Memproleh Identitas Dan Jati Diri Bangsa, Universitas Michigan.
[5] http://sapbro.blogspot.co.id/2015/05/sejarah-kabupaten-rokan-hilir.html
Sumber : wartasejarah.blogspot.co.id
Oleh : WIWIK SETIAWAN
Hingga saat ini bangsa Indonesia hanya mengenal tujuh presiden yang pernah memimpin NKRI. Masyarakat pastinya fasih ketika harus menghapal ketujuh nama presiden, mulai dari Ir Soekarno hingga sekarang presiden Joko Widodo. Namun tahu kah anda bahwa ternyata ada dua nama lagi yang pernah menjabat negeri ini? Mereka luput dan terlupakan dari sejarah, bahkan tidak banyak yang mengenalnya.
Adalah Sjafruddin Prawiranegara dan Mr. Assaat yang pernah memimpin Indonesia pada masa-masa genting. Sayang, usia memimpin yang relatif singkat membuat nama kedua tokoh ini tidak dikenal. Padahal tanpa mereka, Indonesia bisa saja direbut kembali oleh penjajah karena kondisi pemerintahan dalam keadaaan kosong. Siapa sebenarnya mereka dan bagaimana perjalanan dalam memimpin Indonesia? Berikut ulasannya.
Kisah Sjafruddin Prawiranegara dan Assaat yang terlupakan
Sjafruddin Prawiranegara memimpin saat Presiden Soekarno dan Mohd Hatta di asingkan oleh Belanda pada Agresi Militer Belanda kedua. Saat itu Belanda habis-habisan menggempur Yogyakrta. Selain dua tokoh nasional tersebut, Belanda juga menangkap pemimpin Indonesia lainnya untuk di asingkan ke Pulau Bangka. Belanda menyiarkan kabar bahwa Indonesia sudah bubar, karena pemimpin-pemimpinnya sudah mereka tawan.
Beruntung Sjafruddin Prawiranegara yang saat itu menjabat sebagai Menteri Kemakmuran sedang berada di Bukittinggi, Sumatra Barat sehingga terhindar dari pengasingan. Ia lantas mengusulkan untuk pembentukan pemerintahan darurat demi meneruskan pemerintahan RI. Hal ini senada dengan telegraf yang dikirmkan Ir Soekarno yang memberi kuasa kepada Sjafruddin Prawiranegara untuk memimpin pemerintahan.
Ia kemudian menggelar rapat pada 19 Desember 1948 yang bertempat di sebuah rumah dekat Ngarai Sianok Bukittinggi. Rapat tersebut dihadiri oleh Gubernur Sumatra Mr. T.M. Hasan yang langsung menyetujui pembentukan suatu Pemerintah Darurat Republik Indonesia (PDRI). Hal ini semata-mata dilakukan demi NKRI agar tidak mengalami kekosongan kekuasaan.
Akhirnya pada 22 Desember 1948, PDRI diproklamirkan dan Sjafruddin menjadi pemimpinnya. Ia dibantu oleh kabinetnya diantaranya T.M. Hasan, S.M. Rasjid, Lukman Hakim, Ir. Mananti Sitompul, Ir. Indracahya, dan Marjono Danubroto. Sementara Jenderal Sudirman tetap menjadi Panglima Besar Angkatan Perang.
PDRI saat itu menjadi satu-satunya musuh Belanda. Semua tokoh-tokohnya terus bergerak mengusir penjajah. Bahkan hingga sampai harus bermalam di hutan rimba untuk menghindakan diri dari serangan. Rombongan ini kerap tidur di semak belukar di pinggiran sungai Batanghari dan kekurangan pasokan bahan makanan. Namun hal tersebut tidak menyurutkan semangat pahlawan untuk mempertahankan kemerdekaan.
Perjuangan mereka ternyata membuahkan hasil. Pada pertengahan tahun 1949, posisi Belanda semakin terjepit karena agresi besar-besaran yang diluncurkan ke Indonesia mendapat kecaman internasional. Mereka tidak pernah berkuasa penuh dan akhirnya memilih berunding dengan utusan Soekarno-Hatta yang saat itu masih berstatus tawanan.
Akhirnya perundingan menghasilkan Perjanjian Roem-Royen. Setelah perjanjian ini Sjafruddin kemudian mengembalikan pemerintahan kembali kepada Ir Soekarno pada 13 Juli 1949. Ini berarti masanya menjabat sebagai presiden selama kurang lebih delapan bulan untuk melanjutkan eksistensi Republik Indonesia.
Sementara itu Mr. Assaat pernah menjadi pemimpin Indonesia saat Indonesia mengalami gejolak yang sama. Tepatnya pada tahun 1949 Ia terpilih menjadi presiden saat republik ini menjadi bagian dari Republik Indonesia Serikat (RIS). RIS merupakan negara yang dibuat oleh Belanda dan terpisah dari NKRI.
Tepatnya setelah Konferensi Meja Bundar (KMB) dimana Belanda menetapkan Ir Soekarno dan Hatta menjadi presiden dan Perdana Menteri RIS. Itu berarti terjadi kekosongan kekuasaan di Republik Indonesia sendiri.
Tokoh Indonesia sudah membaca kelicikan Belanda yang akan menguasai Indonesia jika negeri ini mengalami kekosongan kekuasaan. Akhirnya dipilihlah Assaat sebagai Pemangku Sementara Jabatan Presiden RI. Jika Ia tidak berkuasa, Belanda tentu saja akan dengan mudah untuk menguasai Indonesia.
Akhirnya pada tanggal 15 Agustus 1950 RI dan RIS melebur menjadi Negara Kesatuan Republik Indonesia. Artinya masa jabatan Assaat sebagai presiden RI sekitar sembilan bulan. Kursi kepemimpinan kemudian dikembalikan lagi kepada Ir. Soekarno.
Perjuangan mereka tentu saja tidak bisa dipandang sebelah mata. Jika tidak ada keduanya, mungkin saja kisah Indonesia tidak seperti dalam buku sejarah yang kita baca di sekolah. Sayang, nama keduanya seolah hilang dan tidak diabadikan. Meski jasanya tidak kalah hebat dengan presiden yang memiliki catatan periode lima tahun atau lebih. ***
Sumber : Liputan6.com
Adalah Sjafruddin Prawiranegara dan Mr. Assaat yang pernah memimpin Indonesia pada masa-masa genting. Sayang, usia memimpin yang relatif singkat membuat nama kedua tokoh ini tidak dikenal. Padahal tanpa mereka, Indonesia bisa saja direbut kembali oleh penjajah karena kondisi pemerintahan dalam keadaaan kosong. Siapa sebenarnya mereka dan bagaimana perjalanan dalam memimpin Indonesia? Berikut ulasannya.
Sjafruddin Prawiranegara memimpin saat Presiden Soekarno dan Mohd Hatta di asingkan oleh Belanda pada Agresi Militer Belanda kedua. Saat itu Belanda habis-habisan menggempur Yogyakrta. Selain dua tokoh nasional tersebut, Belanda juga menangkap pemimpin Indonesia lainnya untuk di asingkan ke Pulau Bangka. Belanda menyiarkan kabar bahwa Indonesia sudah bubar, karena pemimpin-pemimpinnya sudah mereka tawan.
Beruntung Sjafruddin Prawiranegara yang saat itu menjabat sebagai Menteri Kemakmuran sedang berada di Bukittinggi, Sumatra Barat sehingga terhindar dari pengasingan. Ia lantas mengusulkan untuk pembentukan pemerintahan darurat demi meneruskan pemerintahan RI. Hal ini senada dengan telegraf yang dikirmkan Ir Soekarno yang memberi kuasa kepada Sjafruddin Prawiranegara untuk memimpin pemerintahan.
Ia kemudian menggelar rapat pada 19 Desember 1948 yang bertempat di sebuah rumah dekat Ngarai Sianok Bukittinggi. Rapat tersebut dihadiri oleh Gubernur Sumatra Mr. T.M. Hasan yang langsung menyetujui pembentukan suatu Pemerintah Darurat Republik Indonesia (PDRI). Hal ini semata-mata dilakukan demi NKRI agar tidak mengalami kekosongan kekuasaan.
Akhirnya pada 22 Desember 1948, PDRI diproklamirkan dan Sjafruddin menjadi pemimpinnya. Ia dibantu oleh kabinetnya diantaranya T.M. Hasan, S.M. Rasjid, Lukman Hakim, Ir. Mananti Sitompul, Ir. Indracahya, dan Marjono Danubroto. Sementara Jenderal Sudirman tetap menjadi Panglima Besar Angkatan Perang.
PDRI saat itu menjadi satu-satunya musuh Belanda. Semua tokoh-tokohnya terus bergerak mengusir penjajah. Bahkan hingga sampai harus bermalam di hutan rimba untuk menghindakan diri dari serangan. Rombongan ini kerap tidur di semak belukar di pinggiran sungai Batanghari dan kekurangan pasokan bahan makanan. Namun hal tersebut tidak menyurutkan semangat pahlawan untuk mempertahankan kemerdekaan.
Perjuangan mereka ternyata membuahkan hasil. Pada pertengahan tahun 1949, posisi Belanda semakin terjepit karena agresi besar-besaran yang diluncurkan ke Indonesia mendapat kecaman internasional. Mereka tidak pernah berkuasa penuh dan akhirnya memilih berunding dengan utusan Soekarno-Hatta yang saat itu masih berstatus tawanan.
Akhirnya perundingan menghasilkan Perjanjian Roem-Royen. Setelah perjanjian ini Sjafruddin kemudian mengembalikan pemerintahan kembali kepada Ir Soekarno pada 13 Juli 1949. Ini berarti masanya menjabat sebagai presiden selama kurang lebih delapan bulan untuk melanjutkan eksistensi Republik Indonesia.
Sementara itu Mr. Assaat pernah menjadi pemimpin Indonesia saat Indonesia mengalami gejolak yang sama. Tepatnya pada tahun 1949 Ia terpilih menjadi presiden saat republik ini menjadi bagian dari Republik Indonesia Serikat (RIS). RIS merupakan negara yang dibuat oleh Belanda dan terpisah dari NKRI.
Tepatnya setelah Konferensi Meja Bundar (KMB) dimana Belanda menetapkan Ir Soekarno dan Hatta menjadi presiden dan Perdana Menteri RIS. Itu berarti terjadi kekosongan kekuasaan di Republik Indonesia sendiri.
Tokoh Indonesia sudah membaca kelicikan Belanda yang akan menguasai Indonesia jika negeri ini mengalami kekosongan kekuasaan. Akhirnya dipilihlah Assaat sebagai Pemangku Sementara Jabatan Presiden RI. Jika Ia tidak berkuasa, Belanda tentu saja akan dengan mudah untuk menguasai Indonesia.
Akhirnya pada tanggal 15 Agustus 1950 RI dan RIS melebur menjadi Negara Kesatuan Republik Indonesia. Artinya masa jabatan Assaat sebagai presiden RI sekitar sembilan bulan. Kursi kepemimpinan kemudian dikembalikan lagi kepada Ir. Soekarno.
Perjuangan mereka tentu saja tidak bisa dipandang sebelah mata. Jika tidak ada keduanya, mungkin saja kisah Indonesia tidak seperti dalam buku sejarah yang kita baca di sekolah. Sayang, nama keduanya seolah hilang dan tidak diabadikan. Meski jasanya tidak kalah hebat dengan presiden yang memiliki catatan periode lima tahun atau lebih. ***
Sumber : Liputan6.com
ISLAM MASUK KE NUSANTARA SAAT RASULULLAH MASIH HIDUP
Sebuah fakta sejarah menyatakan bahwa, jauh sebelum Nabi Muhammad saw. menerima wahyu, telah terjadi kontak dagang antara para pedagang Cina dan Arab dengan penduduk Nusantara.
Hal ini diperkuat juga dengan pandangan seorang sejarahwan, GR. Tibbetts. “Keadaan ini terjadi karena kepulauan Nusantara telah menjadi tempat persinggahan kapal-kapal pedagang Arab yang akan berlayar ke negeri Cina, sejak abad ke-5 M”.
Selain itu menurut sejumlah pakar sejarah dan arkeolog, jalur perdagangan selatan saat itu sudah ramai. Peta perdagangan menunjukan hubungan erat telah terjalin antara Arab-Nusantara-China.
ISLAM DATANG KE NUSANTARA SEMASA RASULULLAH SAW. BERDA’WAH DENGAN SAHABAT
Berikut ini beberapa fakta sejarah yang menyatakan bahwa, Islam telah masuk ke Nusantara pada masa Rasulullah saw. dan para sahabat masih hidup:
1. Sekitar tahun 625 M telah ada sebuah perkampungan Arab-Islam di Barus, pesisir Sumatera, menurut sebuah literatur kuno Tiongkok.
Bersamaan dengan 9 tahun Rasulullah memproklamirkan da’wah Islam secara terbuka.
2. Dalam catatan lainnya dikatakan bahwa, para pedagang Arab-Islam yang datang ke Nusantara adalah se-generasi dengan Ali bin Abi Thalib ra.
3. Saat itu, orang-orang Arab disebut Ta Shih, sedang Amirul Mu’minin disebut sebagai Tan mi mo ni’.
Dalam literatur kuno asal Tiongkok tersebut, disebutkan bahwa seorang duta Tan mi mo ni’, utusan Khalifah Utsman bin Affan ra. (644-656 M), telah datang ke pesisir pantai Sumatera, pada tahun 31 H (651 M). Mereka telah mendirikan Daulah Islamiyah yang telah tiga kali berganti kepemimpinan.
Peristiwa ini hanya berselang 20 tahun setelah Rasulullah wafat (632 M).
4. Prof. Hamka dalam bukunya, ”Sejarah Umat Islam” mengungkapkan bahwa, pada tahun 674-675 M, Muawiyah bin Abu Sofyan ra., salah satu sahabat Rasulullah, telah diam-diam tiba di Pulau Jawa. Ia menyamar sebagai pedagang di Kerajaan Kalingga. Pendiri Daulat Umayyah ini juga menyelidiki kondisi tanah Jawa kala itu.
Jadi, bisa dibilang Islam telah merambah tanah Jawa, di awal perhitungan hijriah.
ISLAM DI NUSANTARA SEBELUM ABAD 7 MASEHI
”Saat Tarumanegara di Jawa Barat baru berdiri tahun 400-an M; kemudian di Sumatera, agama Budha baru menyebar pada tahun 425 M yang mencapai kejayaan pada masa Kerajaan Sriwijaya; Islam telah ada di bumi Nusantara”, sebagaimana diungkapkan Peter Bellwood, Reader in Archaeology di Australia National University.
BARUS (Fansur), Kampung Islam I di Nusantara.
Fakta berikut ini, menunjukkan bahwa Kampung Barus yang terletak antara kota Singkil dan Sibolga, sekitar 414 kilometer selatan Medan merupakan Kampung Islam I di Nusantara:
1. Sebuah peta kuno yang dibuat oleh Claudius Ptolomeus, salah seorang Gubernur Kerajaan Yunani yang berpusat di Alexandria, Mesir, pada abad ke-2 Masehi, menyebutkan bahwa di pesisir barat Sumatera terdapat sebuah bandar niaga bernama Barousai (Barus) yang dikenal menghasilkan wewangian dari KAPUR BARUS (Kamper).
2. Dalam buku ”Nuchbatuddar” karya Addimasqi, Barus dikenal sebagai daerah awal masuknya agama Islam di Nusantara sekitar abad ke-7 Masehi.
3. Prof. Dr. HAMKA dalam bukunya juga menulis bahwa, seorang pencatat sejarah Tiongkok yang mengembara pada tahun 674 M telah menemukan satu kelompok bangsa Arab yang membuat kampung (Barus) dan berdiam di pesisir Barat Sumatera.
4. Diberbagai literatur kuno Arab, India, Tamil, Yunani, Syiria, Armenia dan China, hanya kampung inilah yang namanya sudah disebut-sebut sejak awal Masehi.
5. Ditemukannya sebuah makam kuno di kompleks pemakaman Mahligai, Barus. Pada batu nisan tertulis Syekh Rukunuddin wafat tahun 672 M.
6. Ada juga makam seorang wanita yang bernama Tuhar Amisuri, yang wafat pada 10 Safar (602 M).
Seperti tercantum dalam catatan sejarah bahwa, Kapur Barus yang diolah dari kayu jenis kamper yang saat itu hanya terdapat di hutan Barus, telah di expor ke Mesir, untuk dipergunakan sebagai bahan pembalseman mayat pada zaman kekuasaan Firaun, tepatnya sejak Ramses II atau sekitar 5.000 tahun SM.
ISLAM DI NUSANTARA ABAD 7 MASEHI
Selanjutnya Islam mulai menyebar di Nusantara dengan jalan damai. Beberapa pelaut dan sejarawan telah menorehkan tintanya untuk membuktikan hal ini, seperti:
1. Marcopolo seorang penjelajah maritim Eropa, menyebutkan bahwa pada saat persinggahannya di Pasai tahun 692 H (1292 M), telah banyak orang Arab yang menyebarkan Islam di daerah tersebut.
2. Ibnu Battuthah, pengembara muslim dari Maghribi, menulis, saat ia singgah di Aceh tahun 746 H (1345 M), disana telah tersebar mazhab Syafi'i.
