KLIKOKE: Peristiwa
Tampilkan postingan dengan label Peristiwa. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Peristiwa. Tampilkan semua postingan
  • , ,

    Pembebasan Roma, Nubuat Nabi yang Belum Terwujud

    Foto : Peta Imperium Romawi bacodulu.site - Bisyarah atau kabar gembira dari Nabi  Shalallahu 'alaihi wasallam  merupakan semangat utama...

    READ MORE
  • , ,

    Mengenang Torehan Luka Bagansiapiapi

    Mengenang Torehan Luka Bagansiapiapi Resensi buku Judul Buku :  Gema ProklamasiKemerdekaan RI dalam Peristiwa Bagansiapiapi Penulis :  Sudar...

    READ MORE
  • ,

    Bukannya Kibarkan Merah Putih, Warga China Naikkan Bendera Kuomintang

      Senin, 30 Januari 2017 14:15 WIB  Penulis:  Fakhrur Rodzi    Editor:  Fakhrur Rodzi (INTERNET) PEKANBARU  - Lambatnya diterima kabar Indon...

    READ MORE
  • ,

    TELAH SAH KITA SEKARANG BERADA DI ZAMAN KE 4 SEPERTI YANG DI NYATAKAN OLEH RASUL SAW

    TELAH SAH KITA SEKARANG BERADA DI ZAMAN KE 4 SEPERTI YG DI NYATAKAN OLEH RASUL SAW Tidak terasa kita hidup dipenghujung Zaman.  Rasul SAW Be...

    READ MORE
  • , ,

    Asal-Usul Kampung Melayu di Batavia

    Dulu, VOC dan kapitan terkenalnya Wan Abdul Bagus memprioritaskan kampung ini hanya untuk orang-orang Melayu saja Foto : tirto.id BACODULU.s...

    READ MORE
  • , ,

    Zacky Ketua LSM LIRA Rohil Raih Juara II Nasional Pada Jambore Dai Parmusi Jabar

    ROKAN HILIR -Dari Seleksi Di Provinsi Riau beberapa minggu yg lalu satu-satu nya mewakili Rokan Hilir, akhirnya mampu mewakili Provinsi Riau...

    READ MORE

Technology

Flickr Images

Tampilkan postingan dengan label Peristiwa. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Peristiwa. Tampilkan semua postingan
Foto : Peta Imperium Romawi
bacodulu.site - Bisyarah atau kabar gembira dari Nabi Shalallahu 'alaihi wasallam merupakan semangat utama kaum muslimin untuk terus berjuang. Baik melalui Al-Quran atau melalui lisan nabi, kabar gembira itu menjadi kekuatan yang tak mampu diisi oleh siapa pun. Keyakinan terhadap janji-janji yang disampaikan itu menjadi pelecut bagi kaum muslimin untuk merealisasikannya. Sebab, seluruh janji nabi itu pasti akan terjadi. Nabi tidak pernah berbicara kecuali itu sesuai dengan arahan wahyu ilahi.
Sejarah telah mencatat sekian banyak semangat mundurnya Islam berawal dari semangat merealisasikan janji Nabi. Sebut saja pembebasan Syam, Persia dan Yaman oleh para sahabat. Semua itu termotivasi oleh kabar gembira yang menyampaikan Nabi saw perang Ahzab. Demikian juga dengan Kota Mesir, kabar tentang pembebasannya dan pernah menyampaikan Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam digantung para sahabat.
Sebuah riwayat menyebutkan sesaat setelah wilayah ditaklukkan oleh Amr bin Ash, Ia berkata kepada penduduk kota tersebut, "Wahai penduduk Mesir, nyata Nabi kami telah mengabarkan bahwa Allah akan memberikan Mesir untuk orang Islam dan beliau mewasiatkan agar kami bertindak baik kepada kalian. Beliau bersabda, 'Jika kalian menaklukkan Mesir, maka aku wasiatkan agar kalian berbuat baik kepada orang-orang Qibthi ini. Mereka memberikan kebebasan dan kasih sayang '. ” (HR. Muslim)
Pembebasan Konstantinopel
Kisah-kisah yang terakhir dari kisah yang cukup fenomenal adalah kabar pembebasan Konstantinopel. Dalam sabdanya, Nabi sallallahu 'alaihi wasallam Menyampaikan kabar gembira kepada para sahabatnya , “Kota Konstantinopel akan dilemparkan ke tangan Islam. Pemimpin yang menaklukkannya adalah sebaik-baik pemimpin dan pasukan yang berada di bawah komandonya adalah sebaik-baiknya pasukan. ” (HR. Ahmad)
Lalu dalam riwayat lain, salah seorang sahabat Nabi, Abu Qubail bercerita, “Ketika kita sedang bersama Abdullah bin Amr bin al-Ash, dia ditanya, 'Kota yang akan disambungkan terlebih dahulu; Konstantinopel atau Roma? ' Abdullah meminta kotak dengan lingkaran-lingkaran miliknya. Kemudian dia mengeluarkan kitab. Lalu ia berkata, 'Ketika kita sedang menulis di sekitar Rasulullah shallallahu alaihi wasallam, beliau menjawab:
 أي المدينتين تفتح أولا: أقسطنطينية أو رومية؟ فقال رسول الله صلى الله عليه و سلم: مدينة هرقل تفتح أولا. يعني: قسطنطينية
Dua kota ini yang lebih dulu: Konstantinopel atau Roma? ' Rasul menjawab, 'Kota Heraklius diputar lebih dahulu.' Yaitu: Konstantinopel '. ” (HR. Ahmad, ad-Darimi dan al-Hakim)
Hadits ini dinyatakan shahih oleh al-Hakim dan disepakati oleh Adz-Dzahabi. Sementara Abdul Ghani al-Maqdisi berkata, “Hadits ini hasan sanadnya.” Syaikh Al-Albani sependapat dengan al-Hakim dan adz-Dzahabi yang hadits ini shahih. (Lihat Silsilah Ahadits al-Shahihah 1/3)
Layaknya sebuah sayembara, janji yang diperas untuk memotivasi setiap kaum kaum muslimin untuk merealisasikannya. Sejarah mencatat bahwa upaya serius penaklukan Konstantinopel telah terjadi saat masa Khalifah Muawiyah bin Abi Sufyan (668-669 M). Namun karena kuatnya pertahanan musuh, pasukan Islam yang dipimpin oleh Yazid bin Muawiyah, belum mampu menaklukkan kota tersebut. Saat pengepungan ini, salah seorang Sahabat Nabi, Abu Ayyub Al Anshari wafat lalu Beliau dimakamkan di dekat dinding Konstantinopel sesuai wasiatnya.

Kota Konstantinopel memang terkenal dengan kota yang paling aman pada masanya. Kota ini dilindungi oleh benteng-benteng yang kokoh. Ia juga memiliki benteng alam berupa tiga lautan yang mengelilinginya, yaitu selat Basphorus, laut Marmara dan Tanduk Emas yang dijaga dengan rantai besar sangat penting untuk kapal musuh untuk masuk ke dalamnya. Sementara itu daratannya dijaga dengan benteng yang kokoh yang terbentang dari laut Marmara sampai ke Tanduk Emas. Dari segi kekuasaan militer, kota ini adalah kota yang paling aman dan terlindungi, karena di antaranya ada pagar-pagar yang tinggi menjulang, menara pengintai yang kokoh dan ditambah dengan serdadu Bizantium di setiap penjuru kota. Maka wajar jika wilayah itu sangat sulit untuk bisa ditaklukkan.
Namun demikian, cita-cita untuk membebaskan Konstantinopel tidak pernah berhenti. Perjuangan berikutnya terus diwarisi oleh Daulah Abbasiyyah. Pada masa Khalifah Al-Mahdi, ia mengirim ekspedisi-ekspedisi musim panas ke wilayah wilayah Imperium Bizantium sejak 163 H / 779 M. Saat itu, Al-Mahdi mengirim sebuah ekspedisi musim panas yang langsung dipimpin puteranya Harun Ar-Rasyid yang ditujukan untuk mengepung Konstantinopel. Hingga pada 166 H / 782 M, Harun Ar-Rasyid kembali ke posisi musim panas yang memiliki sembilan puluh lima ribu personel. Ekspedisi ini tiba sampai di laut yang terlupakan Konstantinpel.
Setelah kota Baghdad jatuh pada tahun 656 masehi yang menjadi akhir Dinasti Abbasiyah, usaha kebebasan Konstantinopel tetap diteruskan oleh kerajaan kecil di Asia timur terutama kerajaan Saljuk yang dipimpin oleh Alip Arselan sampai ke Daulah Turki Utsmaniyah pada pemerintahan, Bayazid I (795- 803 H / 1393-1401 M) dan Sultan Murad II (1422 M). Tapi usaha tetap masih ada.
Upaya pembebasan terus berlanjut. Sampai saat setelah abad lebaran, Allah mengabulkan agama Islam itu melalui Sultan Muhammad Al-Fatih, pemimpin ketujuh dari Daulah Utsmaniyah. Sejarah menceritakan bahwa Muhammad Al-Fatih adalah seorang yang saleh. Saat baligh, Al-Fatih tidak pernah meninggalkan kewajibannya dan senantiasa memperbanyak amalan sunnah. Setelah diangkat menjadi raja, Al-Fatih langsung melanjutkan tradisi para pendahulunya untuk terjun langsung dalam penaklukan Konstantinopel.
Peta Pembebasan Konstantinopel
Peta Pembebasan Konstantinopel
Al-Fatih memperbanyak jumlah pasukannya hingga mencapai 250.000 personil. Angka ini merupakan jumlah yang sangat besar jika dibandingkan dengan jumlah tentara pada saat itu. Memperkuat pelatihan pasukan dengan berbagai kesenian tempur dan ketangkasan bersenjata, membuat mereka memiliki kemampuan tempur tingkat tinggi, untuk mendukung operasi jihad yang ditunggu-tunngu. Tidak ketinggalan, beliau juga menanamkan nilai-nilai tauhid dan keislaman pasukannya yang benar-benar memiliki ruh jihad yang kuat.
Setelah hampir dua bulan melakukan pengepungan dan serangan, yaitu dari 26 Rabi'ul Awal hingga 19 Jumadil Ula 857 H (6 April - 28 Mei 1453 M), dan dengan mengerahkan berbagai strategi termasuk mengirim kapal-kapal melalui bukit, membuat terowongan-terowongan, dan membuat benteng dari kayu, akhirnya pada 20 Jumadil Ula 857 M (29 Mei 1453 M) Konstantinopel berhasil dibebaskan pasukan Islam. (Lihat: Ali Muhammad Ash-Shalabi, Ad-Daulah Al-'Utsmaniyyah: 'Awamilu An-Nuhudh wa Asbab As-Suquth , hlm. 87-107)

Penaklukan Roma, Kabar Gembira yang Belum Terwujudkan
Nubu'at Nabi tentang penaklukkan Konstantinopel telah terbukti dan berhasil diwujudkan oleh Muhammad Al-Fatih. Ia menjadi figur pemimpin yang terbaik dan pasukannya menjadi pasukan terbaik yang berhasil merealisasikan janji Nabi. Lalu kembali ke hadis shahih di atas, yaitu kompilasi Rasulullah sallallahu 'alaihi wasallam ditanya, “Kota yang lebih dulu, Konstantinopel atau Roma?” Kemudian Rasul menjawab, “Kotanya Heraklius melepaskan lebih dulu, yaitu Konstantinopel,” (HR. Ahmad)
Tidak hanya Konstantinopel, hadis di juga dari kabar Rasul gembira dari Rasulullah sallallahu 'alaihi wasallam bahwa orang Islam akan berhasil menyelesaikan Roma. Berdasarkan hadits tersebut, secara kronologi, pembebasan Roma terjadi setelah pembebasan Konstantinopel. Salah satu kisah yang menyebutkan bahwa kabar gembira itu disebutkan Rasulullah sallallahu 'alaihi wasallam   sampaikan tatkala Islam di masa-masa sulit saat menyiapkan parit untuk menghadang pasukan koalisi Bangsa Quraisy pada Perang Ahzab.
Dalam kitab Mu'jam al-Buldaan , karya Yakut al-Hamawi dijelaskan bahwa Maksud Rumiyahhearts hadis di differences Adalah ibu kota Italia hari Penyanyi, Yaitu Roma. Mu'jam al-Buldan , 3/100) Setelah pembebasan Konstantinopel yang tujuh abad yang lalu, hingga saat ini Islam belum berhasil mengeluarkan kota Roma. Penyebutan Roma setelah Konstantinopel kebebasan merupakan mukjizat terpisah karena hingga sekarang Roma merupakan simbol agama Nasrani dan juga peradaban Romawi (Barat).
Memang Rasulullah sallallahu 'alaihi wasallamtidak secara tegas menyebutkan kapan pembebasan Roma terjadi dan siapa aktornya seperti pada pembebasan Konstantinopel. Akan tetapi yang pasti adalah pembebasan Roma tidak akan terjadi lagi setelah Muslim yang memiliki kekuatan yang sangat besar, yaitu kekuatan yang sama atau bahkan lebih dari kekuatan Islam. Kekuatan itu hanya mungkin dilakukan dalam bahasa Islam yang telah ditegakkan berdasarkan metode kenabian, termasuk komentar Syaikh Al-Albani yang mengomentari hadits di atas. Ia menulis;
“Penaklukan pertama (Konstantinopel) telah berhasil direalisasikan melalui tangan Muhammad Al-Fatih al-'Utsmani. Seperti yang telah diketahui, penaklukan itu terealisasi setelah lebih dari delapan ratus tahun karena kabar gembira yang disampaikan oleh Nabi saw. Dan pembebasan kedua (yaitu penaklukan kota Roma) dengan izin Allah juga akan terealisasi. Sungguh, beritanya akan Anda melindungi pada bulan berikutnya. Tidak diragukan juga bahwa pembebasan kedua itu menuntut kembalinya Khilafah Rasyidah ke tengah-tengah Muslim. ”(Silsilah Al-Ahadits Ash-Shahihah, jld. 1, hlm. 33, tidak ada hadits. 1329)
Bukan tugas yang dilakukan untuk memastikan kapan itu terjadi, sebab ini merupakan perkara gaib. Namun, jika dicermati lebih dalam, ada banyak karakter yang bisa masuk ke dalam, yaitu tidak lepas dari jihad fi sabilillah, pengerahan pasukan, dan peperangan besar di akhir zaman. Tugas muslim tidak menunggu. Tapi terus-menerus agar agar bisa bergabung dengan mereka saat Allah menakdirkannya selama itu. Dan salah satu persiapannya adalah mencintai jihad fi sabilillah dan mengondisikan agar siap untuk berjihad. Wallahu 'alam bis shawab!

Penulis: Fakhruddin
Editor: Arju

Mengenang Torehan Luka Bagansiapiapi

Mengenang Torehan Luka BagansiapiapiResensi buku
Judul Buku : Gema ProklamasiKemerdekaan RI dalam Peristiwa Bagansiapiapi
Penulis : Sudarno Mahyudin
Penerbit : Adicita, Yogyakarta
Cetakan : Pertama, 2006
Tebal : xv + 106 halaman
Kemerdekaan Indonesia senantiasa diikuti oleh beragam peristiwa bersejarah. Peristiwa bersejarah tersebut merupakan rekam cetak historis yang ditorehkan oleh semangat perjuangan bangsa yang penuh luka-luka. Tak hanya pertempuran-pertempuran politik yang terus bergolak, bahkan konflik antarsuku ternyata juga turut mengharu-biru dalam proses perjuangan bangsa Indonesia. Kemajemukan suku bangsa di Indonesia, yang sejatinya menjadi penguat budaya, berbalik menjadi bumerang karena semangat primordialisme sempit yang sarat muatan SARA (suku, agama, ras, dan antargolongan). Setidaknya itulah yang mewarnai peristiwa Bagansiapiapi di ranah Melayu pada tahun 1946, yang telah menorehkan kisah memilukan bagi Riau Daratan, terutama warga pribumi dan etnis Cina.
Soedarno Mahyudin, penulis buku ini, sengaja menghadirkan buku ini dalam rangka mengenang kembali tragedi Bagansiapiapi sebagai upaya pembelajaran bagi segenap elemen bangsa Indonesia agar dapat mengapresiasi budaya dari etnis yang berbeda di wilayah masing-masing, khususnya terhadap etnis Cina. Peluncuran buku ini, setidaknya menjadi titik tolak adanya saling pengertian dan harapan agar kejadian serupa tidak terulang kembali.
Bagansiapiapi merupakan wilayah yang berbeda dengan wilayah lain di Indonesia. Kala itu, Belanda menyebutnya sebagai Een China in Oost Indie. Hal itu disebabkan komposisi penduduknya yang didominasi oleh etnis Cina. Etnis Cina di Bagansiapiapi dikenal sebagai representasi entitas budaya yang berbeda dengan orang-orang Cina dari wilayah lain. Selain karena keuletannya dan kegigihannya, semangat chauvinisme juga melekat erat dalam sanubari mereka. Sebetulnya, berapapun jumlah warga etnis tertentu di wilayah Indonesia bukan sebuah risiko. Kerentanan konflik hanya akan terjadi bila suatu etnis menyanjung primordialisme sempit sehingga merendahkan etnis lain. Dan, inilah yang terjadi di Bagansiapiapi.
Meletusnya peristiwa Bagansiapiapi I yang dikenal sebagai ‘peristiwa bendera‘, dipicu oleh tersumbatnya komunikasi antara warga pribumi dengan etnis Cina yang kala itu mengibarkan bendera Kuo Min Tang tanpa didampingi bendera merah putih, simbol identitas negara Indonesia yang baru saja merdeka. Kondisi ini menjadikan masyarakat pribumi khususnya Melayu, merasa terinjak-injak harga dirinya. Terlebih, permintaan penurunan bendera diabaikan oleh warga Cina. Pertikaian ini berakhir dengan tewasnya Kapitan Lu Cin Po, pemimpin warga Cina. Sayangnya, sejarah kelam tak berhenti di sini. Rentetan peristiwa terus berlanjut hingga menimbulkan peristiwa Bagansiapiapi II yang lebih dahsyat, yang dikenal dengan peristiwa ‘tentara jambang‘.
Rekaman sejarah menyebutkan bahwa tentara jambang merupakan satuan komponen tentara desersi (tentara yang membelot dari tugas). Dalam peristiwa ini, tentara jambang mengurung anak-anak dan perempuan, merampas harta benda, bahkan memperkosa gadis-gadis Cina di desa pantai Panipahan (hlm.21). Carut marut ini berlangsung di Sungai Rokan, Kubu, serta Panipahan. Maka, aksi balas dendam pun dilakukan. Warga Cina dengan pasukan Cina-nya yang diberi nama Poh An Tui, ganti membunuh warga Indonesia. Pertalian erat antara etnis Cina di Medan, Singapura, dan Malaysia serta suplai senjata memperkuat posisi etnis Cina di Bagansiapiapi. Peristiwa Bagansiapiapi berkecamuk dengan sangat tragis. Nyawa tak lagi berharga di tengah kobaran emosi yang menyala. Dalam kurun waktu yang sangat singkat, sejak Maret hingga September 1946 peristiwa ini telah merenggut kurang lebih 2.500 jiwa warga Indonesia dan etnis Cina.
Konon, representasi etnis Cina di Bagansiapiapi yang melebihi separuh komunitas warga Indonesia menjadi pemicu konflik, di samping kurangnya komunikasi, provokasi, primordialisme, serta tindakan emosional akibat kesalahpahaman (hlm. vi). Tak heran, komposisi penduduk yang tidak seimbang ini menjadikan Bagansiapiapi bagaikan tanah air tersendiri bagi etnis Cina kala itu. Sehingga, ketika bara kemerdekaan tengah membuncah ke dalam jiwa bangsa Indonesia, sikap dan perbuatan warga Cina di Bagansiapiapi justru dianggap melecehkan kemerdekaan dan kedaulatan pemerintah Indonesia (hlm.15).
Peristiwa ini memberi pemahaman kepada kita bahwa warga pribumi di Bagansiapiapi sesungguhnya merasa terasing di negeri sendiri. Berdasarkan data yang dihimpun Sudarno, terungkap bahwa semua pokok perekonomian ada di tangan etnis Cina, mulai dari mata pencaharian sebagai nelayan, petani, kuli, tongkang-tongkang yang ribuan jumlahnya, hingga komponen cerdik pandai (hlm.101). Oleh sebab itu, Sudarno mengungkapkan bahwa komponen masyarakat yang tidak imbang antara warga pribumi dengan etnis Cina di Bagansiapiapi membutuhkan penanganan dan kebijakan khusus. Dalam konteks ini, menjaga harmoni dan harga diri bangsa Indonesia harus dikedepankan. Melalui peristiwa ini, kita dapat memetik makna bahwa simbol dan identitas kesukubangsaan yang bermuara pada etnosentrisme tertentu kerap menyimpan bahaya laten yang siap meledak.
Buku ini menghadirkan fakta-fakta kelam sejarah masa lalu disertai sumber informasi yang cukup akurat. Catatan-catatan sejarah dihimpun dengan lengkap dan rapi. Tanggal dan pelaku sejarah didokumentasikan secara apik dengan bentuk penyajian yang informatif. Buku ini sengaja dihadirkan agar kita tak lagi mengulang sejarah kelam kerusuhan antaretnis, tak lagi menyanjung tinggi identitas kesukuan, tak lagi memandang rendah etnis lain, dan tak lagi merasa terancam dengan kehadiran etnis yang berbeda di lingkungan sosial kita. Setidaknya, peristiwa ini mengingatkan kita pada kerusuhan serupa di Jakarta pada tahun 1998 yang melibatkan warga Indonesia dan etnis Cina.
Buku ini dapat menambah pemahaman bagi masyarakat Indonesia, terutama menyangkut hubungan warga Indonesia dengan etnis Cina. Di dalamnya terselip pesan bahwa sebagai bagian dari masyarakat, kita harus mawas diri, menahan diri, menjaga marwah negeri, serta mengembangkan sikap apresiatif terhadap kebudayaan lain di negeri tercinta ini.
Sebagaimana kata pengantar oleh penerbit dalam buku ini, bahwa dinamika kehidupan, arus budaya, serta keterikatan sebuah suku bangsa menjadi begitu berarti ketika sebuah etnik di ceruk negeri asing terbangkitkan semangat primordialismenya, disebabkan oleh dominasi penduduk dan ekonominya. Kiranya, kaum perantauan juga perlu bercermin dan menjunjung tinggi kebudayaan setempat. Seperti bunyi petuah, di mana bumi dipijak, di situ langit dijunjung.
Semoga buku ini mampu mengantarkan pembaca pada pemahaman yang lebih arif dalam menyelami fenomena kemajemukan bangsa. Dengan demikian, apresiasi budaya dapat menafikan stereotipe terhadap etnis yang berbeda, sehingga mampu menenggelamkan semangat primordialisme. ***
Oleh : Nanum Sofia (Mahasiswi S2 Psikologi UGM)