3. Lalu dalam Tarikh Hadramaut tercatat, bahwa migrasi para Muhajirin dari Hadramaut ke Nusantara sebagai yang terbesar sepanjang sejarah Hadramaut.
4. Sejarahwan T.W. Arnold dalam karyanya “The Preaching of Islam” (1968), juga menguatkan temuan bahwa, agama Islam telah dibawa oleh mubaligh-mubaligh Islam asal jazirah Arab ke Nusantara sejak awal abad ke-7 M. Kedatangan agama ini datang dengan jalan damai, tidak seperti para penjelajah bangsa Portugis dan Spanyol, yang datang membawa misi Nasrani, tetapi dengan kekuasaan dan kerakusan.
ISLAM DI NUSANTARA SESUDAH ABAD 7 MASEHI
Dalam fakta selanjutnya, Islam mulai berkembang merata di Nusantara. Tidak hanya di pulau Sumatera saja, namun merambah hingga ke tanah Papua. Beberapa catatan sejarah yang berhasil dikumpulkan, membuktikan peristiwa ini, diantaranya adalah:
1. Laporan sejarah dari negeri Tiongkok, pada tahun 977 M, seorang duta Islam bernama Pu Ali (Abu Ali) diketahui telah mengunjungi negeri Tiongkok mewakili sebuah negeri di Nusantara.
[F. Hirth dan W. W. Rockhill (terj.), Chau Ju Kua, His Work On Chinese and Arab Trade in XII Centuries, St.Petersburg: Paragon Book, 1966, hal. 159].
2. JAWA
a. Adalah pulau kedua yang kemudian menjadi tujuan migrasi para pedagang dan ulama Islam dari Jazirah Arab, Persia, India dan Cina.
b. Islam pesat dan berjaya di pulau ini, berkat para mubaligh Timur Tengah dan para mubaligh dalam organisasi Wali Songo.
c. Setelah runtuhnya Kerajaan Pajajaran Hindu di Jawa Barat, disusul dengan Kerajaan Majapahit di Jawa Timur, Islam terlihat memegang peranan yang sangat dominan. Terbukti dengan lahirnya kesultanan-kesultanan di tanah yang kini termasuk pulau terpadat peduduknya ke 5 didunia. Sebut saja Kesultanan Demak, Kesultanan Mataram Islam, Kesultanan Sumedang Larang, Kesultanan Giri, dan lainnya.
d. Fakta lainnya adalah di daerah Leran, Gresik, Jawa Timur, ditemukan sebuah batu nisan seorang Muslimah bernama Fatimah binti Maimun, 475 H (1082). Penemuan ini membuktikan bahwa Islam telah merambah Jawa Timur di abad ke-11 M
(SQ. Fatini, Islam Comes to Malaysia, Singapura: MS. RI., 1963, hal. 39).
3. NUSA TENGGARA
a. Islam masuk ke Lombok dan Sumbawa, sekitar abad ke-16 M oleh Sunan Prapen (cucu Sunan Giri).
b. Kesultanan Gowa ikut ambil andil dalam syi’ar Islam dikepulauan ini, pada abad ke-17.
c. Di Lombok, orang-orang suku Bugis datang mengajarkan Islam disana. Hingga kini, beberapa kata di suku-suku Lombok banyak kesamaannya dengan bahasa Bugis.
d. Salah satu peninggalan yang ada, adalah bentuk nisan dan tulisan pada sebuah makam kuno di Bima yang mirip seperti makam-makam kuno di Tallo atau di Tamalatte (Gowa).
4. KALIMANTAN
a. Adalah Kesultanan Demak di Jawa yang berhasil meng-Islamkan daerah Banjar sekitar tahun 1550 M. Yang kemudian melahirkan Kerajaan Islam Banjar dengan ulama-ulamanya yang besar, salah satu diantaranya adalah, Syekh Muhammad Arsyad al Banjari.
b. Di Kalimantan Timur, orang yang berjasa meng-Islamkan daerah Kutai, adalah, Abdul Ma’mur Chatib Tunggal (Dato ri Bandang). Ia disertai seorang temannya Tuan Tunggang Parangan, berhasil meyakinkan Putra Mahkota dari Kerajaan Kutai untuk masuk Islam. Peristwa itu diperkirakan terjadi sekitar tahun 1575 M.
c. Lalu, Kesultanan Malaka juga disebut-sebut ikut berjasa dalam syi’ar Islam di pulau terbesar ketiga didunia ini, khususnya di daerah Kalimantan Barat.
5. SULAWESI
a. Untuk pulau Buton dan Salayar, diketahui bahwa, penduduk disana telah menerima pengaruh Islam dari Ternate pada pertengahan abad ke-16 M.
b. Sedangkan di Sulawesi Selatan, penyebaran Islam dimulai saat Raja Gowa I, yang juga Raja Tallo, masuk Islam. Ia masuk Islam pada hari Jum’at, bulan Jumadil Awal 1014 H (22 September 1604 M), saat raja tersebut masih memegang jabatan sebagai Mangkubumi (Pabicarabutta) bernama Mallingkaeng Daeng Njonri Karaeng Katangka.
Selanjutnya ia diberikan gelar Sultan Abdullah Awalul Islam.
Dua tahun kemudian, rakyat Gowa dan Tallo di Islamkan, seperti terbukti dengan diadakannya shalat Jumat bersama di Tallo pada 19 Rajab 1068 H (November 1607 M).
c. Menurut catatan dagang Portugis tahun 1540 M, saat tiba di Sulawesi, tertulis bahwa, di tanah ini sudah bisa ditemui pemukiman Muslim di pulau ini.
d. Datangnya 3 orang ulama dari Minagkabau, bernama Abdul Ma’mur Chatib Tunggal (Dato ri Bandang), Chatib Sulaiman, (Dato ri Pattimang) dan Chatib Bungsu (Dato ri Tiro) yag berhasil mengislamkan para raja Kerajaan Gowa, dengan Makassar sebagai ibu negeri, saat itu.
e. Pusat-pusat da’wah yang kemudian dibangun oleh Kerajaan Gowa, berhasil melanjutkan misi Islam ke wilayah lain, seperti; Kesultanan Bugis, Wajo Sopeng, Sidenreng, Tanette, Luwu dan Paloppo.
6. MALUKU
a. Untuk pulau Ternate, Tidore, Bacan dan Halmahera, mengenal Islam dari Kesultanan Giri di Gresik, Jawa Timur, sekitar abad ke-14 M.
b. Di Ternate, adalah Kesultanan Ternate yang merupakan kerajaan terbesar dan termasyur di kepulauan Maluku. Dimana Islam telah masuk ke wilayah ini pada tahun 1440 M.
Saat Portugis mengunjungi Ternate pada tahun 1512 M, mereka menemui sultan Ternate yang adalah seorang Muslim, yakni Bayang Ullah.
c. Sedangkan di Tidore, yang wilayah teritorialnya cukup luas meliputi sebagian wilayah Halmahera, pesisir barat kepulauan Papua dan sebagian kepulauan Seram; Islam juga berkembang sangat pesat.
d. Lalu di Bacan, terdapat Kesultanan Bacan. Raja Bacan pertama yang memeluk Islam adalah Raja Zainulabidin yang bersyahadat pada tahun 1521 M.
7. PAPUA
a. Islam telah diperkenalkan di tanah ini berkat bantuan beberapa kesultanan dari kepulauan Maluku.
b. Adalah Kesultanan Bacan yang terbanyak berperan dalam pen-syi’ar-an Islam di pulau terbesar ke-2 didunia ini.
KEBERHASILAN SOSIALISASI ISLAM
Saat pertama kali Islam tiba di Nusantara di abad 1-5 H, pengaruhnya sungguh luwes dan penuh kedamaian. Hal ini dimungkinkan oleh sosialisasi yang diterapkan para pelaut, pedagang dan muhajir, yang dapat diterima penduduk Nusantara saat itu.
Berikut ini beberapa sosialisasi Islam yang berhasil mempengaruhi Nusantara:
1. PERNIKAHAN
Menurut catatan perjalanan Tome Pires, Islam datang dan berkembang karena pengaruh kuat para musafir dari Arab, Persia, Gujarat dan dari daratan Cina.
Melalui berdagang, mereka lalu bersosialisasi dan menikahi wanita-wanita setempat, yang otomatis ikut menganut Islam.
2. PENDIDIKAN AGAMA
Dengan didirikannya pesantren oleh para ulama, membuat penyebaran agama Islam semakin meluas. Dimana setelah keluar dari pesantren para santri tersebut akan kembali ke daerahnya masing-masing dan mengajarkan Islam bagi masyarakat ditempatnya.
3. TASAWUF
Selanjutnya sekitar abad ke-5 H, para musafir yang Sufi, ikut menambah warna dalam penyebaran Islam di Nusantara. Terbukti dengan ditemukannya peninggalan tulisan-tulisan antara abad ke-13-ke-18 M.
4. SENI
Kulturisasi Islam juga hadir dalam bentuk seni, seperti seni bagunan dan seni pahat (ukir); seni musik dan seni wayang; serta seni sastra.
a. Seni Bangunan dan Seni Pahat (ukir)
Hal ini dapat terlihat pada beberapa mesjid kuno yang hingga kini masih kokoh berdiri. Seni bangunannya mirip candi, atau bangunan meru kala masa Hindu berjaya.
b. Seni Musik dan Wayang
- Gamelan
Dikenal dengan sebutan ’Sekaten’ yang masih terpelihara di keraton Cirebon dan Yogyakarta. Alat musik ini dibunyikan pada perayaan Grebeg Maulud.
- Wayang
Seorang mubaligh Wali Songo yang berjasa merakyatkan Seni Wayang Islami adalah Sunan Kalijaga. Ia tidak pernah meminta upah saat pertunjukan wayang selain mengucapkan kalimat syahadat.
c. Seni Satra
Dalam beberapa naskah kuno, ditemukan beberapa bentuk huruf, penulisan dan tata bahasa, yang telah berasimilasi antara bahasa Arab, bahasa Sansekerta dengan bahasa daerah setempat. Salah satunya dapat ditemukan dalam Suluk-suluk karya Sunan Bonang (Syekh Maulana Makdum Ibrahim).
5. PERAN ORGANISASI WALI SONGO
Kehadiran para mubaligh dari Wali Songo, ikut menambah kepesatan Islam masuk kedalam kehidupan masyarakat Nusantara. Sebut saja Sunan Ampel (Raden Rahmat), pendiri pesantren di Ampel Denta, Surabaya. Lalu Sunan Giri, yang pesantrennya terkenal hingga ke Maluku, terutama dari daerah Hitu.
6. PERAN MUBALIGH MINANGKABAU
Pada abad ke-14 M dan sesudahnya Islam telah berkembang dari daerah barat (Sumatra dan Jawa) ke daerah timur (Kalimantan, Sulawesi, Nusatenggara). Hal ini tidak lepas dari peranan para mubaligh Minangkabau, seperti; Khatib Dayan, Dato ri Bandang dan Dato Sulaiman.
DAFTAR KEPUSTAKAAN
1. Prof.Dr. Slamet Muljana, ”Runtuhnya Kerajaan Hindu-Jawa dan Timbulnya Negara-Negara Islam di Nusantara”. Yogyakarta: LkiS Yogyakarta, 2005.
2. Prof.Dr. Hasan Muarif Ambary, “Menemukan Peradaban Jejak Arkeologis DanHistoris Islam Indonesia”. Jakarta: Logos Wacana Ilmu. 1998.
3. Suwedi Montan, “Perbedaan Pendapat Di Sekitar Kedatangan Agama Islam Di Indonesia”. Puslit Arkernas: Berkala Arkeologi Edisi Khusus. 1994.
4. Marwati Djoenoed Poesponegoro, dkk., “Sejarah Nasional Indonesia III”. Jakarta: Balai Pustaka.
5. Stokhof WAL., dkk. 1993, “Beberapa Kajian Indonesia dan Islam”. Jakarta: INIS. 1990.
6. Uka Tjandrasasmita, 1985. “The Arrival and Expansion of Islam In Indonesia Relating To Souheast Asia”. Jakarta: Masagung Foundation.
Sumber : Facebook Berbagi Ilmu Indah
Arti Qanaah adalah suatu sikap yang rela menerima dan selalu merasa cukup dengan hasil yang sudah diusahakan serta menjauhkan diri dari rasa tidak puas juga perasaan kurang. Dan seseorang bisa disebut bersifat qonaah apabila memiliki pendirian dengan apa yang telah diperoleh atau bersyukur atas yang ada pada dirinya karena semua adalah kehendak Allah.
Menurut bahasa Arti qanaah adalah merasa cukup. Sedangkan Menurut Istilah Arti qanaah adalah merasa cukup dengan semua yang telah dikaruniakan Allah SWT kepada kita, sehingga kita mampu menjauhkan diri dari sifat tamak, karena semua rezeki yang kita dapatkan sudah menjadi ketentuan dari Allah SWT.
Arti Qanaah merupakan rasa keikhlasan diri untuk menerima apa adanya. Atau bisa diartikan sebagai kerelaan hati menerima semua yang telah diberikan oleh Allah serta merasa cukup dengan apa yang telah dimiliki. Maksud Qanaah disini ini adalah sikap menjauhkan diri dari sikap yang merasa tidak puas terhadap apa yang telah dimiliki. Rela menerima apa adanya, bukan berarti bermalas-malasan atau tidak mau berusaha, akan tetapi kita tetap harus berusaha untuk meningkatkan kesejahteraan hidup.
Qanaah itu mengandung lima hal, yaitu :
- Menerima dengan rela apa yang telah dimiliki.
- Berusaha dan memohon kepada Allah untuk mendapatkan yang lebih baik.
- Menerima dengan sabar dan ikhlas akan ketentuan Allah.
- Bertawakal kepada Allah.
- Tidak terpedaya oleh tipu daya dunia.
Fungsi Qanaah adalah sebagai :
- Stabilisator : jika seorang muslim memiliki sifat qanaah akan selalu berlapang dada, berhati tenteram, merasa kaya, berkecukupan, dan merasa bebas dari sifat tamak dan serakah.
- Dinamisator : yaitu, kekuatan batin untuk mendorong seseorang dalam meraih kemengan dan kejayaan hidup berdasarkan kemandirian dengan tetap memohon kepada karunia ALLAH SWT.
Contoh Perilaku Qanaah :
* Menerima dengan keikhlasan setiap rezeki yang telah diberikan Allah SWT.
* Senantiasa berpikir positif dalam menerima segala ujian dan cobaan, kegagalan dan karunia dari Allah.
* Bekerja keras, berusaha dan selalu optimis.
* Tidak berlebih-lebihan dalam artian tidak membelanjakan harta berlebihan.
Sumber : www.dorar.info
Heboh, Video Koruptor Buron Ungkap Bupati Rohil Mantan Kepala BNK Pecandu Narkoba
Pria mengaku mantan anggota DPRD Rohil, Darwis. (rb/net)
Selasa, 02 Januari 2018 - 07:46 WIB34900000
Sebuah video seorang pria mengaku sebagai mantan Anggota DPRD Rokan Hilir, Darwis, membuat heboh media sosial atas ungkapannya yang menyatakan Bupati Rokan Hilir (Rohil) saat ini Suyatno yang juga mantan Kepala Badan Narkotika Kabupaten (BNK) setempat merupakan pecandu narkoba.
"Bahwa Bupati Rohil adalah pecandu narkoba," kata pria yang mengenakan kacamata itu dengan suara lantang dalam video berdurasi 4.59 menit.
Video tersebut tersebar lewat berbagai akun media sosial, seperti WhattsApp (WA) dan youtube.
Dari penelusuran RiauBook.com, Selasa (2/01/2018), Darwis adalah mantan anggota DPRD Rokan Hilir periode pertama yang pernah ditetapkan sebagai tersangka korupsi bantuan dana APBD Rohil tahun anggaran 2006 untuk yayasan yang dipimpinnya.
Dana yang diduga diselewengkan ketika itu adalah sebanyak Rp600 juta untuk tahap pertama dan Rp100 juta tahap kedua.
Bantuan Rp600 juta itu awalnya akan digunakan bagi pembangunan lokal sekolah, namun ternyata bangunan tersebut tidak ada alias fiktif. Sedangkan bantuan kedua bernilai Rp100 juta sedianya untuk pembelian komputer, juga tidak pernah dilaksanakan oleh Darwis.
Namun informasi dari kejaksaan setempat, sejauh ini Darwis masih menjadi buronan yang telah masuk dalam daftar pencarian orang (DPO) sejak tahun 2011.
Tiba-tiba, lewat video singkatnya, Darwis mengungkap banyak sisi buruk seorang Bupati Rohil Suyatno yang sebelumnya pada 2014 sempat menjabat sebagai Wakil Bupati dan Kepala BNK Rohil.
Dikonformasi terkait video tersebut, Bupati Suyatno yang sebelumnya juga pernah dikabarkan sempat ditangkap dalam kasus narotika itu belum bersedia memberikan tanggapan.
Dalam video itu, peria mengaku juga mantan anggota DPRD Bengkalis ini juga mengungkap dirinya bersama isteri pernah menjadi pencari dana untuk kebutuhan Annas Maamun saat hendak maju menjadi calon Gubernur Riau periode 2014 - 2019.
Ia juga menyinggung, kasus korupsi yang menyeret Annas Maamun pada awal kepemimpinan Riau adalah bentuk rekayasan dari sejumlah pihak yang ingin merebut tahta kekuasaan.
"Itu pembangunan Riau hanya urak-urakan, dan tender-tender proyek hanya dikuasai oleh keluarga gubernur, Anto Rachman, Juni Rachman, termasuk Bengkalis," kata dia.
Sementara Darwis dalam videonya menyatakan siap untuk bertanggung jawab atas ucapan yang dilontarkan dalam video singkat yang kini menjadi viral warganet. (RB/fzr)
Sumber : riaubook.com
Kerajaan Kerajaan Kecil Di Kabupaten Rokan Hilir
Abdullah / SR
1. Kerajaan Bangko
Sejarah kerajaan bangko Kerajaan rokan ini ialah kerajaan yang baru di kabupaten rokan hilir, dan timbulnya kerajaan ini di karenaka hampir setengah abad tenggelamnya kerajaan pekaitan yang terletak di bagab siapi api. Asal mula berdirinnya kerajaan ini ialah yaitu yang di dirikan oleh ulama asal pasai yang bernama syarif ali dan berdirinya kerajaan ini ± abad XVI. Pada awal XV M ada sebuah negeri yang terletak di muara sungai rokan yang bernama batu hampar, yang menjadi ibu bangko. Disini banyak penduduk yang hidup damai akan tetapi belum seluruhnya menganut agama islam pada waktu itulah datang seorang alim dan warak dari pasai dan mengungsi akibat dari peyerbuan portugis di kerajaan pasai beliau ialah syarif ali yaitu orang yang mendirikan kerajaan, dan konon raja ini ialah keturunan dari sultan malikul saleh. Setelah beliau sampai di batu hampar beliau menetap di batu hampar dan pada ahirnya ia meyebarkan ajaran ajaran agama islam pada penduduk negri bangko.
Hutan tanah sepanjang sungai bangko di bagi bagi mulai dari muara hulu di serahkan kepada siapa yang menjadi pucuk atau kepala negeri mangkanya segala hasil di puulangkan kepada kepala negeri, sedangkan kepala induk di serahkan kepada hutan hutan tanah negri bangko yang terbagi atas tujuh mulai dari sarang lang sebelah hulu sampai ke ujung simbur berbatasan dengan hutan tanah datuk laksemana bukit batu. Begitulah syarif ali mengatur dengan baik hingga kepada harta soko dan benda pusaka di serahkan kepada Dewa Pahlawan sebagai kepala negeri, seteloah beliau mengatur negri dan adat kemudian di serahkan kepada anak anak nya maka beliau tinggal beribadah aja lagi karena ia di kenal alim dan di sebut datuk batu hampar[1].
2. Kerajaan sintong
Kerajaan sintong berada di hulu sungai sintong kira kira satu kilometer dari muara sungai sintong yang bermuara di sungai rokan tidak bayak catatan tentang kerajaan ini selain catatan lisan ada sebuah situs penting dari kerajaan ini sebuah candi yang dapat di gali kebenarannya secara arkeologi namun demikian setelah candi itu di telusuri namun keadaan candi ini sudah sangat rusak dan tidak memungkinkan untuk rekontruksi. Menurut cerita lisan masyarakat setempat situs itu tempat ibadah nenek moyang masyarakat sintong sebelum islam masuk yang datang dari pasai.
Kerusakan bermula pada jaman penjajahan belanda situs ini di gali mastyarakat karena di anggap meyimpan benda berharga berupa harta karun seperti emas intan perak dan batu batu permata yang mahal. Keadaan ini memburuk ketika ada pembangunan mesjid dan di ambil lah batu batu yang ada di candi sintong. Selain situs agama masyarakat sintong masa lalu ada lagi yang menarik yaitu kecantikan putri sintong.
3. Kerajaan pekaitan
Pada abad ke XV sesudah pudarnya kerajaan rokan pertama di kota lama, maka berdiripula lah kerajaan rokan bernama kerajaan pekaitan yang mengambil nama negri itu, yaitu negri pekaitan.raja bergelar yang dipertuan besar sungai daun,namannya asri raja kunto. Letaknya di seberang bagan siapi api di barat daya kampung sungai besar sekarang. Di peta, letaknya di daratan kampung sungai besar, kira kira 5 km dari pinggir muara sungai rokan, dan berhadapan langsung dengan selat malaka. Rajanya terkenal sebagai seorang yang senantiasa ingin bersenang senang dengan rakyatnya, seperti mengadakan pesta jamuan makan sampai 40 hari,40 malam dengan bermacam macam permainan, seperti silat, tari, main catur,dan sebagainya.
Ibu kota kerajaan ini namannya pekaitan. Menurut cerita,k kota pekaitan ini sengat luas dan ramai. Mulai dari pekaitan sampai di siarang arang. Melukiskan ,bumbungan rumah penduduk taut betaut dan sambung meyambung,sehinnga kucing takperlu berjalan di atas tanah cukup berjalan di atas atap dan prabung rumah penduduk mulai dari pekaitan sampai di siarang arang. Kalau di hitung, panjang kota pekaitan kira kira 25 km. Keadaan penduduknya makmur dengan bermacam macam mata pencarian seperti bertani berlayar ke pulau pinag membawa atap dari daun nipa menangkap niakn laut, dan ikan sungai atau danau, mencari rotan damar dan sebagainya.
Pada zaman itu rajannya sangat adil dan pemurah. Pelabuhannya sangat ramai di singgahi kapal layar dan tongkang tongkang yang berdatangan dari pelabuhan pasai dan malaka. Cerita kebesaran pelabuhan pekaitan ini dapat di sandingkan dengan kebesaran pelabuhan pasai dan malaka yang tersohor itu. Seperti halnya pelabuhan pasai dan malaka, cerita kebesaran pelabuhan pekaitan dapat di sandingkan dengan kebesaran pelabuhan pasai dan malaka yang tersohor itu. Selain itnu juga dapat di singgahi oleh orang portugis dan dari negara eropa lainnya india juga bahkan tiongkok.mereka datang mengisi air minum dan membeli hasil bumi dari tanah kerajaan pekaitan.
Dari ke pekaitan ini negara eropa dan orang orang eropa langsung ke malaka dan ke jawa makasar dan sebaliknya. Untuk menjaga dan memungut cukai yang ada di sungai daun. Ialah yaitu dengan gelar datuk syahbandar gelar ini masih ada di kalangan penduduk rokan dan tambusai dan rambah.
Kerajaan ini di tata pemerintahannya dengan baik jalan jalan baik dengan dermaga di bangun dengan baik. Pada tiap tiap tahunya di adakan pacuan kuda.uda pemuda di perintah kan belajar memacu kuda dan berlatih mengunakan tombak dan keris, terutama bagi kalangan anak raja raja di lingkungan istana. Rakyat di latih menggunakan senjata seperti, tombak,keris pedang dan lelo atau meriam.pertahanan kerajaan di perkuat dengan memperbayak hulubalang para hulubalang ini di pimpin oleh seorang panglima. Panglimannya bergelar panglimanayan dan salah seorang hulubalangnya yang termasuk datuk penjarang.
Panglima nayan sangat terkenal namanya hingga sekarang,dan ia mempunyai cerita sendiri di kalangan rakyat. Tentang kegagahan melawan portugis , dapat pula di sandingkan dengan lanksamana hangtuah yang termashur di malaka.ceritanya konon,panglima nayan ini sanggup melompat setinggi 3 depan 2 hasta, tebal kulitnya setebal kulit gajah, kebal tahan besi tajam,badannya tinggi tegap,kulitnya hitam legam. Pada jaman portugis, nama panglima nayan ini sangat terkenal dan di takuti oleh peringgi yaitu sebutan portugis di rokan. Begitu pulalah dengan datuk penjarang, hulubalang kerajaan rokan ini badannya tinggi , berkulit kuning, alismata seumpama bulan sabit, dan dadanya berbulu. Budi bahassannya sangat halus pembicaraan ya menawan hati bagi siapa yang mendengarkan pasti hatinya tenang. Kekuatannya sangat luar biasa bila di perintah oleh yang tuan untuk sesuatu keperluan di tempat lain, dengan memakai perahu yang bernama seludang pinang, ia segera menunaikan perintah dan berjalan dengan perahunya[2].
4. Kerajaan kubu
Kerajaan kubu merupakan kerajaan atau daerah yang ada di kabupaten rokan hilir. Menurut sejarah kubu kerajaan ini di dirikan tahun 1667 – 1084 H tuanku raja hitam ialah adalah seorang bangsawan negri rawo atau negeri rawa, sumatra barat. Tuanku raja hitam datang kedauereah ini di dampingi para penasehat dan para pembantunnya, yakni datuk penghulu musa datuk merah pelangi dan datuk kecil. Di samping itu, dalam rombongan tuanku raja hiam, terdapat tiga orang hulubalang, yaitu panglima sati, panglima sutan kalingo, dan panglima hundero. Pada waktu tuanku raja hitam dantang di kubu waktu itu namannya sungai baung. Tuanku raja hitam mendirikan pemukiman yang akan menjadi sebuah negeri yang di berinama KUBU. Tuanku raja hitan di nobatkan menjadi raja di negeri itu.
Pada tahun 1679, suatu rombongan dari johor datang ke kubu. Rombongan inilah yang di sebut PUAK HAMBA RAJA. Dengan kepala suku bernama datuk gafar, dalam rombongan itu, turut pula beberapa petinggi seperti datuk latih panglima kedono, datuk abdullah dan datuk aman.- datuk gafar ini pandai di bidang atsministrasi negara. Kemudian menjadi bean tuanku raja hitam, anaknya tunriti menikah dengan anak tuanku raja hitam bernama megat mahkota atau mogek nekoto. Berselang beberapa saat, datuk gafar di angkat menjadi datuk bendahara. Magkin lama kubu semangkin ramai, hasil hutan merimpah luah, perdagangan erjalin dengan negeri lain, seperti batu bara, atau sumut siak dan lainnya. Tuanku raja hitam wafat pada tahun 1708 digantikan dengan anaknya mogegmekoto dengan gelar raja megat mahkota. Sementara datuk gafar meninggal pada 1710. Pada tahun 1730, negeri ini pertama sekali bergabung dengan siak sriindra pura. Kerajaan ini kubu ini naik hingga lahirnya kenegaraan republik indonesia. Pada era kemerdekaan, kubu berubah menjadi status kecamatan di kabupaten bengkalis dan kini masuk wilayah kabupaten rokan hilir yang baru di mekarkan berdasarkan uu 53 tahun 1999. Data mengenai eksistensi kerajaan kubu lebih jelas di bandingkan kerajaan lain. Ada peninggalan berupa manuskrif, mengenai berdiri dan pertumbuhan ini yang di tulis SUKU HAMBA RAJA. Yang mendiami daerah iu yang di beri judul sejarah negri kubu di lampiran naskah hukum negreri kubu yang berisikan aturan aturan tentang hak dan kewajiban wargannya. Itulah sejarah dari negeri kubu[3].
Kehidupan masyarakat yang ada di kerajaan kerajaan yang ada di kabupaten rokan hilir sangat membaik karena raja raja yang ada di kerajaan ini sangat piawan dalam melakukan tindakan.
Dan Kubu adalah salah satu kota terpencil yang berada di Kabupaten Rokan Hilir Provinsi Riau, karena letak dan jalan yang rusak sehingga tidak memungkinkannya sarana pendidikan yang bermutu, tempat ini sangat jauh dari keramaian hiruk pikuk kota, tempat ini sangat tertinggal entah siapa yang mau disalahkan pemerintah atau penduduk yang tidak memperdulikan tempat tinggalnya, pembangunan harus dibarengi dengan pembangunan dalam pendidikan. Bilamana hal ini tidak sejalan maka akan terjadi ketimpangan antara laju pertumbuhan ekonomi dengan keadaan pendidikan yang ada.
Penduduk Kubu terutama hidup sebagai nelayan, sebagian besar penduduk berpendidikan rendah yakni hanya mengenyam pendidikan sampai tingkat sekolah dasar, sebagian lagi pendudukan sebagai pedagang atau buruh atau pegawai negeri atau peteni. Sisi lain permasalahan yang dihadapi nelayan, pedagang, bruh dan petani rata-rata tingkat pendidikan mereka pada umumnya rendah dan ketrampilan terbatas, sehingga mereka tidak mempunyai alternative pekerjaan lain selain sector perikanan, perdagangan, pertanian dan menjadi buruh apalagi semakin hari kehidupan ekonomi khususnya mayoritas nelayan dikalahkan oleh nelayan besar yang menggunakan teknologi modern dengan meningkatkan efesiensi penggunaan teknologi modern mengakibatkan penurunan produksi bagi nelayan kecil dari waktu ke waktu semakin bertambahnya armada penangkapan yang beroperasi diperairan, keadaan ini memberikan indikasi bahwa kehidupan nelayan semakin keras persaingannya, sehingga memiliki potensi terlemah.
Kondisi ekonomi nelayan diperparah dengan maraknya pencurian ikan yang dilakukan nelayan luar, kenaikan BBM tahun lalu sehingga biaya yang dikeluarkan semakin besar yang meliputi pembelian alat-alat dan biaya operasional keadaan ekonomi nelayan yang serba susah menyebabkan terjadinya perpindahan nelayan kedaerah baru, membuat kubu kurang dikenal lagi[4].
Permasalahan yang muncul yang dihadapi penduduk dan pemerintah kubu saat ini adalah :
- Kondisi ekonomi nelayan, pedagang, buruh dan petani yang tidakmemungkinkannya untuk menyekolahkan anak mereka, walaupun sebagian dari mereka tumbuh kesadaran untuk menyekolahkan anaknya, namun selalu terdapat benturan antara pemenuhan kebutuhan primer, terutama pangan, dengan keinginan untuk memperoleh pendidikan
- Sebagian mereka sudah merasa cukup puas apabila sudah bisa membaca dan menulis, sehingga rata-rata tingkat pendidikan mereka hanya tamat sekolah dasar. Pendidikan bagi mereka bukan suatu hal yang harus diperjuangkan, karena lapangan pekerjaan yang tersedia hanya perikanan atau pedagang, buruh dan petani yang tidak mensyaratkan pendidikan tertentu, terutama bagi anak-anaknya yang harus membantu orang tuanya karena penghasilan orang tuanya semakin merosot, sehingga mau tidak mau mereka harus berusaha disektor perikanan yang semakin terpuruk, sebagai pedagang, buruh dan petani dengan cucuran keringat mereka sendiri untuk bertahan hidup
- Mereka tidak yakin bahwa pendidikan yang lebih tinggi akan menjamin pekerjaan yang lebih baik bila dibandingkan dengan sector perikanan, pedagang, buruh, dan petani
- Pada umumnya sarana pendidikan yang tersedia dengan fasilitas gedung serta peralatan cukup memadai tetapi kurang dalam dukungan Guru yang professional [5].
DAFTAR PUSTAKA
[1] Elmustian,2005,identifikasi kebudayaan tradisional kabupaten rokan hilir,dinas pariwisata seni budaya dan olahraga kabupaten rokan hilir,bagansiapiapi.
[2] Hery Suryadi,2008, Gerakan Riau Merdeka: Menggugat Sentralisme Kekuasaan Yang Berlebihan,Alaf Riau.
[3] Nonim, tanpa tahun,sejarah negri kubu, ( dokumentasi sudirno mahyudin)
[4] Suwardi Mohammad Saumin, 2008, Peranan Budaya Melalu Dalam Memproleh Identitas Dan Jati Diri Bangsa, Universitas Michigan.
[5] http://sapbro.blogspot.co.id/2015/05/sejarah-kabupaten-rokan-hilir.html
Sumber : wartasejarah.blogspot.co.id
Oleh : WIWIK SETIAWAN
Hingga saat ini bangsa Indonesia hanya mengenal tujuh presiden yang pernah memimpin NKRI. Masyarakat pastinya fasih ketika harus menghapal ketujuh nama presiden, mulai dari Ir Soekarno hingga sekarang presiden Joko Widodo. Namun tahu kah anda bahwa ternyata ada dua nama lagi yang pernah menjabat negeri ini? Mereka luput dan terlupakan dari sejarah, bahkan tidak banyak yang mengenalnya.
Adalah Sjafruddin Prawiranegara dan Mr. Assaat yang pernah memimpin Indonesia pada masa-masa genting. Sayang, usia memimpin yang relatif singkat membuat nama kedua tokoh ini tidak dikenal. Padahal tanpa mereka, Indonesia bisa saja direbut kembali oleh penjajah karena kondisi pemerintahan dalam keadaaan kosong. Siapa sebenarnya mereka dan bagaimana perjalanan dalam memimpin Indonesia? Berikut ulasannya.
Kisah Sjafruddin Prawiranegara dan Assaat yang terlupakan
Sjafruddin Prawiranegara memimpin saat Presiden Soekarno dan Mohd Hatta di asingkan oleh Belanda pada Agresi Militer Belanda kedua. Saat itu Belanda habis-habisan menggempur Yogyakrta. Selain dua tokoh nasional tersebut, Belanda juga menangkap pemimpin Indonesia lainnya untuk di asingkan ke Pulau Bangka. Belanda menyiarkan kabar bahwa Indonesia sudah bubar, karena pemimpin-pemimpinnya sudah mereka tawan.