 



Bendera-China-Kuomintang.jpg
(INTERNET)
PEKANBARU - Lambatnya diterima kabar Indonesia Merdeka pada 17 Agustus 1945, di Jakarta, mengakibatkan terjadi kekosongan kekuasaan (Vacum of Power) di daerah-daerah seluruh Nusantara.
Keterlambatan dan kekosongan kekuasaan inilah kemudian di beberapa daerah di Riau menjadi konflik bersenjata. Pemicunya, orang-orang China ketika itu merasa merekalah yang berhak melanjutkan pemerintahan Jepang di Indonesia.
Bendera Kuomintang dengan matahari putih, memiliki 12 sinar di dalam kotak biru di sebelah kiri atas. Bendera ini digunakan di Tiongkok Daratan hingga 1949, dan sejak 1949 hanya digunakan di negara China Taipei atau Taiwan. Penggunaan di Tiongkok hanya sebatas penggunaan secara sejarah.
Lalu, di daerah mana saja di Riau, berkibarnya bendera China Kuomintang? Kemudian, akibat pengibaran tersebut memicu konflik, bahkan korban jiwa. Berikut kami sajikan untuk Anda, insiden bendera tersebut, datanya kami sarikan dari buku Sejarah Lokal Riau ditulis Guru Besar Sejarah Universitas Riau, Suwardi MS, dan dua rekannya, Kamaruddin dan Asril serta Ahmad Yusuf dkk dalam bukunya Sejarah Perjuangan Rakyat Riau 1942-2002 Buku I.
1. Pekanbaru
Kekosongan kekuasaan usai Jepang dinyatakan sebagai pihak yang kalah pada Perang Dunia II, ternyata dimanfaatkan oleh warga China yang berada di Pekanbaru.
Mereka merasa, China termasuk negara anggota Sekutu yang memenangkan Perang Dunia II di Asia Pasifik dengan mengalahkan Jepang.
Berangkat dari alasan itu, orang-orang China ini kemudian dengan beraninya memasang dan mengibarkan bendera Kuomintang di kedai-kedai, rumah-rumah, warung-warung, tongkang-tongkang, atau pun kapal-kapal mereka, bukan merah putih, seperti warga pribumi lainnya.
"Kapal-kapal atau perahu-perahu milik China tak mau lagi diperiksa oleh duane atau polisi serta tidak singgah di Siak dan kampung-kampung," seperti dituliskan Prof Suwardi MS, dkk di dalam buku berjudul Sejarah Lokal Riau.
Akibatnya, terputuslah hubungan dari satu kampung ke kampung lainnya. Dari peristiwa tersebut, hal menarik munculnya insiden di Pasar Bawah, Pekanbaru, gara-gara orang China menaikkan bendera mereka, bendera Kuomintang.
Kondisi ini semakin diperparah dengan tersebarnya berita dari tawanan Belanda yang bebas, bahwa mereka akan mengambil alih kembali kekuasaan dan akan mengatur Pemerintahan Belanda di Riau.

2. Selat Panjang
Kondisi serupa, pengibaran bendera China, Kuomintang, juga terjadi di Selat Panjang, kini ibukota Kabupaten Kepulauan Meranti. Usai Jepang menyerahkan kalah, warga China di Selat Panjang bersuka ria mendengar berita kekalahan negeri matahari terbitu tersebut ke tangan Sekutu pimpinan Amerika Serikat.
Selama bulan September 1945, terasa kekosongan kekuasaan usai Jepang dinyatakan kalah, terasa kekosongan pemerintahan di Selat Panjang.
Orang-orang China yang merasa di atas angin kemudian mengeluarkan perkataan-perkataan, "Pemerintah Jepang, polisi Jepangsudah jatuh tak pakai lagi. Kita sudah menang,".
Oleh karena itu, warga China ini dengan congkaknya menyusun barisan dan menjaga keamanan hingga ke luar kota dan Pelabuhan Selat Panjang.
Bendera Merah Putih
"Mereka telah berkeyakinan, China termasuk negara-negara Sekutu yang menang perang. Keyakinan mereka lebih mendalam lagi dan menduga Sumatera nanti menjadi jajahan China," seperti tertulis di buku Sejarah Lokal Riau.
Pada 17 Oktober 1945, warga Selat Panjang yang memiliki kesadaran akan ke-Indonesiaan, mengibarkan dan menaikkan bendera merah putih. Sebelum berkibar, barisan-barisan rakyat berkeliling kota, kemudian baru kembali ke kantor Wedana Selat Panjang.
Sayang, usai barisan bubar, sekitar pukul 11.00 di hari yang sama, merapat dua kapal Inggris di pelabuhan. Seorang opsir turun dari kapal diiringi prajurit bersenjata dan seorang China.
Mereka kemudian berkeliling kota dan mendapati halaman rumah warga sudah berkibar bendera merah putih. Opsir Inggris ini lalu menuju rumah Kapitan China bernama Kang Tjoang Pa, dan rombongan telah disambut dengan jamuan makan dan minum dari tuan rumah.
Usai itu, datang perwakilan orang-orang China ke kantor wedana untuk menemui Mas Slamet. Ketika itu, Mas Slamet masih duduk bersama anggota Badan Aksi Kemerdekaan. Utusan itu sampaikan, Opsir Inggris ingin ketemu.
Lalu, disepakati, Mas Slamet menerima undangan tersebut dan melangkah menuju rumah kapitan China itu, Di sana, Opsir Inggris ini mengajak Mas Slamet menaiki kapal mereka di pelabuhan.
Di atas kapal, Mas Slamet ditanyakan mengenai pemerintahan dan siapa sedang berkuasa. Mas Slamet menjawab, pemerintahan di Selat Panjang sudah ada, yaitu Pemerintahan Republik Indonesia dengan pusat Kerasidenan di Pekanbaru dan A Malik sebagai residen Riau.
Selama Mas Slamet di atas kapal Inggris, warga pribumi dan China Selat Panjang berkumpul di sekitar pelabuhan dan jalan besar, mulai di depan tao pa kong hingga ke rumah Kang Tjoang Pa. Penduduk China waktu itu mengatakan, Mas Slamet pasti dibawa tentara Inggris.
Dugaan itu ternyata meleset, Mas Slamet keluar dari kapan dan menemui teman-teman seperjuangannya. Kesimpulannya, jika hari itu, 17 Oktober 1945, tak dikibarkan dan dinaikan bendera Merah Putih, maka dipastikan Inggris yang membonceng Belanda akan membuat pemerintahan baru di Selat Panjang. Tentu pemerintahan tersebut didukung penuh oleh pendudukan China yang merasa negaranya telah menang perang melawan Jepang.

3. Bagansiapi-api
Akhir Agustus 1945, di Bagansiapi-api telah beredar berita tentang Proklamasi kemerdekaan Indonesia oleh Soekarno-Hatta. Berita ini dibawa oleh orang-orang yang berdatangan dari Medan, Pekanbaru dan Payakumbuh.
Pembawa berita itu antara lain M Idrus, Nahar Siddik, Boengsu, A Karim Said, dan lain-lain. Ini diiringi dengan pengibaran bendera merah putih di Kantor Pos (PTT) Bagansiapi-api oleh M Daud dan M Nur, dua pegawai PTT.
Dengan berkibarnya bendera Merah Putih ini, orang-orang China yang ada di Bagansiapi-api juga ikut-ikutan mengibarkan bendera Kuomintang di setiap kedai, dan rumah mereka.
"Orang China mengatakan, nanti yang akan mengoper pemerintah Jepang adalah tentara China, karena China negara anggota Sekutu, pemenang perang kalahkan Jepang," seperti tertulis dalam buku Sejarah Lokal Riau ditulis Suwardi MS dan dua rekan lainnya.
Berkibarnya bendera Kuomintang China ini ternyata membakar emosi dan kemarahan pemuda di Bagansiapi-api. Mereka menentang perbuatan tersebut. Kemarahan para pemuda ini dapat disabarkan oleh tokoh tua, seperti BA Muchtar dan Dulah Usman.
Tak hanya di Bagansiapi-api saja terjadi insiden pengibaran bendera. Di Kubu, orang-orang China ternyata sudah terlebih dahulu mengibarkan bendera mereka Kuomintang, dibandingkan merah putih.
Rakyat serentak menurunkan bendera tersebut dan mengibarkan sang saka Merah Putih di kantor Camat Kubu, 1 Januari 1946. Semula ada kesepakatan dengan pihak China Kuomintang, boleh mengibarkan bendera Bintang Dua Belas (Cap Ji Kak) milik mereka, namun berdampingan dengan bendera Merah Putih.
Sayangnya, kesepakatan itu diingkari mereka dengan tetap mengibarkan bendera Kuomintang tanpa Merah Putih. Ini jelas menyinggung dan membuat emos para pemuda tang tergabung di di BKR darat dan Laut.
Ahmad Yusuf dkk dalam bukunya Sejarah Perjuangan Rakyat Riau 1942-2002 Buku I, menceritakan insiden penurunan disertai perobekan bendera Kuomintang oleh pemuda.
Peristiwa ini membuat Bagansiapi-api mencekam, masing-masing pihak berada di tempatnya. Orang China terkonsentrasi di Bagan Kota (Jalan Perdagangan dan Perniagaan sekarang hingga pelabuhan).
Dengab demikian mereka menguasai pusat kota dan pintu pelabuhan arah ke laut (Pulau Lalng dan Selat Malaka). Sedangkan pihak Indonesia terkonsentrasi di pinggir kota arah ke darat kemudian dikenal saat ini dengan Jalan Pahlawan dan sekitarnya, Bagan Jawa dan Bagan Punak.
Pengibaran bendera Kuomintang inilah kemudian dikenal dengan Peristiwa Bagansiapi-api I dipicu tewasnya Kapitan China akibat pengibaran bendera Kuomintang di rumah-rumah orang China tanpa didampingi bendera Merah Putih. Peristiwa berdarah Bagansiapi-api I ini dikemudian disusul Bagansiapi-api II beberapa bulan kemudian.



TELAH SAH KITA SEKARANG BERADA DI ZAMAN KE 4 SEPERTI YG DI NYATAKAN OLEH RASUL SAW

Tidak terasa kita hidup dipenghujung Zaman. 
Rasul SAW Berkata : 
“ZAMAN ITU DI BAGI KEPADA 5”

1. Zaman Nubuwwah_
(zaman kenabian diawali dr zaman Nabi Adam AS sampai Baginda Nabi Muhammad SAW)

2. Zaman Khilafah 1_
(dipimpin sahabat -sahabat Nabi Abu Bakar Umar, Utsman dan Ali ra).

3. Zaman Al-mulk kerajaan_ (berakhir runtuhnya Dinasti Utsmani diturki kalau diindonesia Majapahit, Sriwijaya, Galu dsbnya).

4. Zaman Jababiro_
(Zaman kebebasan maksiat dimana-mana dan inilah zaman kita hidup sekarang). 
Fitnah2 bertebaran untuk melemahkan kaum Muslimin (era fitnah terbesar akan terjadi saat Dajjal muncul), Org2 yg tdk layak/zalim menjadi penguasa (pemimpin), jumlah ummat Islam ramai tpi bagaikan buih diatas laut (sedikit yg berjihad untuk membela Islam)... 
_Zaman ini sdh terjadi dan sdg kita jalani...Astaghfirullah....

5. Zaman Khilafah 2_
(Zaman yg mana suasana seperi pada zaman Rosululloh SAW, nanti umat Islam akan dipimpin *_Imam Mahdi hanya berlangsung lebih kurang 9 tahun._*

_Pada zaman ini pula Dajjal muncul, Nabi Isa AS jg muncul ditugaskan untuk membunuh Dajjal dan meng-Islamkan orang2 Kafir/Nashoro)._

➡ Para Ulama hadits memperhalusi ttg usia umur ummat Islam :

_1. Ibnu Hajar Asqalani_
seorang ulama pakar hadits, kitab beliau yg populer dimsia adalah Fathul Barri, Beliau berkata umur umat Islam sampai 1476 H.

_2. Imam As-syuyuthi_
Beliau mengatakan umur umat Islam sampai 1477 H

_3. Ibnu Hajar Hambali_
kata Beliau umur umat Islam lebih dari 1400 H namun tdk sampai 1500 H

Allahu Akbar sekarang umur umat Islam sudah sampai pada 1439 H.

_Hari kiamat tdk ada yg tau termasuk Rosululloh SAW namun mengenai umur umat Islam, Rasulullah sdh memberi tahu.. tdk sampai 1500 H._

Kelak diakhir zaman Alloh SWT akan wafatkan serentak umat islam dimuka bumi dan yg tinggal hanyalah orang kafir yg akan menyaksikan hancurnya bumi gunung laut langit dan seluruh alam (baca Al-Qoriah, Al-Qiyamah, Al-Waqiah).

Diantara tanda kiamat kata Rasulullah SAW 
-akan muncul Dukhan (kabut hitam) yg menyelimuti bumi selama 40 hari 40 malam, lalu sahabat bertanya Ya Rasulullah kapan itu terjadi???
Kata Baginda Nabi SAW itu terjadi apabila yg 
- pertama KALAU PENYANYI WANITA BERMUNCULAN DIMANA-MANA
- Yg kedua kata Rasulullah SAW, kalau alat musik dicintai oleh umatku dan minuman keras dimana-mana....

_Saudaraku,tanda2 diatas sudah muncul semua sekarang...

_Sementara masih ada waktu, mari segera baiki diri, perbaiki  ibadah dan perbanyak amal solih untuk bekal di akherat nanti....
Wallahu'alam....

Sudah Siapkah??

Note:
Kajian ilmiah seluruh Pakar Iptek di timur dan barat sdh 100% membenarkan Peringatan Rasulullah 14 abad yg lalu...! Dan  janji Allah pasti benar n tepat...!
BADAN Meteorologi dan Geofisika menyatakan bahwa akan terjadi kemarau panjang yang akan melanda dunia. 

Dijangka kemarau panjang tersebut akan bermula tahun 2019 hingga 2022.Air dunia waktu ini hanya berbaki 3% saja. 

Lalu apa artinya informasi ini bagi kita?
Artinya adalah _keluarnya Dajjal telah sangat dekat._
_Dan munculnya Imam Mahdi telah berada di tengah-tengah kita, tanpa kita sadari._

Ini berarti apa yang disabdakan Rasulullah telah terbukti.
Dalam hadits tentang kisah Tamim Ad-Dari, keluarnya Dajjal di tandai dengan keringnya danau Thabariyyah (Tiberias), keringnya mata air Zughar, dan pohon kurma Baisan tidak berbuah lagi. Dan jika kita mengikuti perkembangan informasi terakhir tentang tiga pertanda tersebut, sudah nyata terjadi.

Sudah dua tahun ini, pohon kurma di Baisan tidak berbuah lagi. 

Diikuti dengan semakin kurangnya mata air Zughar. Dan yang paling menepati adalah surutnya air di tasik Tiberias di Israel sudah sangat meruncing, sehingga  Israel sibuk mencari sumber air lain. 

Salah satunya perencanaan adalah penyulingan air laut. Dalam hadits lain dikatakan bahwa Dajjal akan keluar dari sarangnya dgn tanda, setelah terjadi kemarau dan kekeringan selama  3 tahun. Dan sebagaimana disebutkan di atas, bahwa Badan Meteorologi dan Geofisika telah memperkirakan kekeringan panjang akan dimulai tahun 2019 hingga 2022.
Marilah kita berbuat baik semaksima mungkin, dan ajaklah setiap  muslim dimanapun, untuk semakin bersungguh-sungguh memperbanyak amal akhirat. 
ALLAHU AKBAR... !!!