Beruntung Sjafruddin Prawiranegara yang saat itu menjabat sebagai Menteri Kemakmuran sedang berada di Bukittinggi, Sumatra Barat sehingga terhindar dari pengasingan. Ia lantas mengusulkan untuk pembentukan pemerintahan darurat demi meneruskan pemerintahan RI. Hal ini senada dengan telegraf yang dikirmkan Ir Soekarno yang memberi kuasa kepada Sjafruddin Prawiranegara untuk memimpin pemerintahan.
Ia kemudian menggelar rapat pada 19 Desember 1948 yang bertempat di sebuah rumah dekat Ngarai Sianok Bukittinggi. Rapat tersebut dihadiri oleh Gubernur Sumatra Mr. T.M. Hasan yang langsung menyetujui pembentukan suatu Pemerintah Darurat Republik Indonesia (PDRI). Hal ini semata-mata dilakukan demi NKRI agar tidak mengalami kekosongan kekuasaan.
Akhirnya pada 22 Desember 1948, PDRI diproklamirkan dan Sjafruddin menjadi pemimpinnya. Ia dibantu oleh kabinetnya diantaranya T.M. Hasan, S.M. Rasjid, Lukman Hakim, Ir. Mananti Sitompul, Ir. Indracahya, dan Marjono Danubroto. Sementara Jenderal Sudirman tetap menjadi Panglima Besar Angkatan Perang.
PDRI saat itu menjadi satu-satunya musuh Belanda. Semua tokoh-tokohnya terus bergerak mengusir penjajah. Bahkan hingga sampai harus bermalam di hutan rimba untuk menghindakan diri dari serangan. Rombongan ini kerap tidur di semak belukar di pinggiran sungai Batanghari dan kekurangan pasokan bahan makanan. Namun hal tersebut tidak menyurutkan semangat pahlawan untuk mempertahankan kemerdekaan.
Perjuangan mereka ternyata membuahkan hasil. Pada pertengahan tahun 1949, posisi Belanda semakin terjepit karena agresi besar-besaran yang diluncurkan ke Indonesia mendapat kecaman internasional. Mereka tidak pernah berkuasa penuh dan akhirnya memilih berunding dengan utusan Soekarno-Hatta yang saat itu masih berstatus tawanan.
Akhirnya perundingan menghasilkan Perjanjian Roem-Royen. Setelah perjanjian ini Sjafruddin kemudian mengembalikan pemerintahan kembali kepada Ir Soekarno pada 13 Juli 1949. Ini berarti masanya menjabat sebagai presiden selama kurang lebih delapan bulan untuk melanjutkan eksistensi Republik Indonesia.
Sementara itu Mr. Assaat pernah menjadi pemimpin Indonesia saat Indonesia mengalami gejolak yang sama. Tepatnya pada tahun 1949 Ia terpilih menjadi presiden saat republik ini menjadi bagian dari Republik Indonesia Serikat (RIS). RIS merupakan negara yang dibuat oleh Belanda dan terpisah dari NKRI.
Tepatnya setelah Konferensi Meja Bundar (KMB) dimana Belanda menetapkan Ir Soekarno dan Hatta menjadi presiden dan Perdana Menteri RIS. Itu berarti terjadi kekosongan kekuasaan di Republik Indonesia sendiri.
Tokoh Indonesia sudah membaca kelicikan Belanda yang akan menguasai Indonesia jika negeri ini mengalami kekosongan kekuasaan. Akhirnya dipilihlah Assaat sebagai Pemangku Sementara Jabatan Presiden RI. Jika Ia tidak berkuasa, Belanda tentu saja akan dengan mudah untuk menguasai Indonesia.
Akhirnya pada tanggal 15 Agustus 1950 RI dan RIS melebur menjadi Negara Kesatuan Republik Indonesia. Artinya masa jabatan Assaat sebagai presiden RI sekitar sembilan bulan. Kursi kepemimpinan kemudian dikembalikan lagi kepada Ir. Soekarno.
Perjuangan mereka tentu saja tidak bisa dipandang sebelah mata. Jika tidak ada keduanya, mungkin saja kisah Indonesia tidak seperti dalam buku sejarah yang kita baca di sekolah. Sayang, nama keduanya seolah hilang dan tidak diabadikan. Meski jasanya tidak kalah hebat dengan presiden yang memiliki catatan periode lima tahun atau lebih. ***
Sumber : Liputan6.com
Adalah Sjafruddin Prawiranegara dan Mr. Assaat yang pernah memimpin Indonesia pada masa-masa genting. Sayang, usia memimpin yang relatif singkat membuat nama kedua tokoh ini tidak dikenal. Padahal tanpa mereka, Indonesia bisa saja direbut kembali oleh penjajah karena kondisi pemerintahan dalam keadaaan kosong. Siapa sebenarnya mereka dan bagaimana perjalanan dalam memimpin Indonesia? Berikut ulasannya.
Sjafruddin Prawiranegara memimpin saat Presiden Soekarno dan Mohd Hatta di asingkan oleh Belanda pada Agresi Militer Belanda kedua. Saat itu Belanda habis-habisan menggempur Yogyakrta. Selain dua tokoh nasional tersebut, Belanda juga menangkap pemimpin Indonesia lainnya untuk di asingkan ke Pulau Bangka. Belanda menyiarkan kabar bahwa Indonesia sudah bubar, karena pemimpin-pemimpinnya sudah mereka tawan.
Beruntung Sjafruddin Prawiranegara yang saat itu menjabat sebagai Menteri Kemakmuran sedang berada di Bukittinggi, Sumatra Barat sehingga terhindar dari pengasingan. Ia lantas mengusulkan untuk pembentukan pemerintahan darurat demi meneruskan pemerintahan RI. Hal ini senada dengan telegraf yang dikirmkan Ir Soekarno yang memberi kuasa kepada Sjafruddin Prawiranegara untuk memimpin pemerintahan.
Ia kemudian menggelar rapat pada 19 Desember 1948 yang bertempat di sebuah rumah dekat Ngarai Sianok Bukittinggi. Rapat tersebut dihadiri oleh Gubernur Sumatra Mr. T.M. Hasan yang langsung menyetujui pembentukan suatu Pemerintah Darurat Republik Indonesia (PDRI). Hal ini semata-mata dilakukan demi NKRI agar tidak mengalami kekosongan kekuasaan.
Akhirnya pada 22 Desember 1948, PDRI diproklamirkan dan Sjafruddin menjadi pemimpinnya. Ia dibantu oleh kabinetnya diantaranya T.M. Hasan, S.M. Rasjid, Lukman Hakim, Ir. Mananti Sitompul, Ir. Indracahya, dan Marjono Danubroto. Sementara Jenderal Sudirman tetap menjadi Panglima Besar Angkatan Perang.
PDRI saat itu menjadi satu-satunya musuh Belanda. Semua tokoh-tokohnya terus bergerak mengusir penjajah. Bahkan hingga sampai harus bermalam di hutan rimba untuk menghindakan diri dari serangan. Rombongan ini kerap tidur di semak belukar di pinggiran sungai Batanghari dan kekurangan pasokan bahan makanan. Namun hal tersebut tidak menyurutkan semangat pahlawan untuk mempertahankan kemerdekaan.
Perjuangan mereka ternyata membuahkan hasil. Pada pertengahan tahun 1949, posisi Belanda semakin terjepit karena agresi besar-besaran yang diluncurkan ke Indonesia mendapat kecaman internasional. Mereka tidak pernah berkuasa penuh dan akhirnya memilih berunding dengan utusan Soekarno-Hatta yang saat itu masih berstatus tawanan.
Akhirnya perundingan menghasilkan Perjanjian Roem-Royen. Setelah perjanjian ini Sjafruddin kemudian mengembalikan pemerintahan kembali kepada Ir Soekarno pada 13 Juli 1949. Ini berarti masanya menjabat sebagai presiden selama kurang lebih delapan bulan untuk melanjutkan eksistensi Republik Indonesia.
Sementara itu Mr. Assaat pernah menjadi pemimpin Indonesia saat Indonesia mengalami gejolak yang sama. Tepatnya pada tahun 1949 Ia terpilih menjadi presiden saat republik ini menjadi bagian dari Republik Indonesia Serikat (RIS). RIS merupakan negara yang dibuat oleh Belanda dan terpisah dari NKRI.
Tepatnya setelah Konferensi Meja Bundar (KMB) dimana Belanda menetapkan Ir Soekarno dan Hatta menjadi presiden dan Perdana Menteri RIS. Itu berarti terjadi kekosongan kekuasaan di Republik Indonesia sendiri.
Tokoh Indonesia sudah membaca kelicikan Belanda yang akan menguasai Indonesia jika negeri ini mengalami kekosongan kekuasaan. Akhirnya dipilihlah Assaat sebagai Pemangku Sementara Jabatan Presiden RI. Jika Ia tidak berkuasa, Belanda tentu saja akan dengan mudah untuk menguasai Indonesia.
Akhirnya pada tanggal 15 Agustus 1950 RI dan RIS melebur menjadi Negara Kesatuan Republik Indonesia. Artinya masa jabatan Assaat sebagai presiden RI sekitar sembilan bulan. Kursi kepemimpinan kemudian dikembalikan lagi kepada Ir. Soekarno.
Perjuangan mereka tentu saja tidak bisa dipandang sebelah mata. Jika tidak ada keduanya, mungkin saja kisah Indonesia tidak seperti dalam buku sejarah yang kita baca di sekolah. Sayang, nama keduanya seolah hilang dan tidak diabadikan. Meski jasanya tidak kalah hebat dengan presiden yang memiliki catatan periode lima tahun atau lebih. ***
Sumber : Liputan6.com
ISLAM MASUK KE NUSANTARA SAAT RASULULLAH MASIH HIDUP
Sebuah fakta sejarah menyatakan bahwa, jauh sebelum Nabi Muhammad saw. menerima wahyu, telah terjadi kontak dagang antara para pedagang Cina dan Arab dengan penduduk Nusantara.
Hal ini diperkuat juga dengan pandangan seorang sejarahwan, GR. Tibbetts. “Keadaan ini terjadi karena kepulauan Nusantara telah menjadi tempat persinggahan kapal-kapal pedagang Arab yang akan berlayar ke negeri Cina, sejak abad ke-5 M”.
Selain itu menurut sejumlah pakar sejarah dan arkeolog, jalur perdagangan selatan saat itu sudah ramai. Peta perdagangan menunjukan hubungan erat telah terjalin antara Arab-Nusantara-China.
ISLAM DATANG KE NUSANTARA SEMASA RASULULLAH SAW. BERDA’WAH DENGAN SAHABAT
Berikut ini beberapa fakta sejarah yang menyatakan bahwa, Islam telah masuk ke Nusantara pada masa Rasulullah saw. dan para sahabat masih hidup:
1. Sekitar tahun 625 M telah ada sebuah perkampungan Arab-Islam di Barus, pesisir Sumatera, menurut sebuah literatur kuno Tiongkok.
Bersamaan dengan 9 tahun Rasulullah memproklamirkan da’wah Islam secara terbuka.
2. Dalam catatan lainnya dikatakan bahwa, para pedagang Arab-Islam yang datang ke Nusantara adalah se-generasi dengan Ali bin Abi Thalib ra.
3. Saat itu, orang-orang Arab disebut Ta Shih, sedang Amirul Mu’minin disebut sebagai Tan mi mo ni’.
Dalam literatur kuno asal Tiongkok tersebut, disebutkan bahwa seorang duta Tan mi mo ni’, utusan Khalifah Utsman bin Affan ra. (644-656 M), telah datang ke pesisir pantai Sumatera, pada tahun 31 H (651 M). Mereka telah mendirikan Daulah Islamiyah yang telah tiga kali berganti kepemimpinan.
Peristiwa ini hanya berselang 20 tahun setelah Rasulullah wafat (632 M).
4. Prof. Hamka dalam bukunya, ”Sejarah Umat Islam” mengungkapkan bahwa, pada tahun 674-675 M, Muawiyah bin Abu Sofyan ra., salah satu sahabat Rasulullah, telah diam-diam tiba di Pulau Jawa. Ia menyamar sebagai pedagang di Kerajaan Kalingga. Pendiri Daulat Umayyah ini juga menyelidiki kondisi tanah Jawa kala itu.
Jadi, bisa dibilang Islam telah merambah tanah Jawa, di awal perhitungan hijriah.
ISLAM DI NUSANTARA SEBELUM ABAD 7 MASEHI
”Saat Tarumanegara di Jawa Barat baru berdiri tahun 400-an M; kemudian di Sumatera, agama Budha baru menyebar pada tahun 425 M yang mencapai kejayaan pada masa Kerajaan Sriwijaya; Islam telah ada di bumi Nusantara”, sebagaimana diungkapkan Peter Bellwood, Reader in Archaeology di Australia National University.
BARUS (Fansur), Kampung Islam I di Nusantara.
Fakta berikut ini, menunjukkan bahwa Kampung Barus yang terletak antara kota Singkil dan Sibolga, sekitar 414 kilometer selatan Medan merupakan Kampung Islam I di Nusantara:
1. Sebuah peta kuno yang dibuat oleh Claudius Ptolomeus, salah seorang Gubernur Kerajaan Yunani yang berpusat di Alexandria, Mesir, pada abad ke-2 Masehi, menyebutkan bahwa di pesisir barat Sumatera terdapat sebuah bandar niaga bernama Barousai (Barus) yang dikenal menghasilkan wewangian dari KAPUR BARUS (Kamper).
2. Dalam buku ”Nuchbatuddar” karya Addimasqi, Barus dikenal sebagai daerah awal masuknya agama Islam di Nusantara sekitar abad ke-7 Masehi.
3. Prof. Dr. HAMKA dalam bukunya juga menulis bahwa, seorang pencatat sejarah Tiongkok yang mengembara pada tahun 674 M telah menemukan satu kelompok bangsa Arab yang membuat kampung (Barus) dan berdiam di pesisir Barat Sumatera.
4. Diberbagai literatur kuno Arab, India, Tamil, Yunani, Syiria, Armenia dan China, hanya kampung inilah yang namanya sudah disebut-sebut sejak awal Masehi.
5. Ditemukannya sebuah makam kuno di kompleks pemakaman Mahligai, Barus. Pada batu nisan tertulis Syekh Rukunuddin wafat tahun 672 M.
6. Ada juga makam seorang wanita yang bernama Tuhar Amisuri, yang wafat pada 10 Safar (602 M).
Seperti tercantum dalam catatan sejarah bahwa, Kapur Barus yang diolah dari kayu jenis kamper yang saat itu hanya terdapat di hutan Barus, telah di expor ke Mesir, untuk dipergunakan sebagai bahan pembalseman mayat pada zaman kekuasaan Firaun, tepatnya sejak Ramses II atau sekitar 5.000 tahun SM.
ISLAM DI NUSANTARA ABAD 7 MASEHI
Selanjutnya Islam mulai menyebar di Nusantara dengan jalan damai. Beberapa pelaut dan sejarawan telah menorehkan tintanya untuk membuktikan hal ini, seperti:
1. Marcopolo seorang penjelajah maritim Eropa, menyebutkan bahwa pada saat persinggahannya di Pasai tahun 692 H (1292 M), telah banyak orang Arab yang menyebarkan Islam di daerah tersebut.
2. Ibnu Battuthah, pengembara muslim dari Maghribi, menulis, saat ia singgah di Aceh tahun 746 H (1345 M), disana telah tersebar mazhab Syafi'i.
3. Lalu dalam Tarikh Hadramaut tercatat, bahwa migrasi para Muhajirin dari Hadramaut ke Nusantara sebagai yang terbesar sepanjang sejarah Hadramaut.
4. Sejarahwan T.W. Arnold dalam karyanya “The Preaching of Islam” (1968), juga menguatkan temuan bahwa, agama Islam telah dibawa oleh mubaligh-mubaligh Islam asal jazirah Arab ke Nusantara sejak awal abad ke-7 M. Kedatangan agama ini datang dengan jalan damai, tidak seperti para penjelajah bangsa Portugis dan Spanyol, yang datang membawa misi Nasrani, tetapi dengan kekuasaan dan kerakusan.
ISLAM DI NUSANTARA SESUDAH ABAD 7 MASEHI
Dalam fakta selanjutnya, Islam mulai berkembang merata di Nusantara. Tidak hanya di pulau Sumatera saja, namun merambah hingga ke tanah Papua. Beberapa catatan sejarah yang berhasil dikumpulkan, membuktikan peristiwa ini, diantaranya adalah:
1. Laporan sejarah dari negeri Tiongkok, pada tahun 977 M, seorang duta Islam bernama Pu Ali (Abu Ali) diketahui telah mengunjungi negeri Tiongkok mewakili sebuah negeri di Nusantara.
[F. Hirth dan W. W. Rockhill (terj.), Chau Ju Kua, His Work On Chinese and Arab Trade in XII Centuries, St.Petersburg: Paragon Book, 1966, hal. 159].