➡_Kiamat menurut Agama Islam ditandai dengan beberapa petanda. Kita boleh baca novel sampai beribu2 kali tapi baca ini hanya perlu 5 menit_

- Kemunculan Imam Mahdi

- Kemunculan Dajjal

- Turunnya Nabi Isa (AS)

- Kemunculan Yakjuz dan Makjuz

- Terbitnya matahari dari Barat ke Timur

- Pintu pengampunan akan ditutup

- Dab'bat al-Ard akan keluar dari tanah & akan menandai muslim yang se-benar2nya

- Kabut selama 40 Hari akan mematikan semua orang beriman sejati shg mereka tidak perlu mengalami tanda2 kiamat lainnya

- Sebuah kebakaran besar akan menyebabkan kerusakan

- Pemusnahan/runtuhnya Kabah

- Tulisan dalam Al-Quran akan lenyap

- Sangkakala akan ditiup pertama kalinya membuat semua makhluk hidup merasa bimbang dan ketakutan

- Tiupan sangkakala yang kedua kalinya akan membuat semua makhluk hidup mati dan yg ketiga yang membuat setiap makhluk hidup bangkit kembali

Nabi MUHAMMAD SAW telah bersabda:
"Barang siapa yg mengingatkan ini kepada orang lain, akan Ku buatkan tempat di syurga baginya pada hari penghakiman kelak"

Allah berfirman : "jika engkau lebih mengejar duniawi daripada mengejar redho Ku maka Aku berikan, tapi Aku akan menjauhkan kalian dari syurgaKu"

Itulah yg dimaksud dajjal yg bermata satu: Artinya hanya memikirkan duniawi drpd akhirat. 

➡ Kerugian meninggalkn sholat :

Subuh: Cahaya wajah akan pudar.
Zuhur: Berkat pendapatan akan hilang.
Ashar: Kesehatan mulai terganggu.
Maghrib: Pertolongan anak akan jauh di akhirat nanti.
Isya': Kedamaian dlm tidur sukar didapatkan.

Sebarkan dgn ikhlas. tiada paksaan dalam agama
Niatkan ibadah (sebarkan ilmu walau 1 ayat)

➡ Nasihat Kubur:

1). Aku adalah tempat yg paling gelap di antara yg gelap, maka terangilah .. aku dengan TAHAJUD

2). Aku adalah tempat yang paling sempit, maka luaskanlah aku dengan berSILATURAHIM ..

3). Aku adalah tempat yang paling sepi maka ramaikanlah aku dengan perbanyak baca .. AL-QUR'AN.

4). Aku adalah tempatnya binatang2 yang menjijikan maka racunilah ia dengan Amal SEDEKAH,

5). Aku yg menyempitmu hingga hancur bilamana tidak Sholat, bebaskan sempitan itu dengan SHOLAT

6). Aku adalah tempat utk merendammu dgn cairan yg sangat amat sakit, bebaskan rendaman itu dgn PUASA..

7). Aku adalah tempat Munkar & Nakir bertanya, maka Persiapkanlah jawabanmu dengan Perbanyak mengucapkan Kalimah *"LAILAHAILALLAH"*

Kirim ini semampumu dan seikhlasmu kepada sesama Muslim, sampaikanlah walau hanya pada 1 org..
Karena, saat kamu membawa Al-Qur'an, setan biasa2 saja.
Saat kamu membukanya, syaitan mulai curiga.
Saat kamu membacanya, ia gelisah.
Saat kamu memahaminya, ia kejang2.
Saat kamu mengamalkan Al-Qur'an dlm kehidupan seharI-hari, ia stroke.
Trus n trus baca & amalkan agar syaitan stroke semuanya juga jantungnya dan mati.
Ketika anda ingin menyebarkan .. ini, lagi2 syaitan pun mencegahnya.

Syaitan berbisik;
Sudahlaaaaaah tak usah disebarkan, tak penting, buang waktu saja, tak mungkin akan dibaca
Sekecil apapun amal ibadah, Allah SWT menghargainya, Semoga menjadi amal. 
Aamiin🕌❤🕌☝
Dulu, VOC dan kapitan terkenalnya Wan Abdul Bagus memprioritaskan kampung ini hanya untuk orang-orang Melayu saja
Foto : tirto.id
  • BACODULU.site - Atas usul Mayor Isaac St Martin dan van Hoorn, pada 21 Oktober 1688, maskapai dagang Hindia Timur Vereenigde Oostindische Compagnie (VOC) membikin aturan untuk pribumi. Orang-orang diharuskan tinggal hanya dengan orang-orang satu suku dalam sebuah kampung. Orang Ambon harus tinggal di Kampung Ambon, orang Bali harus di Kampung Bali dan, dan orang Melayu di Kampung Melayu.

Di masa VOC, orang-orang dari etnis-etnis tersebut ditempatkan mengelilingi benteng VOC di sekitar Jakarta. Orang-orang Ambon ditempatkan di timur benteng. Orang-orang Bali di arah barat dan orang-orang Melayu di selatan. Kampung-kampung itu seolah membentengi VOC dari serangan pribumi di pulau Jawa.
Menurut Mona Lohanda dalam buku Sejarah Para Pembesar Mengatur Batavia (2007), “sisa-sisa tempat pemukiman mereka bisa dikenali melalui nama-nama kampung tua di Jakarta.” Termasuk Kampung Melayu di Jatinegara, Jakarta Timur. Kampung Melayu dulunya masuk di wilayah yang dikenal dengan nama Meester Cornelis.
Sejarah Kampung Melayu terkait dengan Wan Abdul Bagus. Wan adalah gelar sebagai orang terkemuka Melayu. Menurut buku Asal-usul Nama Tempat di Jakarta (2004), Wan Abdul Bagus putra Ence Bagus, lahir di Patani, Thailand Selatan—yang berbatasan dengan Malaysia di Semenanjung Melayu. Dikenal sebagai sosok yang cerdas, dia dijadikan pemimpin masyarakat Melayu di Betawi dengan pangkat kapitan.
“Kapten Wan Abdul Bagus menjadi penerjemah resmi dan merevisi terjemahan Katekismus Heidelberg,” tulis Adolf Heuken dalam Tempat-Tempat Bersejarah di Jakarta(1997).
Tugas Kapitan kepercayaan VOC tak hanya memimpin sebuah perkampungan dan urusan administrasinya dengan VOC. Seorang kapitan dan orang-orang seetnisnya juga harus siap menjadi pasukan suku dan berperang untuk kepentingan VOC. Jika ada satu kampung suku yang membangkang pada VOC, kampung suku yang lain pun dikerahkan.
Menurut tulisan W.L. Ritter di koran Bintang Betawi (08/05 /1901) "Kapitan Jongker atawa Asalnja Kampong Pajongkoran," Kapitan Wan Abdul Bagus dan orang-orang Melayu juga pernah dikerahkan menghajar orang-orang Ambon pimpinan Kapitan Jonker di Marunda, Cilincing. Atas perintah petinggi VOC tentunya.
Padahal, di masa-masa sebelumnya, sebelum ada aturan yang mengkotakkan suku-suku non-Betawi dalam kampung-kampung etnis, Kapitan Jonker dan orang Ambon bersama orang Melayu di bawah komandonya berperang demi VOC di Sumatra dan Sulawesi. Dalam sebuah pertempuran, seorang pemimpin pasukan Melayu, Kapitan Wan Abdul Bagus terluka. Belakangan, Kapitan Jonker terbunuh.
Mengenai kampung tempat orang-orang Melayu tinggal, Menurut Heuken, Kapitan Wan Abdul Bagus-lah yang “mendirikan Kampung Melayu di Meester (Cornelis).”
Menurut Alwi Shahab dalam Betawi Queen of the East (2004), di daerah yang sekarang bernama Kampung Melayu, dulu tinggal pasukan melayu pimpinan Kapitan Wan Abdul Bagus. Agak ke selatan lagi, ada bawahan Wan Abdul Bagus bernama Ence Awang yang tinggal bersama pasukannya. Ence Awang dan orang-orang Melayu itulah yang menjadi cikal-bakal daerah bernama Cawang.
Infografik Kampung Melayu
Menurut buku Asal-usul Nama Tempat di Jakarta (2004), sebagai abdi VOC, Wan Abdul Bagus dipercaya oleh VOC untuk bertindak selaku Regeringscommisaris, semacam duta VOC di Sumatera Barat. Setelah Wan Abdul Bagus meninggal pada 1716 pada usia 90 tahun, dia digantikan Wan Abdullah, putranya dari istri tidak resmi.
Ahli waris tunggalnya, Wan Mohammad meninggal dunia mendahului Wan Abdul Bagus. Sebelum meninggal, Wan Mohammad sudah menikah dengan Ratu Syarifah Fatimah. Menurut de Haan, Ratu Syarifah ini terkait dengan konflik istana di Banten. Wan Abdullah dianggap sebagai kapitan terakhir orang-orang Melayu karena politik VOC.
Jauh setelah VOC bubar dan Hindia Belanda makin berjaya, Kampung Melayu termasuk wilayah afdeling Meester Cornelis di keresidenan Batavia alias Betawi. Kampung Melayu, yang dilintasi kali Ciliwung ini, letaknya tak jauh dari pusat dari afdeling yang kemudian jadi kabupaten Meester Cornelis.
Kampung pinggiran peninggalan era kolonial VOC yang dikenal sebagai daerah padat penduduk dan terkenal dengan terminalnya ini mulai ramai di zaman VOC. Apalagi setelah Jatinegara, yang dulu disebut Meester Cornelis, berkembang menjadi kawasan militer kolonial. Tak jauh dari kawasan militer itu, sebuah stasiun dibangun.
Menurut Adolf Heuken dalam bukunya Gereja-Gereja Tua di Jakarta (2003) dan Th. van der End dalam buku Ragi Carita Jilid 1(1987), nama Meester Cornelis berasal dari nama anak keturunan Portugis nan kaya raya bernama Cornelis Senen. Kata Meester bisa diartikan sebagai tuan.
Tuan Cornelis Senen, pendeta yang sering berkhotbah dalam bahasa Melayu itu, punya kebun dan membangun sekolah pada 1635. Pada zaman Jepang, nama daerah Meester Cornelis berganti nama menjadi Jatinegara, meski masih banyak orang yang menyebut daerah itu masih dengan nama Meester atau Mister.

Sumber Artikel : tirto.id

ROKAN HILIR-Dari Seleksi Di Provinsi Riau beberapa minggu yg lalu satu-satu nya mewakili Rokan Hilir, akhirnya mampu mewakili Provinsi Riau dalam kategori Perlombaan Cabang IMAM SHOLAT Se Indonesia, Jum'at 27/09/2018 pukul 16.30 Wib.

Perlombaan ini di ikuti oleh seluruh provinsi yg ada di indonesia masing2 diwakili oleh 1 orang.

Alhamdulillah, berkat latihan dan ke seriusan, Zacky Almasry mampu mengalahkan provinsi demi provinsi,Dan menjadi Juara ke 2 dalam perlombaan ini, sedangkan Juara 1 di raih oleh Tuan Rumah Jawa Barat.

Selama Kegiatan di Jambore yang dilaksanakan oleh Parmusi Pusat, Zacky sangat serius berlatih. Karena bertekat akan membuat Negeri Rokan Hilir bangga dan Riau secara Umumnya.

"Ini semua berkat dukungan dan kepercayaan yang diberikan oleh Parmusi Riau, khusus buat Kedua orang tua saya serta Istri Ku Rosida dan Kedua anak ahli Syurga Ku," ujar Zacky hampir menitikkan air mata.

Dia juga berharap, kedua anaknya Muhammad Afif Syawqy Asyawwali dan Puan Syawqiyya Zaky mampu meneruskan perjuangan agama Allah ini.

Adapun hadiah yang di dapat dari perlombaan itu ialah, sertfikat, piagam dan umroh dari panitia pelaksana kegiatan tersebut pada bulan maret tahun mendatang, Insya Allah.




Penulis:Toni Octora

Sumber : erapublik.com
Foto : Peta Imperium Romawi
bacodulu.site - Bisyarah atau kabar gembira dari Nabi Shalallahu 'alaihi wasallam merupakan semangat utama kaum muslimin untuk terus berjuang. Baik melalui Al-Quran atau melalui lisan nabi, kabar gembira itu menjadi kekuatan yang tak mampu diisi oleh siapa pun. Keyakinan terhadap janji-janji yang disampaikan itu menjadi pelecut bagi kaum muslimin untuk merealisasikannya. Sebab, seluruh janji nabi itu pasti akan terjadi. Nabi tidak pernah berbicara kecuali itu sesuai dengan arahan wahyu ilahi.
Sejarah telah mencatat sekian banyak semangat mundurnya Islam berawal dari semangat merealisasikan janji Nabi. Sebut saja pembebasan Syam, Persia dan Yaman oleh para sahabat. Semua itu termotivasi oleh kabar gembira yang menyampaikan Nabi saw perang Ahzab. Demikian juga dengan Kota Mesir, kabar tentang pembebasannya dan pernah menyampaikan Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam digantung para sahabat.
Sebuah riwayat menyebutkan sesaat setelah wilayah ditaklukkan oleh Amr bin Ash, Ia berkata kepada penduduk kota tersebut, "Wahai penduduk Mesir, nyata Nabi kami telah mengabarkan bahwa Allah akan memberikan Mesir untuk orang Islam dan beliau mewasiatkan agar kami bertindak baik kepada kalian. Beliau bersabda, 'Jika kalian menaklukkan Mesir, maka aku wasiatkan agar kalian berbuat baik kepada orang-orang Qibthi ini. Mereka memberikan kebebasan dan kasih sayang '. ” (HR. Muslim)
Pembebasan Konstantinopel
Kisah-kisah yang terakhir dari kisah yang cukup fenomenal adalah kabar pembebasan Konstantinopel. Dalam sabdanya, Nabi sallallahu 'alaihi wasallam Menyampaikan kabar gembira kepada para sahabatnya , “Kota Konstantinopel akan dilemparkan ke tangan Islam. Pemimpin yang menaklukkannya adalah sebaik-baik pemimpin dan pasukan yang berada di bawah komandonya adalah sebaik-baiknya pasukan. ” (HR. Ahmad)
Lalu dalam riwayat lain, salah seorang sahabat Nabi, Abu Qubail bercerita, “Ketika kita sedang bersama Abdullah bin Amr bin al-Ash, dia ditanya, 'Kota yang akan disambungkan terlebih dahulu; Konstantinopel atau Roma? ' Abdullah meminta kotak dengan lingkaran-lingkaran miliknya. Kemudian dia mengeluarkan kitab. Lalu ia berkata, 'Ketika kita sedang menulis di sekitar Rasulullah shallallahu alaihi wasallam, beliau menjawab:
 أي المدينتين تفتح أولا: أقسطنطينية أو رومية؟ فقال رسول الله صلى الله عليه و سلم: مدينة هرقل تفتح أولا. يعني: قسطنطينية
Dua kota ini yang lebih dulu: Konstantinopel atau Roma? ' Rasul menjawab, 'Kota Heraklius diputar lebih dahulu.' Yaitu: Konstantinopel '. ” (HR. Ahmad, ad-Darimi dan al-Hakim)
Hadits ini dinyatakan shahih oleh al-Hakim dan disepakati oleh Adz-Dzahabi. Sementara Abdul Ghani al-Maqdisi berkata, “Hadits ini hasan sanadnya.” Syaikh Al-Albani sependapat dengan al-Hakim dan adz-Dzahabi yang hadits ini shahih. (Lihat Silsilah Ahadits al-Shahihah 1/3)
Layaknya sebuah sayembara, janji yang diperas untuk memotivasi setiap kaum kaum muslimin untuk merealisasikannya. Sejarah mencatat bahwa upaya serius penaklukan Konstantinopel telah terjadi saat masa Khalifah Muawiyah bin Abi Sufyan (668-669 M). Namun karena kuatnya pertahanan musuh, pasukan Islam yang dipimpin oleh Yazid bin Muawiyah, belum mampu menaklukkan kota tersebut. Saat pengepungan ini, salah seorang Sahabat Nabi, Abu Ayyub Al Anshari wafat lalu Beliau dimakamkan di dekat dinding Konstantinopel sesuai wasiatnya.

Kota Konstantinopel memang terkenal dengan kota yang paling aman pada masanya. Kota ini dilindungi oleh benteng-benteng yang kokoh. Ia juga memiliki benteng alam berupa tiga lautan yang mengelilinginya, yaitu selat Basphorus, laut Marmara dan Tanduk Emas yang dijaga dengan rantai besar sangat penting untuk kapal musuh untuk masuk ke dalamnya. Sementara itu daratannya dijaga dengan benteng yang kokoh yang terbentang dari laut Marmara sampai ke Tanduk Emas. Dari segi kekuasaan militer, kota ini adalah kota yang paling aman dan terlindungi, karena di antaranya ada pagar-pagar yang tinggi menjulang, menara pengintai yang kokoh dan ditambah dengan serdadu Bizantium di setiap penjuru kota. Maka wajar jika wilayah itu sangat sulit untuk bisa ditaklukkan.
Namun demikian, cita-cita untuk membebaskan Konstantinopel tidak pernah berhenti. Perjuangan berikutnya terus diwarisi oleh Daulah Abbasiyyah. Pada masa Khalifah Al-Mahdi, ia mengirim ekspedisi-ekspedisi musim panas ke wilayah wilayah Imperium Bizantium sejak 163 H / 779 M. Saat itu, Al-Mahdi mengirim sebuah ekspedisi musim panas yang langsung dipimpin puteranya Harun Ar-Rasyid yang ditujukan untuk mengepung Konstantinopel. Hingga pada 166 H / 782 M, Harun Ar-Rasyid kembali ke posisi musim panas yang memiliki sembilan puluh lima ribu personel. Ekspedisi ini tiba sampai di laut yang terlupakan Konstantinpel.
Setelah kota Baghdad jatuh pada tahun 656 masehi yang menjadi akhir Dinasti Abbasiyah, usaha kebebasan Konstantinopel tetap diteruskan oleh kerajaan kecil di Asia timur terutama kerajaan Saljuk yang dipimpin oleh Alip Arselan sampai ke Daulah Turki Utsmaniyah pada pemerintahan, Bayazid I (795- 803 H / 1393-1401 M) dan Sultan Murad II (1422 M). Tapi usaha tetap masih ada.
Upaya pembebasan terus berlanjut. Sampai saat setelah abad lebaran, Allah mengabulkan agama Islam itu melalui Sultan Muhammad Al-Fatih, pemimpin ketujuh dari Daulah Utsmaniyah. Sejarah menceritakan bahwa Muhammad Al-Fatih adalah seorang yang saleh. Saat baligh, Al-Fatih tidak pernah meninggalkan kewajibannya dan senantiasa memperbanyak amalan sunnah. Setelah diangkat menjadi raja, Al-Fatih langsung melanjutkan tradisi para pendahulunya untuk terjun langsung dalam penaklukan Konstantinopel.
Peta Pembebasan Konstantinopel
Peta Pembebasan Konstantinopel
Al-Fatih memperbanyak jumlah pasukannya hingga mencapai 250.000 personil. Angka ini merupakan jumlah yang sangat besar jika dibandingkan dengan jumlah tentara pada saat itu. Memperkuat pelatihan pasukan dengan berbagai kesenian tempur dan ketangkasan bersenjata, membuat mereka memiliki kemampuan tempur tingkat tinggi, untuk mendukung operasi jihad yang ditunggu-tunngu. Tidak ketinggalan, beliau juga menanamkan nilai-nilai tauhid dan keislaman pasukannya yang benar-benar memiliki ruh jihad yang kuat.
Setelah hampir dua bulan melakukan pengepungan dan serangan, yaitu dari 26 Rabi'ul Awal hingga 19 Jumadil Ula 857 H (6 April - 28 Mei 1453 M), dan dengan mengerahkan berbagai strategi termasuk mengirim kapal-kapal melalui bukit, membuat terowongan-terowongan, dan membuat benteng dari kayu, akhirnya pada 20 Jumadil Ula 857 M (29 Mei 1453 M) Konstantinopel berhasil dibebaskan pasukan Islam. (Lihat: Ali Muhammad Ash-Shalabi, Ad-Daulah Al-'Utsmaniyyah: 'Awamilu An-Nuhudh wa Asbab As-Suquth , hlm. 87-107)