2. JAWA
a. Adalah pulau kedua yang kemudian menjadi tujuan migrasi para pedagang dan ulama Islam dari Jazirah Arab, Persia, India dan Cina.
b. Islam pesat dan berjaya di pulau ini, berkat para mubaligh Timur Tengah dan para mubaligh dalam organisasi Wali Songo.
c. Setelah runtuhnya Kerajaan Pajajaran Hindu di Jawa Barat, disusul dengan Kerajaan Majapahit di Jawa Timur, Islam terlihat memegang peranan yang sangat dominan. Terbukti dengan lahirnya kesultanan-kesultanan di tanah yang kini termasuk pulau terpadat peduduknya ke 5 didunia. Sebut saja Kesultanan Demak, Kesultanan Mataram Islam, Kesultanan Sumedang Larang, Kesultanan Giri, dan lainnya.
d. Fakta lainnya adalah di daerah Leran, Gresik, Jawa Timur, ditemukan sebuah batu nisan seorang Muslimah bernama Fatimah binti Maimun, 475 H (1082). Penemuan ini membuktikan bahwa Islam telah merambah Jawa Timur di abad ke-11 M
(SQ. Fatini, Islam Comes to Malaysia, Singapura: MS. RI., 1963, hal. 39).
3. NUSA TENGGARA
a. Islam masuk ke Lombok dan Sumbawa, sekitar abad ke-16 M oleh Sunan Prapen (cucu Sunan Giri).
b. Kesultanan Gowa ikut ambil andil dalam syi’ar Islam dikepulauan ini, pada abad ke-17.
c. Di Lombok, orang-orang suku Bugis datang mengajarkan Islam disana. Hingga kini, beberapa kata di suku-suku Lombok banyak kesamaannya dengan bahasa Bugis.
d. Salah satu peninggalan yang ada, adalah bentuk nisan dan tulisan pada sebuah makam kuno di Bima yang mirip seperti makam-makam kuno di Tallo atau di Tamalatte (Gowa).
4. KALIMANTAN
a. Adalah Kesultanan Demak di Jawa yang berhasil meng-Islamkan daerah Banjar sekitar tahun 1550 M. Yang kemudian melahirkan Kerajaan Islam Banjar dengan ulama-ulamanya yang besar, salah satu diantaranya adalah, Syekh Muhammad Arsyad al Banjari.
b. Di Kalimantan Timur, orang yang berjasa meng-Islamkan daerah Kutai, adalah, Abdul Ma’mur Chatib Tunggal (Dato ri Bandang). Ia disertai seorang temannya Tuan Tunggang Parangan, berhasil meyakinkan Putra Mahkota dari Kerajaan Kutai untuk masuk Islam. Peristwa itu diperkirakan terjadi sekitar tahun 1575 M.
c. Lalu, Kesultanan Malaka juga disebut-sebut ikut berjasa dalam syi’ar Islam di pulau terbesar ketiga didunia ini, khususnya di daerah Kalimantan Barat.
5. SULAWESI
a. Untuk pulau Buton dan Salayar, diketahui bahwa, penduduk disana telah menerima pengaruh Islam dari Ternate pada pertengahan abad ke-16 M.
b. Sedangkan di Sulawesi Selatan, penyebaran Islam dimulai saat Raja Gowa I, yang juga Raja Tallo, masuk Islam. Ia masuk Islam pada hari Jum’at, bulan Jumadil Awal 1014 H (22 September 1604 M), saat raja tersebut masih memegang jabatan sebagai Mangkubumi (Pabicarabutta) bernama Mallingkaeng Daeng Njonri Karaeng Katangka.
Selanjutnya ia diberikan gelar Sultan Abdullah Awalul Islam.
Dua tahun kemudian, rakyat Gowa dan Tallo di Islamkan, seperti terbukti dengan diadakannya shalat Jumat bersama di Tallo pada 19 Rajab 1068 H (November 1607 M).
c. Menurut catatan dagang Portugis tahun 1540 M, saat tiba di Sulawesi, tertulis bahwa, di tanah ini sudah bisa ditemui pemukiman Muslim di pulau ini.
d. Datangnya 3 orang ulama dari Minagkabau, bernama Abdul Ma’mur Chatib Tunggal (Dato ri Bandang), Chatib Sulaiman, (Dato ri Pattimang) dan Chatib Bungsu (Dato ri Tiro) yag berhasil mengislamkan para raja Kerajaan Gowa, dengan Makassar sebagai ibu negeri, saat itu.
e. Pusat-pusat da’wah yang kemudian dibangun oleh Kerajaan Gowa, berhasil melanjutkan misi Islam ke wilayah lain, seperti; Kesultanan Bugis, Wajo Sopeng, Sidenreng, Tanette, Luwu dan Paloppo.
6. MALUKU
a. Untuk pulau Ternate, Tidore, Bacan dan Halmahera, mengenal Islam dari Kesultanan Giri di Gresik, Jawa Timur, sekitar abad ke-14 M.
b. Di Ternate, adalah Kesultanan Ternate yang merupakan kerajaan terbesar dan termasyur di kepulauan Maluku. Dimana Islam telah masuk ke wilayah ini pada tahun 1440 M.
Saat Portugis mengunjungi Ternate pada tahun 1512 M, mereka menemui sultan Ternate yang adalah seorang Muslim, yakni Bayang Ullah.
c. Sedangkan di Tidore, yang wilayah teritorialnya cukup luas meliputi sebagian wilayah Halmahera, pesisir barat kepulauan Papua dan sebagian kepulauan Seram; Islam juga berkembang sangat pesat.
d. Lalu di Bacan, terdapat Kesultanan Bacan. Raja Bacan pertama yang memeluk Islam adalah Raja Zainulabidin yang bersyahadat pada tahun 1521 M.
7. PAPUA
a. Islam telah diperkenalkan di tanah ini berkat bantuan beberapa kesultanan dari kepulauan Maluku.
b. Adalah Kesultanan Bacan yang terbanyak berperan dalam pen-syi’ar-an Islam di pulau terbesar ke-2 didunia ini.
KEBERHASILAN SOSIALISASI ISLAM
Saat pertama kali Islam tiba di Nusantara di abad 1-5 H, pengaruhnya sungguh luwes dan penuh kedamaian. Hal ini dimungkinkan oleh sosialisasi yang diterapkan para pelaut, pedagang dan muhajir, yang dapat diterima penduduk Nusantara saat itu.
Berikut ini beberapa sosialisasi Islam yang berhasil mempengaruhi Nusantara:
1. PERNIKAHAN
Menurut catatan perjalanan Tome Pires, Islam datang dan berkembang karena pengaruh kuat para musafir dari Arab, Persia, Gujarat dan dari daratan Cina.
Melalui berdagang, mereka lalu bersosialisasi dan menikahi wanita-wanita setempat, yang otomatis ikut menganut Islam.
2. PENDIDIKAN AGAMA
Dengan didirikannya pesantren oleh para ulama, membuat penyebaran agama Islam semakin meluas. Dimana setelah keluar dari pesantren para santri tersebut akan kembali ke daerahnya masing-masing dan mengajarkan Islam bagi masyarakat ditempatnya.
3. TASAWUF
Selanjutnya sekitar abad ke-5 H, para musafir yang Sufi, ikut menambah warna dalam penyebaran Islam di Nusantara. Terbukti dengan ditemukannya peninggalan tulisan-tulisan antara abad ke-13-ke-18 M.
4. SENI
Kulturisasi Islam juga hadir dalam bentuk seni, seperti seni bagunan dan seni pahat (ukir); seni musik dan seni wayang; serta seni sastra.
a. Seni Bangunan dan Seni Pahat (ukir)
Hal ini dapat terlihat pada beberapa mesjid kuno yang hingga kini masih kokoh berdiri. Seni bangunannya mirip candi, atau bangunan meru kala masa Hindu berjaya.
b. Seni Musik dan Wayang
- Gamelan
Dikenal dengan sebutan ’Sekaten’ yang masih terpelihara di keraton Cirebon dan Yogyakarta. Alat musik ini dibunyikan pada perayaan Grebeg Maulud.
- Wayang
Seorang mubaligh Wali Songo yang berjasa merakyatkan Seni Wayang Islami adalah Sunan Kalijaga. Ia tidak pernah meminta upah saat pertunjukan wayang selain mengucapkan kalimat syahadat.
c. Seni Satra
Dalam beberapa naskah kuno, ditemukan beberapa bentuk huruf, penulisan dan tata bahasa, yang telah berasimilasi antara bahasa Arab, bahasa Sansekerta dengan bahasa daerah setempat. Salah satunya dapat ditemukan dalam Suluk-suluk karya Sunan Bonang (Syekh Maulana Makdum Ibrahim).
5. PERAN ORGANISASI WALI SONGO
Kehadiran para mubaligh dari Wali Songo, ikut menambah kepesatan Islam masuk kedalam kehidupan masyarakat Nusantara. Sebut saja Sunan Ampel (Raden Rahmat), pendiri pesantren di Ampel Denta, Surabaya. Lalu Sunan Giri, yang pesantrennya terkenal hingga ke Maluku, terutama dari daerah Hitu.
6. PERAN MUBALIGH MINANGKABAU
Pada abad ke-14 M dan sesudahnya Islam telah berkembang dari daerah barat (Sumatra dan Jawa) ke daerah timur (Kalimantan, Sulawesi, Nusatenggara). Hal ini tidak lepas dari peranan para mubaligh Minangkabau, seperti; Khatib Dayan, Dato ri Bandang dan Dato Sulaiman.
DAFTAR KEPUSTAKAAN
1. Prof.Dr. Slamet Muljana, ”Runtuhnya Kerajaan Hindu-Jawa dan Timbulnya Negara-Negara Islam di Nusantara”. Yogyakarta: LkiS Yogyakarta, 2005.
2. Prof.Dr. Hasan Muarif Ambary, “Menemukan Peradaban Jejak Arkeologis DanHistoris Islam Indonesia”. Jakarta: Logos Wacana Ilmu. 1998.
3. Suwedi Montan, “Perbedaan Pendapat Di Sekitar Kedatangan Agama Islam Di Indonesia”. Puslit Arkernas: Berkala Arkeologi Edisi Khusus. 1994.
4. Marwati Djoenoed Poesponegoro, dkk., “Sejarah Nasional Indonesia III”. Jakarta: Balai Pustaka.
5. Stokhof WAL., dkk. 1993, “Beberapa Kajian Indonesia dan Islam”. Jakarta: INIS. 1990.
6. Uka Tjandrasasmita, 1985. “The Arrival and Expansion of Islam In Indonesia Relating To Souheast Asia”. Jakarta: Masagung Foundation.
Sumber : Facebook Berbagi Ilmu Indah
Arti Qanaah adalah suatu sikap yang rela menerima dan selalu merasa cukup dengan hasil yang sudah diusahakan serta menjauhkan diri dari rasa tidak puas juga perasaan kurang. Dan seseorang bisa disebut bersifat qonaah apabila memiliki pendirian dengan apa yang telah diperoleh atau bersyukur atas yang ada pada dirinya karena semua adalah kehendak Allah.
Menurut bahasa Arti qanaah adalah merasa cukup. Sedangkan Menurut Istilah Arti qanaah adalah merasa cukup dengan semua yang telah dikaruniakan Allah SWT kepada kita, sehingga kita mampu menjauhkan diri dari sifat tamak, karena semua rezeki yang kita dapatkan sudah menjadi ketentuan dari Allah SWT.
Arti Qanaah merupakan rasa keikhlasan diri untuk menerima apa adanya. Atau bisa diartikan sebagai kerelaan hati menerima semua yang telah diberikan oleh Allah serta merasa cukup dengan apa yang telah dimiliki. Maksud Qanaah disini ini adalah sikap menjauhkan diri dari sikap yang merasa tidak puas terhadap apa yang telah dimiliki. Rela menerima apa adanya, bukan berarti bermalas-malasan atau tidak mau berusaha, akan tetapi kita tetap harus berusaha untuk meningkatkan kesejahteraan hidup.
Qanaah itu mengandung lima hal, yaitu :
- Menerima dengan rela apa yang telah dimiliki.
- Berusaha dan memohon kepada Allah untuk mendapatkan yang lebih baik.
- Menerima dengan sabar dan ikhlas akan ketentuan Allah.
- Bertawakal kepada Allah.
- Tidak terpedaya oleh tipu daya dunia.
Fungsi Qanaah adalah sebagai :
- Stabilisator : jika seorang muslim memiliki sifat qanaah akan selalu berlapang dada, berhati tenteram, merasa kaya, berkecukupan, dan merasa bebas dari sifat tamak dan serakah.
- Dinamisator : yaitu, kekuatan batin untuk mendorong seseorang dalam meraih kemengan dan kejayaan hidup berdasarkan kemandirian dengan tetap memohon kepada karunia ALLAH SWT.
Contoh Perilaku Qanaah :
* Menerima dengan keikhlasan setiap rezeki yang telah diberikan Allah SWT.
* Senantiasa berpikir positif dalam menerima segala ujian dan cobaan, kegagalan dan karunia dari Allah.
* Bekerja keras, berusaha dan selalu optimis.
* Tidak berlebih-lebihan dalam artian tidak membelanjakan harta berlebihan.
Sumber : www.dorar.info
Heboh, Video Koruptor Buron Ungkap Bupati Rohil Mantan Kepala BNK Pecandu Narkoba
Pria mengaku mantan anggota DPRD Rohil, Darwis. (rb/net)
Selasa, 02 Januari 2018 - 07:46 WIB34900000
Sebuah video seorang pria mengaku sebagai mantan Anggota DPRD Rokan Hilir, Darwis, membuat heboh media sosial atas ungkapannya yang menyatakan Bupati Rokan Hilir (Rohil) saat ini Suyatno yang juga mantan Kepala Badan Narkotika Kabupaten (BNK) setempat merupakan pecandu narkoba.
"Bahwa Bupati Rohil adalah pecandu narkoba," kata pria yang mengenakan kacamata itu dengan suara lantang dalam video berdurasi 4.59 menit.
Video tersebut tersebar lewat berbagai akun media sosial, seperti WhattsApp (WA) dan youtube.
Dari penelusuran RiauBook.com, Selasa (2/01/2018), Darwis adalah mantan anggota DPRD Rokan Hilir periode pertama yang pernah ditetapkan sebagai tersangka korupsi bantuan dana APBD Rohil tahun anggaran 2006 untuk yayasan yang dipimpinnya.
Dana yang diduga diselewengkan ketika itu adalah sebanyak Rp600 juta untuk tahap pertama dan Rp100 juta tahap kedua.
Bantuan Rp600 juta itu awalnya akan digunakan bagi pembangunan lokal sekolah, namun ternyata bangunan tersebut tidak ada alias fiktif. Sedangkan bantuan kedua bernilai Rp100 juta sedianya untuk pembelian komputer, juga tidak pernah dilaksanakan oleh Darwis.
Namun informasi dari kejaksaan setempat, sejauh ini Darwis masih menjadi buronan yang telah masuk dalam daftar pencarian orang (DPO) sejak tahun 2011.
Tiba-tiba, lewat video singkatnya, Darwis mengungkap banyak sisi buruk seorang Bupati Rohil Suyatno yang sebelumnya pada 2014 sempat menjabat sebagai Wakil Bupati dan Kepala BNK Rohil.
Dikonformasi terkait video tersebut, Bupati Suyatno yang sebelumnya juga pernah dikabarkan sempat ditangkap dalam kasus narotika itu belum bersedia memberikan tanggapan.
Dalam video itu, peria mengaku juga mantan anggota DPRD Bengkalis ini juga mengungkap dirinya bersama isteri pernah menjadi pencari dana untuk kebutuhan Annas Maamun saat hendak maju menjadi calon Gubernur Riau periode 2014 - 2019.
Ia juga menyinggung, kasus korupsi yang menyeret Annas Maamun pada awal kepemimpinan Riau adalah bentuk rekayasan dari sejumlah pihak yang ingin merebut tahta kekuasaan.
"Itu pembangunan Riau hanya urak-urakan, dan tender-tender proyek hanya dikuasai oleh keluarga gubernur, Anto Rachman, Juni Rachman, termasuk Bengkalis," kata dia.
Sementara Darwis dalam videonya menyatakan siap untuk bertanggung jawab atas ucapan yang dilontarkan dalam video singkat yang kini menjadi viral warganet. (RB/fzr)
Sumber : riaubook.com
Kerajaan Kerajaan Kecil Di Kabupaten Rokan Hilir
Abdullah / SR
1. Kerajaan Bangko
Sejarah kerajaan bangko Kerajaan rokan ini ialah kerajaan yang baru di kabupaten rokan hilir, dan timbulnya kerajaan ini di karenaka hampir setengah abad tenggelamnya kerajaan pekaitan yang terletak di bagab siapi api. Asal mula berdirinnya kerajaan ini ialah yaitu yang di dirikan oleh ulama asal pasai yang bernama syarif ali dan berdirinya kerajaan ini ± abad XVI. Pada awal XV M ada sebuah negeri yang terletak di muara sungai rokan yang bernama batu hampar, yang menjadi ibu bangko. Disini banyak penduduk yang hidup damai akan tetapi belum seluruhnya menganut agama islam pada waktu itulah datang seorang alim dan warak dari pasai dan mengungsi akibat dari peyerbuan portugis di kerajaan pasai beliau ialah syarif ali yaitu orang yang mendirikan kerajaan, dan konon raja ini ialah keturunan dari sultan malikul saleh. Setelah beliau sampai di batu hampar beliau menetap di batu hampar dan pada ahirnya ia meyebarkan ajaran ajaran agama islam pada penduduk negri bangko.