Penaklukan Roma, Kabar Gembira yang Belum Terwujudkan
Nubu'at Nabi tentang penaklukkan Konstantinopel telah terbukti dan berhasil diwujudkan oleh Muhammad Al-Fatih. Ia menjadi figur pemimpin yang terbaik dan pasukannya menjadi pasukan terbaik yang berhasil merealisasikan janji Nabi. Lalu kembali ke hadis shahih di atas, yaitu kompilasi Rasulullah sallallahu 'alaihi wasallam ditanya, “Kota yang lebih dulu, Konstantinopel atau Roma?” Kemudian Rasul menjawab, “Kotanya Heraklius melepaskan lebih dulu, yaitu Konstantinopel,” (HR. Ahmad)
Tidak hanya Konstantinopel, hadis di juga dari kabar Rasul gembira dari Rasulullah sallallahu 'alaihi wasallam bahwa orang Islam akan berhasil menyelesaikan Roma. Berdasarkan hadits tersebut, secara kronologi, pembebasan Roma terjadi setelah pembebasan Konstantinopel. Salah satu kisah yang menyebutkan bahwa kabar gembira itu disebutkan Rasulullah sallallahu 'alaihi wasallam   sampaikan tatkala Islam di masa-masa sulit saat menyiapkan parit untuk menghadang pasukan koalisi Bangsa Quraisy pada Perang Ahzab.
Dalam kitab Mu'jam al-Buldaan , karya Yakut al-Hamawi dijelaskan bahwa Maksud Rumiyahhearts hadis di differences Adalah ibu kota Italia hari Penyanyi, Yaitu Roma. Mu'jam al-Buldan , 3/100) Setelah pembebasan Konstantinopel yang tujuh abad yang lalu, hingga saat ini Islam belum berhasil mengeluarkan kota Roma. Penyebutan Roma setelah Konstantinopel kebebasan merupakan mukjizat terpisah karena hingga sekarang Roma merupakan simbol agama Nasrani dan juga peradaban Romawi (Barat).
Memang Rasulullah sallallahu 'alaihi wasallamtidak secara tegas menyebutkan kapan pembebasan Roma terjadi dan siapa aktornya seperti pada pembebasan Konstantinopel. Akan tetapi yang pasti adalah pembebasan Roma tidak akan terjadi lagi setelah Muslim yang memiliki kekuatan yang sangat besar, yaitu kekuatan yang sama atau bahkan lebih dari kekuatan Islam. Kekuatan itu hanya mungkin dilakukan dalam bahasa Islam yang telah ditegakkan berdasarkan metode kenabian, termasuk komentar Syaikh Al-Albani yang mengomentari hadits di atas. Ia menulis;
“Penaklukan pertama (Konstantinopel) telah berhasil direalisasikan melalui tangan Muhammad Al-Fatih al-'Utsmani. Seperti yang telah diketahui, penaklukan itu terealisasi setelah lebih dari delapan ratus tahun karena kabar gembira yang disampaikan oleh Nabi saw. Dan pembebasan kedua (yaitu penaklukan kota Roma) dengan izin Allah juga akan terealisasi. Sungguh, beritanya akan Anda melindungi pada bulan berikutnya. Tidak diragukan juga bahwa pembebasan kedua itu menuntut kembalinya Khilafah Rasyidah ke tengah-tengah Muslim. ”(Silsilah Al-Ahadits Ash-Shahihah, jld. 1, hlm. 33, tidak ada hadits. 1329)
Bukan tugas yang dilakukan untuk memastikan kapan itu terjadi, sebab ini merupakan perkara gaib. Namun, jika dicermati lebih dalam, ada banyak karakter yang bisa masuk ke dalam, yaitu tidak lepas dari jihad fi sabilillah, pengerahan pasukan, dan peperangan besar di akhir zaman. Tugas muslim tidak menunggu. Tapi terus-menerus agar agar bisa bergabung dengan mereka saat Allah menakdirkannya selama itu. Dan salah satu persiapannya adalah mencintai jihad fi sabilillah dan mengondisikan agar siap untuk berjihad. Wallahu 'alam bis shawab!

Penulis: Fakhruddin
Editor: Arju

Mengenang Torehan Luka Bagansiapiapi

Mengenang Torehan Luka BagansiapiapiResensi buku
Judul Buku : Gema ProklamasiKemerdekaan RI dalam Peristiwa Bagansiapiapi
Penulis : Sudarno Mahyudin
Penerbit : Adicita, Yogyakarta
Cetakan : Pertama, 2006
Tebal : xv + 106 halaman
Kemerdekaan Indonesia senantiasa diikuti oleh beragam peristiwa bersejarah. Peristiwa bersejarah tersebut merupakan rekam cetak historis yang ditorehkan oleh semangat perjuangan bangsa yang penuh luka-luka. Tak hanya pertempuran-pertempuran politik yang terus bergolak, bahkan konflik antarsuku ternyata juga turut mengharu-biru dalam proses perjuangan bangsa Indonesia. Kemajemukan suku bangsa di Indonesia, yang sejatinya menjadi penguat budaya, berbalik menjadi bumerang karena semangat primordialisme sempit yang sarat muatan SARA (suku, agama, ras, dan antargolongan). Setidaknya itulah yang mewarnai peristiwa Bagansiapiapi di ranah Melayu pada tahun 1946, yang telah menorehkan kisah memilukan bagi Riau Daratan, terutama warga pribumi dan etnis Cina.
Soedarno Mahyudin, penulis buku ini, sengaja menghadirkan buku ini dalam rangka mengenang kembali tragedi Bagansiapiapi sebagai upaya pembelajaran bagi segenap elemen bangsa Indonesia agar dapat mengapresiasi budaya dari etnis yang berbeda di wilayah masing-masing, khususnya terhadap etnis Cina. Peluncuran buku ini, setidaknya menjadi titik tolak adanya saling pengertian dan harapan agar kejadian serupa tidak terulang kembali.
Bagansiapiapi merupakan wilayah yang berbeda dengan wilayah lain di Indonesia. Kala itu, Belanda menyebutnya sebagai Een China in Oost Indie. Hal itu disebabkan komposisi penduduknya yang didominasi oleh etnis Cina. Etnis Cina di Bagansiapiapi dikenal sebagai representasi entitas budaya yang berbeda dengan orang-orang Cina dari wilayah lain. Selain karena keuletannya dan kegigihannya, semangat chauvinisme juga melekat erat dalam sanubari mereka. Sebetulnya, berapapun jumlah warga etnis tertentu di wilayah Indonesia bukan sebuah risiko. Kerentanan konflik hanya akan terjadi bila suatu etnis menyanjung primordialisme sempit sehingga merendahkan etnis lain. Dan, inilah yang terjadi di Bagansiapiapi.
Meletusnya peristiwa Bagansiapiapi I yang dikenal sebagai ‘peristiwa bendera‘, dipicu oleh tersumbatnya komunikasi antara warga pribumi dengan etnis Cina yang kala itu mengibarkan bendera Kuo Min Tang tanpa didampingi bendera merah putih, simbol identitas negara Indonesia yang baru saja merdeka. Kondisi ini menjadikan masyarakat pribumi khususnya Melayu, merasa terinjak-injak harga dirinya. Terlebih, permintaan penurunan bendera diabaikan oleh warga Cina. Pertikaian ini berakhir dengan tewasnya Kapitan Lu Cin Po, pemimpin warga Cina. Sayangnya, sejarah kelam tak berhenti di sini. Rentetan peristiwa terus berlanjut hingga menimbulkan peristiwa Bagansiapiapi II yang lebih dahsyat, yang dikenal dengan peristiwa ‘tentara jambang‘.
Rekaman sejarah menyebutkan bahwa tentara jambang merupakan satuan komponen tentara desersi (tentara yang membelot dari tugas). Dalam peristiwa ini, tentara jambang mengurung anak-anak dan perempuan, merampas harta benda, bahkan memperkosa gadis-gadis Cina di desa pantai Panipahan (hlm.21). Carut marut ini berlangsung di Sungai Rokan, Kubu, serta Panipahan. Maka, aksi balas dendam pun dilakukan. Warga Cina dengan pasukan Cina-nya yang diberi nama Poh An Tui, ganti membunuh warga Indonesia. Pertalian erat antara etnis Cina di Medan, Singapura, dan Malaysia serta suplai senjata memperkuat posisi etnis Cina di Bagansiapiapi. Peristiwa Bagansiapiapi berkecamuk dengan sangat tragis. Nyawa tak lagi berharga di tengah kobaran emosi yang menyala. Dalam kurun waktu yang sangat singkat, sejak Maret hingga September 1946 peristiwa ini telah merenggut kurang lebih 2.500 jiwa warga Indonesia dan etnis Cina.
Konon, representasi etnis Cina di Bagansiapiapi yang melebihi separuh komunitas warga Indonesia menjadi pemicu konflik, di samping kurangnya komunikasi, provokasi, primordialisme, serta tindakan emosional akibat kesalahpahaman (hlm. vi). Tak heran, komposisi penduduk yang tidak seimbang ini menjadikan Bagansiapiapi bagaikan tanah air tersendiri bagi etnis Cina kala itu. Sehingga, ketika bara kemerdekaan tengah membuncah ke dalam jiwa bangsa Indonesia, sikap dan perbuatan warga Cina di Bagansiapiapi justru dianggap melecehkan kemerdekaan dan kedaulatan pemerintah Indonesia (hlm.15).
Peristiwa ini memberi pemahaman kepada kita bahwa warga pribumi di Bagansiapiapi sesungguhnya merasa terasing di negeri sendiri. Berdasarkan data yang dihimpun Sudarno, terungkap bahwa semua pokok perekonomian ada di tangan etnis Cina, mulai dari mata pencaharian sebagai nelayan, petani, kuli, tongkang-tongkang yang ribuan jumlahnya, hingga komponen cerdik pandai (hlm.101). Oleh sebab itu, Sudarno mengungkapkan bahwa komponen masyarakat yang tidak imbang antara warga pribumi dengan etnis Cina di Bagansiapiapi membutuhkan penanganan dan kebijakan khusus. Dalam konteks ini, menjaga harmoni dan harga diri bangsa Indonesia harus dikedepankan. Melalui peristiwa ini, kita dapat memetik makna bahwa simbol dan identitas kesukubangsaan yang bermuara pada etnosentrisme tertentu kerap menyimpan bahaya laten yang siap meledak.
Buku ini menghadirkan fakta-fakta kelam sejarah masa lalu disertai sumber informasi yang cukup akurat. Catatan-catatan sejarah dihimpun dengan lengkap dan rapi. Tanggal dan pelaku sejarah didokumentasikan secara apik dengan bentuk penyajian yang informatif. Buku ini sengaja dihadirkan agar kita tak lagi mengulang sejarah kelam kerusuhan antaretnis, tak lagi menyanjung tinggi identitas kesukuan, tak lagi memandang rendah etnis lain, dan tak lagi merasa terancam dengan kehadiran etnis yang berbeda di lingkungan sosial kita. Setidaknya, peristiwa ini mengingatkan kita pada kerusuhan serupa di Jakarta pada tahun 1998 yang melibatkan warga Indonesia dan etnis Cina.
Buku ini dapat menambah pemahaman bagi masyarakat Indonesia, terutama menyangkut hubungan warga Indonesia dengan etnis Cina. Di dalamnya terselip pesan bahwa sebagai bagian dari masyarakat, kita harus mawas diri, menahan diri, menjaga marwah negeri, serta mengembangkan sikap apresiatif terhadap kebudayaan lain di negeri tercinta ini.
Sebagaimana kata pengantar oleh penerbit dalam buku ini, bahwa dinamika kehidupan, arus budaya, serta keterikatan sebuah suku bangsa menjadi begitu berarti ketika sebuah etnik di ceruk negeri asing terbangkitkan semangat primordialismenya, disebabkan oleh dominasi penduduk dan ekonominya. Kiranya, kaum perantauan juga perlu bercermin dan menjunjung tinggi kebudayaan setempat. Seperti bunyi petuah, di mana bumi dipijak, di situ langit dijunjung.
Semoga buku ini mampu mengantarkan pembaca pada pemahaman yang lebih arif dalam menyelami fenomena kemajemukan bangsa. Dengan demikian, apresiasi budaya dapat menafikan stereotipe terhadap etnis yang berbeda, sehingga mampu menenggelamkan semangat primordialisme. ***
Oleh : Nanum Sofia (Mahasiswi S2 Psikologi UGM)