Hutan tanah sepanjang sungai bangko di bagi bagi mulai dari muara hulu di serahkan kepada siapa yang menjadi pucuk atau kepala negeri mangkanya segala hasil di puulangkan kepada kepala negeri, sedangkan kepala induk di serahkan kepada hutan hutan tanah negri bangko yang terbagi atas tujuh mulai dari sarang lang sebelah hulu sampai ke ujung simbur berbatasan dengan hutan tanah datuk laksemana bukit batu. Begitulah syarif ali mengatur dengan baik hingga kepada harta soko dan benda pusaka di serahkan kepada Dewa Pahlawan sebagai kepala negeri, seteloah beliau mengatur negri dan adat kemudian di serahkan kepada anak anak nya maka beliau tinggal beribadah aja lagi karena ia di kenal alim dan di sebut datuk batu hampar[1].
2. Kerajaan sintong
Kerajaan sintong berada di hulu sungai sintong kira kira satu kilometer dari muara sungai sintong yang bermuara di sungai rokan tidak bayak catatan tentang kerajaan ini selain catatan lisan ada sebuah situs penting dari kerajaan ini sebuah candi yang dapat di gali kebenarannya secara arkeologi namun demikian setelah candi itu di telusuri namun keadaan candi ini sudah sangat rusak dan tidak memungkinkan untuk rekontruksi. Menurut cerita lisan masyarakat setempat situs itu tempat ibadah nenek moyang masyarakat sintong sebelum islam masuk yang datang dari pasai.
Kerusakan bermula pada jaman penjajahan belanda situs ini di gali mastyarakat karena di anggap meyimpan benda berharga berupa harta karun seperti emas intan perak dan batu batu permata yang mahal. Keadaan ini memburuk ketika ada pembangunan mesjid dan di ambil lah batu batu yang ada di candi sintong. Selain situs agama masyarakat sintong masa lalu ada lagi yang menarik yaitu kecantikan putri sintong.
3. Kerajaan pekaitan
Pada abad ke XV sesudah pudarnya kerajaan rokan pertama di kota lama, maka berdiripula lah kerajaan rokan bernama kerajaan pekaitan yang mengambil nama negri itu, yaitu negri pekaitan.raja bergelar yang dipertuan besar sungai daun,namannya asri raja kunto. Letaknya di seberang bagan siapi api di barat daya kampung sungai besar sekarang. Di peta, letaknya di daratan kampung sungai besar, kira kira 5 km dari pinggir muara sungai rokan, dan berhadapan langsung dengan selat malaka. Rajanya terkenal sebagai seorang yang senantiasa ingin bersenang senang dengan rakyatnya, seperti mengadakan pesta jamuan makan sampai 40 hari,40 malam dengan bermacam macam permainan, seperti silat, tari, main catur,dan sebagainya.
Ibu kota kerajaan ini namannya pekaitan. Menurut cerita,k kota pekaitan ini sengat luas dan ramai. Mulai dari pekaitan sampai di siarang arang. Melukiskan ,bumbungan rumah penduduk taut betaut dan sambung meyambung,sehinnga kucing takperlu berjalan di atas tanah cukup berjalan di atas atap dan prabung rumah penduduk mulai dari pekaitan sampai di siarang arang. Kalau di hitung, panjang kota pekaitan kira kira 25 km. Keadaan penduduknya makmur dengan bermacam macam mata pencarian seperti bertani berlayar ke pulau pinag membawa atap dari daun nipa menangkap niakn laut, dan ikan sungai atau danau, mencari rotan damar dan sebagainya.
Pada zaman itu rajannya sangat adil dan pemurah. Pelabuhannya sangat ramai di singgahi kapal layar dan tongkang tongkang yang berdatangan dari pelabuhan pasai dan malaka. Cerita kebesaran pelabuhan pekaitan ini dapat di sandingkan dengan kebesaran pelabuhan pasai dan malaka yang tersohor itu. Seperti halnya pelabuhan pasai dan malaka, cerita kebesaran pelabuhan pekaitan dapat di sandingkan dengan kebesaran pelabuhan pasai dan malaka yang tersohor itu. Selain itnu juga dapat di singgahi oleh orang portugis dan dari negara eropa lainnya india juga bahkan tiongkok.mereka datang mengisi air minum dan membeli hasil bumi dari tanah kerajaan pekaitan.
Dari ke pekaitan ini negara eropa dan orang orang eropa langsung ke malaka dan ke jawa makasar dan sebaliknya. Untuk menjaga dan memungut cukai yang ada di sungai daun. Ialah yaitu dengan gelar datuk syahbandar gelar ini masih ada di kalangan penduduk rokan dan tambusai dan rambah.
Kerajaan ini di tata pemerintahannya dengan baik jalan jalan baik dengan dermaga di bangun dengan baik. Pada tiap tiap tahunya di adakan pacuan kuda.uda pemuda di perintah kan belajar memacu kuda dan berlatih mengunakan tombak dan keris, terutama bagi kalangan anak raja raja di lingkungan istana. Rakyat di latih menggunakan senjata seperti, tombak,keris pedang dan lelo atau meriam.pertahanan kerajaan di perkuat dengan memperbayak hulubalang para hulubalang ini di pimpin oleh seorang panglima. Panglimannya bergelar panglimanayan dan salah seorang hulubalangnya yang termasuk datuk penjarang.
Panglima nayan sangat terkenal namanya hingga sekarang,dan ia mempunyai cerita sendiri di kalangan rakyat. Tentang kegagahan melawan portugis , dapat pula di sandingkan dengan lanksamana hangtuah yang termashur di malaka.ceritanya konon,panglima nayan ini sanggup melompat setinggi 3 depan 2 hasta, tebal kulitnya setebal kulit gajah, kebal tahan besi tajam,badannya tinggi tegap,kulitnya hitam legam. Pada jaman portugis, nama panglima nayan ini sangat terkenal dan di takuti oleh peringgi yaitu sebutan portugis di rokan. Begitu pulalah dengan datuk penjarang, hulubalang kerajaan rokan ini badannya tinggi , berkulit kuning, alismata seumpama bulan sabit, dan dadanya berbulu. Budi bahassannya sangat halus pembicaraan ya menawan hati bagi siapa yang mendengarkan pasti hatinya tenang. Kekuatannya sangat luar biasa bila di perintah oleh yang tuan untuk sesuatu keperluan di tempat lain, dengan memakai perahu yang bernama seludang pinang, ia segera menunaikan perintah dan berjalan dengan perahunya[2].
4. Kerajaan kubu
Kerajaan kubu merupakan kerajaan atau daerah yang ada di kabupaten rokan hilir. Menurut sejarah kubu kerajaan ini di dirikan tahun 1667 – 1084 H tuanku raja hitam ialah adalah seorang bangsawan negri rawo atau negeri rawa, sumatra barat. Tuanku raja hitam datang kedauereah ini di dampingi para penasehat dan para pembantunnya, yakni datuk penghulu musa datuk merah pelangi dan datuk kecil. Di samping itu, dalam rombongan tuanku raja hiam, terdapat tiga orang hulubalang, yaitu panglima sati, panglima sutan kalingo, dan panglima hundero. Pada waktu tuanku raja hitam dantang di kubu waktu itu namannya sungai baung. Tuanku raja hitam mendirikan pemukiman yang akan menjadi sebuah negeri yang di berinama KUBU. Tuanku raja hitan di nobatkan menjadi raja di negeri itu.
Pada tahun 1679, suatu rombongan dari johor datang ke kubu. Rombongan inilah yang di sebut PUAK HAMBA RAJA. Dengan kepala suku bernama datuk gafar, dalam rombongan itu, turut pula beberapa petinggi seperti datuk latih panglima kedono, datuk abdullah dan datuk aman.- datuk gafar ini pandai di bidang atsministrasi negara. Kemudian menjadi bean tuanku raja hitam, anaknya tunriti menikah dengan anak tuanku raja hitam bernama megat mahkota atau mogek nekoto. Berselang beberapa saat, datuk gafar di angkat menjadi datuk bendahara. Magkin lama kubu semangkin ramai, hasil hutan merimpah luah, perdagangan erjalin dengan negeri lain, seperti batu bara, atau sumut siak dan lainnya. Tuanku raja hitam wafat pada tahun 1708 digantikan dengan anaknya mogegmekoto dengan gelar raja megat mahkota. Sementara datuk gafar meninggal pada 1710. Pada tahun 1730, negeri ini pertama sekali bergabung dengan siak sriindra pura. Kerajaan ini kubu ini naik hingga lahirnya kenegaraan republik indonesia. Pada era kemerdekaan, kubu berubah menjadi status kecamatan di kabupaten bengkalis dan kini masuk wilayah kabupaten rokan hilir yang baru di mekarkan berdasarkan uu 53 tahun 1999. Data mengenai eksistensi kerajaan kubu lebih jelas di bandingkan kerajaan lain. Ada peninggalan berupa manuskrif, mengenai berdiri dan pertumbuhan ini yang di tulis SUKU HAMBA RAJA. Yang mendiami daerah iu yang di beri judul sejarah negri kubu di lampiran naskah hukum negreri kubu yang berisikan aturan aturan tentang hak dan kewajiban wargannya. Itulah sejarah dari negeri kubu[3].
Kehidupan masyarakat yang ada di kerajaan kerajaan yang ada di kabupaten rokan hilir sangat membaik karena raja raja yang ada di kerajaan ini sangat piawan dalam melakukan tindakan.
Dan Kubu adalah salah satu kota terpencil yang berada di Kabupaten Rokan Hilir Provinsi Riau, karena letak dan jalan yang rusak sehingga tidak memungkinkannya sarana pendidikan yang bermutu, tempat ini sangat jauh dari keramaian hiruk pikuk kota, tempat ini sangat tertinggal entah siapa yang mau disalahkan pemerintah atau penduduk yang tidak memperdulikan tempat tinggalnya, pembangunan harus dibarengi dengan pembangunan dalam pendidikan. Bilamana hal ini tidak sejalan maka akan terjadi ketimpangan antara laju pertumbuhan ekonomi dengan keadaan pendidikan yang ada.
Penduduk Kubu terutama hidup sebagai nelayan, sebagian besar penduduk berpendidikan rendah yakni hanya mengenyam pendidikan sampai tingkat sekolah dasar, sebagian lagi pendudukan sebagai pedagang atau buruh atau pegawai negeri atau peteni. Sisi lain permasalahan yang dihadapi nelayan, pedagang, bruh dan petani rata-rata tingkat pendidikan mereka pada umumnya rendah dan ketrampilan terbatas, sehingga mereka tidak mempunyai alternative pekerjaan lain selain sector perikanan, perdagangan, pertanian dan menjadi buruh apalagi semakin hari kehidupan ekonomi khususnya mayoritas nelayan dikalahkan oleh nelayan besar yang menggunakan teknologi modern dengan meningkatkan efesiensi penggunaan teknologi modern mengakibatkan penurunan produksi bagi nelayan kecil dari waktu ke waktu semakin bertambahnya armada penangkapan yang beroperasi diperairan, keadaan ini memberikan indikasi bahwa kehidupan nelayan semakin keras persaingannya, sehingga memiliki potensi terlemah.
Kondisi ekonomi nelayan diperparah dengan maraknya pencurian ikan yang dilakukan nelayan luar, kenaikan BBM tahun lalu sehingga biaya yang dikeluarkan semakin besar yang meliputi pembelian alat-alat dan biaya operasional keadaan ekonomi nelayan yang serba susah menyebabkan terjadinya perpindahan nelayan kedaerah baru, membuat kubu kurang dikenal lagi[4].
Permasalahan yang muncul yang dihadapi penduduk dan pemerintah kubu saat ini adalah :
- Kondisi ekonomi nelayan, pedagang, buruh dan petani yang tidakmemungkinkannya untuk menyekolahkan anak mereka, walaupun sebagian dari mereka tumbuh kesadaran untuk menyekolahkan anaknya, namun selalu terdapat benturan antara pemenuhan kebutuhan primer, terutama pangan, dengan keinginan untuk memperoleh pendidikan
- Sebagian mereka sudah merasa cukup puas apabila sudah bisa membaca dan menulis, sehingga rata-rata tingkat pendidikan mereka hanya tamat sekolah dasar. Pendidikan bagi mereka bukan suatu hal yang harus diperjuangkan, karena lapangan pekerjaan yang tersedia hanya perikanan atau pedagang, buruh dan petani yang tidak mensyaratkan pendidikan tertentu, terutama bagi anak-anaknya yang harus membantu orang tuanya karena penghasilan orang tuanya semakin merosot, sehingga mau tidak mau mereka harus berusaha disektor perikanan yang semakin terpuruk, sebagai pedagang, buruh dan petani dengan cucuran keringat mereka sendiri untuk bertahan hidup
- Mereka tidak yakin bahwa pendidikan yang lebih tinggi akan menjamin pekerjaan yang lebih baik bila dibandingkan dengan sector perikanan, pedagang, buruh, dan petani
- Pada umumnya sarana pendidikan yang tersedia dengan fasilitas gedung serta peralatan cukup memadai tetapi kurang dalam dukungan Guru yang professional [5].
DAFTAR PUSTAKA
[1] Elmustian,2005,identifikasi kebudayaan tradisional kabupaten rokan hilir,dinas pariwisata seni budaya dan olahraga kabupaten rokan hilir,bagansiapiapi.
[2] Hery Suryadi,2008, Gerakan Riau Merdeka: Menggugat Sentralisme Kekuasaan Yang Berlebihan,Alaf Riau.
[3] Nonim, tanpa tahun,sejarah negri kubu, ( dokumentasi sudirno mahyudin)
[4] Suwardi Mohammad Saumin, 2008, Peranan Budaya Melalu Dalam Memproleh Identitas Dan Jati Diri Bangsa, Universitas Michigan.
[5] http://sapbro.blogspot.co.id/2015/05/sejarah-kabupaten-rokan-hilir.html
Sumber : wartasejarah.blogspot.co.id
Oleh : WIWIK SETIAWAN
Hingga saat ini bangsa Indonesia hanya mengenal tujuh presiden yang pernah memimpin NKRI. Masyarakat pastinya fasih ketika harus menghapal ketujuh nama presiden, mulai dari Ir Soekarno hingga sekarang presiden Joko Widodo. Namun tahu kah anda bahwa ternyata ada dua nama lagi yang pernah menjabat negeri ini? Mereka luput dan terlupakan dari sejarah, bahkan tidak banyak yang mengenalnya.
Adalah Sjafruddin Prawiranegara dan Mr. Assaat yang pernah memimpin Indonesia pada masa-masa genting. Sayang, usia memimpin yang relatif singkat membuat nama kedua tokoh ini tidak dikenal. Padahal tanpa mereka, Indonesia bisa saja direbut kembali oleh penjajah karena kondisi pemerintahan dalam keadaaan kosong. Siapa sebenarnya mereka dan bagaimana perjalanan dalam memimpin Indonesia? Berikut ulasannya.
Kisah Sjafruddin Prawiranegara dan Assaat yang terlupakan
Sjafruddin Prawiranegara memimpin saat Presiden Soekarno dan Mohd Hatta di asingkan oleh Belanda pada Agresi Militer Belanda kedua. Saat itu Belanda habis-habisan menggempur Yogyakrta. Selain dua tokoh nasional tersebut, Belanda juga menangkap pemimpin Indonesia lainnya untuk di asingkan ke Pulau Bangka. Belanda menyiarkan kabar bahwa Indonesia sudah bubar, karena pemimpin-pemimpinnya sudah mereka tawan.
Beruntung Sjafruddin Prawiranegara yang saat itu menjabat sebagai Menteri Kemakmuran sedang berada di Bukittinggi, Sumatra Barat sehingga terhindar dari pengasingan. Ia lantas mengusulkan untuk pembentukan pemerintahan darurat demi meneruskan pemerintahan RI. Hal ini senada dengan telegraf yang dikirmkan Ir Soekarno yang memberi kuasa kepada Sjafruddin Prawiranegara untuk memimpin pemerintahan.
Ia kemudian menggelar rapat pada 19 Desember 1948 yang bertempat di sebuah rumah dekat Ngarai Sianok Bukittinggi. Rapat tersebut dihadiri oleh Gubernur Sumatra Mr. T.M. Hasan yang langsung menyetujui pembentukan suatu Pemerintah Darurat Republik Indonesia (PDRI). Hal ini semata-mata dilakukan demi NKRI agar tidak mengalami kekosongan kekuasaan.
Akhirnya pada 22 Desember 1948, PDRI diproklamirkan dan Sjafruddin menjadi pemimpinnya. Ia dibantu oleh kabinetnya diantaranya T.M. Hasan, S.M. Rasjid, Lukman Hakim, Ir. Mananti Sitompul, Ir. Indracahya, dan Marjono Danubroto. Sementara Jenderal Sudirman tetap menjadi Panglima Besar Angkatan Perang.
PDRI saat itu menjadi satu-satunya musuh Belanda. Semua tokoh-tokohnya terus bergerak mengusir penjajah. Bahkan hingga sampai harus bermalam di hutan rimba untuk menghindakan diri dari serangan. Rombongan ini kerap tidur di semak belukar di pinggiran sungai Batanghari dan kekurangan pasokan bahan makanan. Namun hal tersebut tidak menyurutkan semangat pahlawan untuk mempertahankan kemerdekaan.
Perjuangan mereka ternyata membuahkan hasil. Pada pertengahan tahun 1949, posisi Belanda semakin terjepit karena agresi besar-besaran yang diluncurkan ke Indonesia mendapat kecaman internasional. Mereka tidak pernah berkuasa penuh dan akhirnya memilih berunding dengan utusan Soekarno-Hatta yang saat itu masih berstatus tawanan.
Akhirnya perundingan menghasilkan Perjanjian Roem-Royen. Setelah perjanjian ini Sjafruddin kemudian mengembalikan pemerintahan kembali kepada Ir Soekarno pada 13 Juli 1949. Ini berarti masanya menjabat sebagai presiden selama kurang lebih delapan bulan untuk melanjutkan eksistensi Republik Indonesia.
Sementara itu Mr. Assaat pernah menjadi pemimpin Indonesia saat Indonesia mengalami gejolak yang sama. Tepatnya pada tahun 1949 Ia terpilih menjadi presiden saat republik ini menjadi bagian dari Republik Indonesia Serikat (RIS). RIS merupakan negara yang dibuat oleh Belanda dan terpisah dari NKRI.
Tepatnya setelah Konferensi Meja Bundar (KMB) dimana Belanda menetapkan Ir Soekarno dan Hatta menjadi presiden dan Perdana Menteri RIS. Itu berarti terjadi kekosongan kekuasaan di Republik Indonesia sendiri.
Tokoh Indonesia sudah membaca kelicikan Belanda yang akan menguasai Indonesia jika negeri ini mengalami kekosongan kekuasaan. Akhirnya dipilihlah Assaat sebagai Pemangku Sementara Jabatan Presiden RI. Jika Ia tidak berkuasa, Belanda tentu saja akan dengan mudah untuk menguasai Indonesia.
Akhirnya pada tanggal 15 Agustus 1950 RI dan RIS melebur menjadi Negara Kesatuan Republik Indonesia. Artinya masa jabatan Assaat sebagai presiden RI sekitar sembilan bulan. Kursi kepemimpinan kemudian dikembalikan lagi kepada Ir. Soekarno.
Perjuangan mereka tentu saja tidak bisa dipandang sebelah mata. Jika tidak ada keduanya, mungkin saja kisah Indonesia tidak seperti dalam buku sejarah yang kita baca di sekolah. Sayang, nama keduanya seolah hilang dan tidak diabadikan. Meski jasanya tidak kalah hebat dengan presiden yang memiliki catatan periode lima tahun atau lebih. ***
Sumber : Liputan6.com
Adalah Sjafruddin Prawiranegara dan Mr. Assaat yang pernah memimpin Indonesia pada masa-masa genting. Sayang, usia memimpin yang relatif singkat membuat nama kedua tokoh ini tidak dikenal. Padahal tanpa mereka, Indonesia bisa saja direbut kembali oleh penjajah karena kondisi pemerintahan dalam keadaaan kosong. Siapa sebenarnya mereka dan bagaimana perjalanan dalam memimpin Indonesia? Berikut ulasannya.
Sjafruddin Prawiranegara memimpin saat Presiden Soekarno dan Mohd Hatta di asingkan oleh Belanda pada Agresi Militer Belanda kedua. Saat itu Belanda habis-habisan menggempur Yogyakrta. Selain dua tokoh nasional tersebut, Belanda juga menangkap pemimpin Indonesia lainnya untuk di asingkan ke Pulau Bangka. Belanda menyiarkan kabar bahwa Indonesia sudah bubar, karena pemimpin-pemimpinnya sudah mereka tawan.
Beruntung Sjafruddin Prawiranegara yang saat itu menjabat sebagai Menteri Kemakmuran sedang berada di Bukittinggi, Sumatra Barat sehingga terhindar dari pengasingan. Ia lantas mengusulkan untuk pembentukan pemerintahan darurat demi meneruskan pemerintahan RI. Hal ini senada dengan telegraf yang dikirmkan Ir Soekarno yang memberi kuasa kepada Sjafruddin Prawiranegara untuk memimpin pemerintahan.
Ia kemudian menggelar rapat pada 19 Desember 1948 yang bertempat di sebuah rumah dekat Ngarai Sianok Bukittinggi. Rapat tersebut dihadiri oleh Gubernur Sumatra Mr. T.M. Hasan yang langsung menyetujui pembentukan suatu Pemerintah Darurat Republik Indonesia (PDRI). Hal ini semata-mata dilakukan demi NKRI agar tidak mengalami kekosongan kekuasaan.
Akhirnya pada 22 Desember 1948, PDRI diproklamirkan dan Sjafruddin menjadi pemimpinnya. Ia dibantu oleh kabinetnya diantaranya T.M. Hasan, S.M. Rasjid, Lukman Hakim, Ir. Mananti Sitompul, Ir. Indracahya, dan Marjono Danubroto. Sementara Jenderal Sudirman tetap menjadi Panglima Besar Angkatan Perang.
PDRI saat itu menjadi satu-satunya musuh Belanda. Semua tokoh-tokohnya terus bergerak mengusir penjajah. Bahkan hingga sampai harus bermalam di hutan rimba untuk menghindakan diri dari serangan. Rombongan ini kerap tidur di semak belukar di pinggiran sungai Batanghari dan kekurangan pasokan bahan makanan. Namun hal tersebut tidak menyurutkan semangat pahlawan untuk mempertahankan kemerdekaan.
Perjuangan mereka ternyata membuahkan hasil. Pada pertengahan tahun 1949, posisi Belanda semakin terjepit karena agresi besar-besaran yang diluncurkan ke Indonesia mendapat kecaman internasional. Mereka tidak pernah berkuasa penuh dan akhirnya memilih berunding dengan utusan Soekarno-Hatta yang saat itu masih berstatus tawanan.
Akhirnya perundingan menghasilkan Perjanjian Roem-Royen. Setelah perjanjian ini Sjafruddin kemudian mengembalikan pemerintahan kembali kepada Ir Soekarno pada 13 Juli 1949. Ini berarti masanya menjabat sebagai presiden selama kurang lebih delapan bulan untuk melanjutkan eksistensi Republik Indonesia.
Sementara itu Mr. Assaat pernah menjadi pemimpin Indonesia saat Indonesia mengalami gejolak yang sama. Tepatnya pada tahun 1949 Ia terpilih menjadi presiden saat republik ini menjadi bagian dari Republik Indonesia Serikat (RIS). RIS merupakan negara yang dibuat oleh Belanda dan terpisah dari NKRI.
Tepatnya setelah Konferensi Meja Bundar (KMB) dimana Belanda menetapkan Ir Soekarno dan Hatta menjadi presiden dan Perdana Menteri RIS. Itu berarti terjadi kekosongan kekuasaan di Republik Indonesia sendiri.
Tokoh Indonesia sudah membaca kelicikan Belanda yang akan menguasai Indonesia jika negeri ini mengalami kekosongan kekuasaan. Akhirnya dipilihlah Assaat sebagai Pemangku Sementara Jabatan Presiden RI. Jika Ia tidak berkuasa, Belanda tentu saja akan dengan mudah untuk menguasai Indonesia.
Akhirnya pada tanggal 15 Agustus 1950 RI dan RIS melebur menjadi Negara Kesatuan Republik Indonesia. Artinya masa jabatan Assaat sebagai presiden RI sekitar sembilan bulan. Kursi kepemimpinan kemudian dikembalikan lagi kepada Ir. Soekarno.
Perjuangan mereka tentu saja tidak bisa dipandang sebelah mata. Jika tidak ada keduanya, mungkin saja kisah Indonesia tidak seperti dalam buku sejarah yang kita baca di sekolah. Sayang, nama keduanya seolah hilang dan tidak diabadikan. Meski jasanya tidak kalah hebat dengan presiden yang memiliki catatan periode lima tahun atau lebih. ***
Sumber : Liputan6.com
ISLAM MASUK KE NUSANTARA SAAT RASULULLAH MASIH HIDUP
Sebuah fakta sejarah menyatakan bahwa, jauh sebelum Nabi Muhammad saw. menerima wahyu, telah terjadi kontak dagang antara para pedagang Cina dan Arab dengan penduduk Nusantara.
Hal ini diperkuat juga dengan pandangan seorang sejarahwan, GR. Tibbetts. “Keadaan ini terjadi karena kepulauan Nusantara telah menjadi tempat persinggahan kapal-kapal pedagang Arab yang akan berlayar ke negeri Cina, sejak abad ke-5 M”.
Selain itu menurut sejumlah pakar sejarah dan arkeolog, jalur perdagangan selatan saat itu sudah ramai. Peta perdagangan menunjukan hubungan erat telah terjalin antara Arab-Nusantara-China.
ISLAM DATANG KE NUSANTARA SEMASA RASULULLAH SAW. BERDA’WAH DENGAN SAHABAT
Berikut ini beberapa fakta sejarah yang menyatakan bahwa, Islam telah masuk ke Nusantara pada masa Rasulullah saw. dan para sahabat masih hidup:
1. Sekitar tahun 625 M telah ada sebuah perkampungan Arab-Islam di Barus, pesisir Sumatera, menurut sebuah literatur kuno Tiongkok.
Bersamaan dengan 9 tahun Rasulullah memproklamirkan da’wah Islam secara terbuka.
2. Dalam catatan lainnya dikatakan bahwa, para pedagang Arab-Islam yang datang ke Nusantara adalah se-generasi dengan Ali bin Abi Thalib ra.
3. Saat itu, orang-orang Arab disebut Ta Shih, sedang Amirul Mu’minin disebut sebagai Tan mi mo ni’.
Dalam literatur kuno asal Tiongkok tersebut, disebutkan bahwa seorang duta Tan mi mo ni’, utusan Khalifah Utsman bin Affan ra. (644-656 M), telah datang ke pesisir pantai Sumatera, pada tahun 31 H (651 M). Mereka telah mendirikan Daulah Islamiyah yang telah tiga kali berganti kepemimpinan.
Peristiwa ini hanya berselang 20 tahun setelah Rasulullah wafat (632 M).
4. Prof. Hamka dalam bukunya, ”Sejarah Umat Islam” mengungkapkan bahwa, pada tahun 674-675 M, Muawiyah bin Abu Sofyan ra., salah satu sahabat Rasulullah, telah diam-diam tiba di Pulau Jawa. Ia menyamar sebagai pedagang di Kerajaan Kalingga. Pendiri Daulat Umayyah ini juga menyelidiki kondisi tanah Jawa kala itu.
Jadi, bisa dibilang Islam telah merambah tanah Jawa, di awal perhitungan hijriah.
ISLAM DI NUSANTARA SEBELUM ABAD 7 MASEHI
”Saat Tarumanegara di Jawa Barat baru berdiri tahun 400-an M; kemudian di Sumatera, agama Budha baru menyebar pada tahun 425 M yang mencapai kejayaan pada masa Kerajaan Sriwijaya; Islam telah ada di bumi Nusantara”, sebagaimana diungkapkan Peter Bellwood, Reader in Archaeology di Australia National University.
BARUS (Fansur), Kampung Islam I di Nusantara.
Fakta berikut ini, menunjukkan bahwa Kampung Barus yang terletak antara kota Singkil dan Sibolga, sekitar 414 kilometer selatan Medan merupakan Kampung Islam I di Nusantara:
1. Sebuah peta kuno yang dibuat oleh Claudius Ptolomeus, salah seorang Gubernur Kerajaan Yunani yang berpusat di Alexandria, Mesir, pada abad ke-2 Masehi, menyebutkan bahwa di pesisir barat Sumatera terdapat sebuah bandar niaga bernama Barousai (Barus) yang dikenal menghasilkan wewangian dari KAPUR BARUS (Kamper).
2. Dalam buku ”Nuchbatuddar” karya Addimasqi, Barus dikenal sebagai daerah awal masuknya agama Islam di Nusantara sekitar abad ke-7 Masehi.
3. Prof. Dr. HAMKA dalam bukunya juga menulis bahwa, seorang pencatat sejarah Tiongkok yang mengembara pada tahun 674 M telah menemukan satu kelompok bangsa Arab yang membuat kampung (Barus) dan berdiam di pesisir Barat Sumatera.
4. Diberbagai literatur kuno Arab, India, Tamil, Yunani, Syiria, Armenia dan China, hanya kampung inilah yang namanya sudah disebut-sebut sejak awal Masehi.
5. Ditemukannya sebuah makam kuno di kompleks pemakaman Mahligai, Barus. Pada batu nisan tertulis Syekh Rukunuddin wafat tahun 672 M.
6. Ada juga makam seorang wanita yang bernama Tuhar Amisuri, yang wafat pada 10 Safar (602 M).
Seperti tercantum dalam catatan sejarah bahwa, Kapur Barus yang diolah dari kayu jenis kamper yang saat itu hanya terdapat di hutan Barus, telah di expor ke Mesir, untuk dipergunakan sebagai bahan pembalseman mayat pada zaman kekuasaan Firaun, tepatnya sejak Ramses II atau sekitar 5.000 tahun SM.
ISLAM DI NUSANTARA ABAD 7 MASEHI
Selanjutnya Islam mulai menyebar di Nusantara dengan jalan damai. Beberapa pelaut dan sejarawan telah menorehkan tintanya untuk membuktikan hal ini, seperti:
1. Marcopolo seorang penjelajah maritim Eropa, menyebutkan bahwa pada saat persinggahannya di Pasai tahun 692 H (1292 M), telah banyak orang Arab yang menyebarkan Islam di daerah tersebut.
2. Ibnu Battuthah, pengembara muslim dari Maghribi, menulis, saat ia singgah di Aceh tahun 746 H (1345 M), disana telah tersebar mazhab Syafi'i.
3. Lalu dalam Tarikh Hadramaut tercatat, bahwa migrasi para Muhajirin dari Hadramaut ke Nusantara sebagai yang terbesar sepanjang sejarah Hadramaut.
4. Sejarahwan T.W. Arnold dalam karyanya “The Preaching of Islam” (1968), juga menguatkan temuan bahwa, agama Islam telah dibawa oleh mubaligh-mubaligh Islam asal jazirah Arab ke Nusantara sejak awal abad ke-7 M. Kedatangan agama ini datang dengan jalan damai, tidak seperti para penjelajah bangsa Portugis dan Spanyol, yang datang membawa misi Nasrani, tetapi dengan kekuasaan dan kerakusan.
ISLAM DI NUSANTARA SESUDAH ABAD 7 MASEHI
Dalam fakta selanjutnya, Islam mulai berkembang merata di Nusantara. Tidak hanya di pulau Sumatera saja, namun merambah hingga ke tanah Papua. Beberapa catatan sejarah yang berhasil dikumpulkan, membuktikan peristiwa ini, diantaranya adalah:
1. Laporan sejarah dari negeri Tiongkok, pada tahun 977 M, seorang duta Islam bernama Pu Ali (Abu Ali) diketahui telah mengunjungi negeri Tiongkok mewakili sebuah negeri di Nusantara.
[F. Hirth dan W. W. Rockhill (terj.), Chau Ju Kua, His Work On Chinese and Arab Trade in XII Centuries, St.Petersburg: Paragon Book, 1966, hal. 159].
2. JAWA
a. Adalah pulau kedua yang kemudian menjadi tujuan migrasi para pedagang dan ulama Islam dari Jazirah Arab, Persia, India dan Cina.
b. Islam pesat dan berjaya di pulau ini, berkat para mubaligh Timur Tengah dan para mubaligh dalam organisasi Wali Songo.
c. Setelah runtuhnya Kerajaan Pajajaran Hindu di Jawa Barat, disusul dengan Kerajaan Majapahit di Jawa Timur, Islam terlihat memegang peranan yang sangat dominan. Terbukti dengan lahirnya kesultanan-kesultanan di tanah yang kini termasuk pulau terpadat peduduknya ke 5 didunia. Sebut saja Kesultanan Demak, Kesultanan Mataram Islam, Kesultanan Sumedang Larang, Kesultanan Giri, dan lainnya.
d. Fakta lainnya adalah di daerah Leran, Gresik, Jawa Timur, ditemukan sebuah batu nisan seorang Muslimah bernama Fatimah binti Maimun, 475 H (1082). Penemuan ini membuktikan bahwa Islam telah merambah Jawa Timur di abad ke-11 M
(SQ. Fatini, Islam Comes to Malaysia, Singapura: MS. RI., 1963, hal. 39).
3. NUSA TENGGARA
a. Islam masuk ke Lombok dan Sumbawa, sekitar abad ke-16 M oleh Sunan Prapen (cucu Sunan Giri).
b. Kesultanan Gowa ikut ambil andil dalam syi’ar Islam dikepulauan ini, pada abad ke-17.
c. Di Lombok, orang-orang suku Bugis datang mengajarkan Islam disana. Hingga kini, beberapa kata di suku-suku Lombok banyak kesamaannya dengan bahasa Bugis.
d. Salah satu peninggalan yang ada, adalah bentuk nisan dan tulisan pada sebuah makam kuno di Bima yang mirip seperti makam-makam kuno di Tallo atau di Tamalatte (Gowa).
4. KALIMANTAN
a. Adalah Kesultanan Demak di Jawa yang berhasil meng-Islamkan daerah Banjar sekitar tahun 1550 M. Yang kemudian melahirkan Kerajaan Islam Banjar dengan ulama-ulamanya yang besar, salah satu diantaranya adalah, Syekh Muhammad Arsyad al Banjari.
b. Di Kalimantan Timur, orang yang berjasa meng-Islamkan daerah Kutai, adalah, Abdul Ma’mur Chatib Tunggal (Dato ri Bandang). Ia disertai seorang temannya Tuan Tunggang Parangan, berhasil meyakinkan Putra Mahkota dari Kerajaan Kutai untuk masuk Islam. Peristwa itu diperkirakan terjadi sekitar tahun 1575 M.
c. Lalu, Kesultanan Malaka juga disebut-sebut ikut berjasa dalam syi’ar Islam di pulau terbesar ketiga didunia ini, khususnya di daerah Kalimantan Barat.
5. SULAWESI
a. Untuk pulau Buton dan Salayar, diketahui bahwa, penduduk disana telah menerima pengaruh Islam dari Ternate pada pertengahan abad ke-16 M.
b. Sedangkan di Sulawesi Selatan, penyebaran Islam dimulai saat Raja Gowa I, yang juga Raja Tallo, masuk Islam. Ia masuk Islam pada hari Jum’at, bulan Jumadil Awal 1014 H (22 September 1604 M), saat raja tersebut masih memegang jabatan sebagai Mangkubumi (Pabicarabutta) bernama Mallingkaeng Daeng Njonri Karaeng Katangka.
Selanjutnya ia diberikan gelar Sultan Abdullah Awalul Islam.
Dua tahun kemudian, rakyat Gowa dan Tallo di Islamkan, seperti terbukti dengan diadakannya shalat Jumat bersama di Tallo pada 19 Rajab 1068 H (November 1607 M).
c. Menurut catatan dagang Portugis tahun 1540 M, saat tiba di Sulawesi, tertulis bahwa, di tanah ini sudah bisa ditemui pemukiman Muslim di pulau ini.
d. Datangnya 3 orang ulama dari Minagkabau, bernama Abdul Ma’mur Chatib Tunggal (Dato ri Bandang), Chatib Sulaiman, (Dato ri Pattimang) dan Chatib Bungsu (Dato ri Tiro) yag berhasil mengislamkan para raja Kerajaan Gowa, dengan Makassar sebagai ibu negeri, saat itu.
e. Pusat-pusat da’wah yang kemudian dibangun oleh Kerajaan Gowa, berhasil melanjutkan misi Islam ke wilayah lain, seperti; Kesultanan Bugis, Wajo Sopeng, Sidenreng, Tanette, Luwu dan Paloppo.
6. MALUKU
a. Untuk pulau Ternate, Tidore, Bacan dan Halmahera, mengenal Islam dari Kesultanan Giri di Gresik, Jawa Timur, sekitar abad ke-14 M.
b. Di Ternate, adalah Kesultanan Ternate yang merupakan kerajaan terbesar dan termasyur di kepulauan Maluku. Dimana Islam telah masuk ke wilayah ini pada tahun 1440 M.
Saat Portugis mengunjungi Ternate pada tahun 1512 M, mereka menemui sultan Ternate yang adalah seorang Muslim, yakni Bayang Ullah.
c. Sedangkan di Tidore, yang wilayah teritorialnya cukup luas meliputi sebagian wilayah Halmahera, pesisir barat kepulauan Papua dan sebagian kepulauan Seram; Islam juga berkembang sangat pesat.
d. Lalu di Bacan, terdapat Kesultanan Bacan. Raja Bacan pertama yang memeluk Islam adalah Raja Zainulabidin yang bersyahadat pada tahun 1521 M.
7. PAPUA
a. Islam telah diperkenalkan di tanah ini berkat bantuan beberapa kesultanan dari kepulauan Maluku.
b. Adalah Kesultanan Bacan yang terbanyak berperan dalam pen-syi’ar-an Islam di pulau terbesar ke-2 didunia ini.
KEBERHASILAN SOSIALISASI ISLAM
Saat pertama kali Islam tiba di Nusantara di abad 1-5 H, pengaruhnya sungguh luwes dan penuh kedamaian. Hal ini dimungkinkan oleh sosialisasi yang diterapkan para pelaut, pedagang dan muhajir, yang dapat diterima penduduk Nusantara saat itu.
Berikut ini beberapa sosialisasi Islam yang berhasil mempengaruhi Nusantara:
1. PERNIKAHAN
Menurut catatan perjalanan Tome Pires, Islam datang dan berkembang karena pengaruh kuat para musafir dari Arab, Persia, Gujarat dan dari daratan Cina.
Melalui berdagang, mereka lalu bersosialisasi dan menikahi wanita-wanita setempat, yang otomatis ikut menganut Islam.
2. PENDIDIKAN AGAMA
Dengan didirikannya pesantren oleh para ulama, membuat penyebaran agama Islam semakin meluas. Dimana setelah keluar dari pesantren para santri tersebut akan kembali ke daerahnya masing-masing dan mengajarkan Islam bagi masyarakat ditempatnya.
3. TASAWUF
Selanjutnya sekitar abad ke-5 H, para musafir yang Sufi, ikut menambah warna dalam penyebaran Islam di Nusantara. Terbukti dengan ditemukannya peninggalan tulisan-tulisan antara abad ke-13-ke-18 M.
4. SENI
Kulturisasi Islam juga hadir dalam bentuk seni, seperti seni bagunan dan seni pahat (ukir); seni musik dan seni wayang; serta seni sastra.
a. Seni Bangunan dan Seni Pahat (ukir)
Hal ini dapat terlihat pada beberapa mesjid kuno yang hingga kini masih kokoh berdiri. Seni bangunannya mirip candi, atau bangunan meru kala masa Hindu berjaya.
b. Seni Musik dan Wayang
- Gamelan
Dikenal dengan sebutan ’Sekaten’ yang masih terpelihara di keraton Cirebon dan Yogyakarta. Alat musik ini dibunyikan pada perayaan Grebeg Maulud.
- Wayang
Seorang mubaligh Wali Songo yang berjasa merakyatkan Seni Wayang Islami adalah Sunan Kalijaga. Ia tidak pernah meminta upah saat pertunjukan wayang selain mengucapkan kalimat syahadat.
c. Seni Satra
Dalam beberapa naskah kuno, ditemukan beberapa bentuk huruf, penulisan dan tata bahasa, yang telah berasimilasi antara bahasa Arab, bahasa Sansekerta dengan bahasa daerah setempat. Salah satunya dapat ditemukan dalam Suluk-suluk karya Sunan Bonang (Syekh Maulana Makdum Ibrahim).
5. PERAN ORGANISASI WALI SONGO
Kehadiran para mubaligh dari Wali Songo, ikut menambah kepesatan Islam masuk kedalam kehidupan masyarakat Nusantara. Sebut saja Sunan Ampel (Raden Rahmat), pendiri pesantren di Ampel Denta, Surabaya. Lalu Sunan Giri, yang pesantrennya terkenal hingga ke Maluku, terutama dari daerah Hitu.
6. PERAN MUBALIGH MINANGKABAU
Pada abad ke-14 M dan sesudahnya Islam telah berkembang dari daerah barat (Sumatra dan Jawa) ke daerah timur (Kalimantan, Sulawesi, Nusatenggara). Hal ini tidak lepas dari peranan para mubaligh Minangkabau, seperti; Khatib Dayan, Dato ri Bandang dan Dato Sulaiman.
DAFTAR KEPUSTAKAAN
1. Prof.Dr. Slamet Muljana, ”Runtuhnya Kerajaan Hindu-Jawa dan Timbulnya Negara-Negara Islam di Nusantara”. Yogyakarta: LkiS Yogyakarta, 2005.
2. Prof.Dr. Hasan Muarif Ambary, “Menemukan Peradaban Jejak Arkeologis DanHistoris Islam Indonesia”. Jakarta: Logos Wacana Ilmu. 1998.
3. Suwedi Montan, “Perbedaan Pendapat Di Sekitar Kedatangan Agama Islam Di Indonesia”. Puslit Arkernas: Berkala Arkeologi Edisi Khusus. 1994.
4. Marwati Djoenoed Poesponegoro, dkk., “Sejarah Nasional Indonesia III”. Jakarta: Balai Pustaka.
5. Stokhof WAL., dkk. 1993, “Beberapa Kajian Indonesia dan Islam”. Jakarta: INIS. 1990.
6. Uka Tjandrasasmita, 1985. “The Arrival and Expansion of Islam In Indonesia Relating To Souheast Asia”. Jakarta: Masagung Foundation.
Sumber : Facebook Berbagi Ilmu Indah
Arti Qanaah adalah suatu sikap yang rela menerima dan selalu merasa cukup dengan hasil yang sudah diusahakan serta menjauhkan diri dari rasa tidak puas juga perasaan kurang. Dan seseorang bisa disebut bersifat qonaah apabila memiliki pendirian dengan apa yang telah diperoleh atau bersyukur atas yang ada pada dirinya karena semua adalah kehendak Allah.
Menurut bahasa Arti qanaah adalah merasa cukup. Sedangkan Menurut Istilah Arti qanaah adalah merasa cukup dengan semua yang telah dikaruniakan Allah SWT kepada kita, sehingga kita mampu menjauhkan diri dari sifat tamak, karena semua rezeki yang kita dapatkan sudah menjadi ketentuan dari Allah SWT.
Arti Qanaah merupakan rasa keikhlasan diri untuk menerima apa adanya. Atau bisa diartikan sebagai kerelaan hati menerima semua yang telah diberikan oleh Allah serta merasa cukup dengan apa yang telah dimiliki. Maksud Qanaah disini ini adalah sikap menjauhkan diri dari sikap yang merasa tidak puas terhadap apa yang telah dimiliki. Rela menerima apa adanya, bukan berarti bermalas-malasan atau tidak mau berusaha, akan tetapi kita tetap harus berusaha untuk meningkatkan kesejahteraan hidup.
Qanaah itu mengandung lima hal, yaitu :
- Menerima dengan rela apa yang telah dimiliki.
- Berusaha dan memohon kepada Allah untuk mendapatkan yang lebih baik.
- Menerima dengan sabar dan ikhlas akan ketentuan Allah.
- Bertawakal kepada Allah.
- Tidak terpedaya oleh tipu daya dunia.
Fungsi Qanaah adalah sebagai :
- Stabilisator : jika seorang muslim memiliki sifat qanaah akan selalu berlapang dada, berhati tenteram, merasa kaya, berkecukupan, dan merasa bebas dari sifat tamak dan serakah.
- Dinamisator : yaitu, kekuatan batin untuk mendorong seseorang dalam meraih kemengan dan kejayaan hidup berdasarkan kemandirian dengan tetap memohon kepada karunia ALLAH SWT.
Contoh Perilaku Qanaah :
* Menerima dengan keikhlasan setiap rezeki yang telah diberikan Allah SWT.
* Senantiasa berpikir positif dalam menerima segala ujian dan cobaan, kegagalan dan karunia dari Allah.
* Bekerja keras, berusaha dan selalu optimis.
* Tidak berlebih-lebihan dalam artian tidak membelanjakan harta berlebihan.
Sumber : www.dorar.info
Heboh, Video Koruptor Buron Ungkap Bupati Rohil Mantan Kepala BNK Pecandu Narkoba
Pria mengaku mantan anggota DPRD Rohil, Darwis. (rb/net)
Selasa, 02 Januari 2018 - 07:46 WIB34900000
Sebuah video seorang pria mengaku sebagai mantan Anggota DPRD Rokan Hilir, Darwis, membuat heboh media sosial atas ungkapannya yang menyatakan Bupati Rokan Hilir (Rohil) saat ini Suyatno yang juga mantan Kepala Badan Narkotika Kabupaten (BNK) setempat merupakan pecandu narkoba.
"Bahwa Bupati Rohil adalah pecandu narkoba," kata pria yang mengenakan kacamata itu dengan suara lantang dalam video berdurasi 4.59 menit.
Video tersebut tersebar lewat berbagai akun media sosial, seperti WhattsApp (WA) dan youtube.
Dari penelusuran RiauBook.com, Selasa (2/01/2018), Darwis adalah mantan anggota DPRD Rokan Hilir periode pertama yang pernah ditetapkan sebagai tersangka korupsi bantuan dana APBD Rohil tahun anggaran 2006 untuk yayasan yang dipimpinnya.
Dana yang diduga diselewengkan ketika itu adalah sebanyak Rp600 juta untuk tahap pertama dan Rp100 juta tahap kedua.
Bantuan Rp600 juta itu awalnya akan digunakan bagi pembangunan lokal sekolah, namun ternyata bangunan tersebut tidak ada alias fiktif. Sedangkan bantuan kedua bernilai Rp100 juta sedianya untuk pembelian komputer, juga tidak pernah dilaksanakan oleh Darwis.
Namun informasi dari kejaksaan setempat, sejauh ini Darwis masih menjadi buronan yang telah masuk dalam daftar pencarian orang (DPO) sejak tahun 2011.
Tiba-tiba, lewat video singkatnya, Darwis mengungkap banyak sisi buruk seorang Bupati Rohil Suyatno yang sebelumnya pada 2014 sempat menjabat sebagai Wakil Bupati dan Kepala BNK Rohil.
Dikonformasi terkait video tersebut, Bupati Suyatno yang sebelumnya juga pernah dikabarkan sempat ditangkap dalam kasus narotika itu belum bersedia memberikan tanggapan.
Dalam video itu, peria mengaku juga mantan anggota DPRD Bengkalis ini juga mengungkap dirinya bersama isteri pernah menjadi pencari dana untuk kebutuhan Annas Maamun saat hendak maju menjadi calon Gubernur Riau periode 2014 - 2019.
Ia juga menyinggung, kasus korupsi yang menyeret Annas Maamun pada awal kepemimpinan Riau adalah bentuk rekayasan dari sejumlah pihak yang ingin merebut tahta kekuasaan.
"Itu pembangunan Riau hanya urak-urakan, dan tender-tender proyek hanya dikuasai oleh keluarga gubernur, Anto Rachman, Juni Rachman, termasuk Bengkalis," kata dia.
Sementara Darwis dalam videonya menyatakan siap untuk bertanggung jawab atas ucapan yang dilontarkan dalam video singkat yang kini menjadi viral warganet. (RB/fzr)
Sumber : riaubook.com
Labels
Search This Blog
Archive
Random Posts
Recent Posts
Recent in Sports
Header Ads
Labels
Products
#GusDur #Sejarah
#pahlawan #sejarah #bapakproklamator #1945 #pejuangNKRI
#UAS
#Ulama
1000 Komunitas Bagansiapiapi
aksi kemanusiaan
Artikel
Bagansiapiapi
Bencana
Berbagi
Budaya
Cerita
Dewan Kesenian Kecamatan Bangko
Dunia
FPI
g30s PKI
Galang dana
Gempa
Guru
Hijrah
Ilmiah
Info Lomba
Islam
Kemanusiaan
Kisah Rosul
KNPI
Melayu
Millenial
Musik
Palestina
Pemerintah
Pengertiang Kata
Peristiwa
PKI
Politik
Rokan Hilir
Sejarah
Sejarah Islam
Tokoh Masyarakat
Tokoh Muslimah
Tsunami
Ulama
Ulama uas
Umar Bin Khattab
Wisata Religius
World Clean Up Day
Category
- #GusDur #Sejarah
- #pahlawan #sejarah #bapakproklamator #1945 #pejuangNKRI
- #UAS
- #Ulama
- 1000 Komunitas Bagansiapiapi
- aksi kemanusiaan
- Artikel
- Bagansiapiapi
- Bencana
- Berbagi
- Budaya
- Cerita
- Dewan Kesenian Kecamatan Bangko
- Dunia
- FPI
- g30s PKI
- Galang dana
- Gempa
- Guru
- Hijrah
- Ilmiah
- Info Lomba
- Islam
- Kemanusiaan
- Kisah Rosul
- KNPI
- Melayu
- Millenial
- Musik
- Palestina
- Pemerintah
- Pengertiang Kata
- Peristiwa
- PKI
- Politik
- Rokan Hilir
- Sejarah
- Sejarah Islam
- Tokoh Masyarakat
- Tokoh Muslimah
- Tsunami
- Ulama
- Ulama uas
- Umar Bin Khattab
- Wisata Religius
- World Clean Up Day
Smartphones
Author Name
Recent Reviews
Produk Lainnya
Subscribe Us
Produk Terlaris
Dajjal merupakan tokoh yang sangat penting pada masa akhir zaman nanti. Bahkan, sebagaimana yang dijelaskan oleh Baginda Nabi Muhammad SAW, ia termasuk salah satu daripada tanda besar menjelang hari kiamat. Artinya, apabila Dajjal sudah muncul di hadapan manusia ramai, itu pertanda bahwa kiamat tidak akan lama lagi terjadi. Pertanyaannya sekarang, siapakah sebenarnya Dajjal? Sebelum membaca lebih lengkap, ada baiknya Anda menonton dulu video di bawah ini. Video ini mengabarkan bahwa seorang pemuda yang kelak akan dibunuh oleh Dajjal telah lahir di Palestina. Semoga Allah melindungi kita dari fitnah Dajjal. Daftar Isi [ hide ] 1 Biografi Dajjal 1.1 Ciri-ciri Fisik Dajjal 1.2 Lokasi, Kemunculan dan Tempat Persinggahannya 1.3 Para Pengikut Dajjal 1.4 Fitnah dan Kemampuan Dajjal 1.5 Kematian Dajjal 2 Cara Menangkal Fitnah Dajjal Biografi Dajjal kabarmakkah.com Dajjal adalah makhluk Allah yang masih dalam kategori keturunan Nabi Adam as alias manusia. Sehingga, teori-teori atau duga