 



Bendera-China-Kuomintang.jpg
(INTERNET)
PEKANBARU - Lambatnya diterima kabar Indonesia Merdeka pada 17 Agustus 1945, di Jakarta, mengakibatkan terjadi kekosongan kekuasaan (Vacum of Power) di daerah-daerah seluruh Nusantara.
Keterlambatan dan kekosongan kekuasaan inilah kemudian di beberapa daerah di Riau menjadi konflik bersenjata. Pemicunya, orang-orang China ketika itu merasa merekalah yang berhak melanjutkan pemerintahan Jepang di Indonesia.
Bendera Kuomintang dengan matahari putih, memiliki 12 sinar di dalam kotak biru di sebelah kiri atas. Bendera ini digunakan di Tiongkok Daratan hingga 1949, dan sejak 1949 hanya digunakan di negara China Taipei atau Taiwan. Penggunaan di Tiongkok hanya sebatas penggunaan secara sejarah.
Lalu, di daerah mana saja di Riau, berkibarnya bendera China Kuomintang? Kemudian, akibat pengibaran tersebut memicu konflik, bahkan korban jiwa. Berikut kami sajikan untuk Anda, insiden bendera tersebut, datanya kami sarikan dari buku Sejarah Lokal Riau ditulis Guru Besar Sejarah Universitas Riau, Suwardi MS, dan dua rekannya, Kamaruddin dan Asril serta Ahmad Yusuf dkk dalam bukunya Sejarah Perjuangan Rakyat Riau 1942-2002 Buku I.
1. Pekanbaru
Kekosongan kekuasaan usai Jepang dinyatakan sebagai pihak yang kalah pada Perang Dunia II, ternyata dimanfaatkan oleh warga China yang berada di Pekanbaru.
Mereka merasa, China termasuk negara anggota Sekutu yang memenangkan Perang Dunia II di Asia Pasifik dengan mengalahkan Jepang.
Berangkat dari alasan itu, orang-orang China ini kemudian dengan beraninya memasang dan mengibarkan bendera Kuomintang di kedai-kedai, rumah-rumah, warung-warung, tongkang-tongkang, atau pun kapal-kapal mereka, bukan merah putih, seperti warga pribumi lainnya.
"Kapal-kapal atau perahu-perahu milik China tak mau lagi diperiksa oleh duane atau polisi serta tidak singgah di Siak dan kampung-kampung," seperti dituliskan Prof Suwardi MS, dkk di dalam buku berjudul Sejarah Lokal Riau.
Akibatnya, terputuslah hubungan dari satu kampung ke kampung lainnya. Dari peristiwa tersebut, hal menarik munculnya insiden di Pasar Bawah, Pekanbaru, gara-gara orang China menaikkan bendera mereka, bendera Kuomintang.
Kondisi ini semakin diperparah dengan tersebarnya berita dari tawanan Belanda yang bebas, bahwa mereka akan mengambil alih kembali kekuasaan dan akan mengatur Pemerintahan Belanda di Riau.

2. Selat Panjang
Kondisi serupa, pengibaran bendera China, Kuomintang, juga terjadi di Selat Panjang, kini ibukota Kabupaten Kepulauan Meranti. Usai Jepang menyerahkan kalah, warga China di Selat Panjang bersuka ria mendengar berita kekalahan negeri matahari terbitu tersebut ke tangan Sekutu pimpinan Amerika Serikat.
Selama bulan September 1945, terasa kekosongan kekuasaan usai Jepang dinyatakan kalah, terasa kekosongan pemerintahan di Selat Panjang.
Orang-orang China yang merasa di atas angin kemudian mengeluarkan perkataan-perkataan, "Pemerintah Jepang, polisi Jepangsudah jatuh tak pakai lagi. Kita sudah menang,".
Oleh karena itu, warga China ini dengan congkaknya menyusun barisan dan menjaga keamanan hingga ke luar kota dan Pelabuhan Selat Panjang.
Bendera Merah Putih
"Mereka telah berkeyakinan, China termasuk negara-negara Sekutu yang menang perang. Keyakinan mereka lebih mendalam lagi dan menduga Sumatera nanti menjadi jajahan China," seperti tertulis di buku Sejarah Lokal Riau.
Pada 17 Oktober 1945, warga Selat Panjang yang memiliki kesadaran akan ke-Indonesiaan, mengibarkan dan menaikkan bendera merah putih. Sebelum berkibar, barisan-barisan rakyat berkeliling kota, kemudian baru kembali ke kantor Wedana Selat Panjang.
Sayang, usai barisan bubar, sekitar pukul 11.00 di hari yang sama, merapat dua kapal Inggris di pelabuhan. Seorang opsir turun dari kapal diiringi prajurit bersenjata dan seorang China.
Mereka kemudian berkeliling kota dan mendapati halaman rumah warga sudah berkibar bendera merah putih. Opsir Inggris ini lalu menuju rumah Kapitan China bernama Kang Tjoang Pa, dan rombongan telah disambut dengan jamuan makan dan minum dari tuan rumah.
Usai itu, datang perwakilan orang-orang China ke kantor wedana untuk menemui Mas Slamet. Ketika itu, Mas Slamet masih duduk bersama anggota Badan Aksi Kemerdekaan. Utusan itu sampaikan, Opsir Inggris ingin ketemu.
Lalu, disepakati, Mas Slamet menerima undangan tersebut dan melangkah menuju rumah kapitan China itu, Di sana, Opsir Inggris ini mengajak Mas Slamet menaiki kapal mereka di pelabuhan.
Di atas kapal, Mas Slamet ditanyakan mengenai pemerintahan dan siapa sedang berkuasa. Mas Slamet menjawab, pemerintahan di Selat Panjang sudah ada, yaitu Pemerintahan Republik Indonesia dengan pusat Kerasidenan di Pekanbaru dan A Malik sebagai residen Riau.
Selama Mas Slamet di atas kapal Inggris, warga pribumi dan China Selat Panjang berkumpul di sekitar pelabuhan dan jalan besar, mulai di depan tao pa kong hingga ke rumah Kang Tjoang Pa. Penduduk China waktu itu mengatakan, Mas Slamet pasti dibawa tentara Inggris.
Dugaan itu ternyata meleset, Mas Slamet keluar dari kapan dan menemui teman-teman seperjuangannya. Kesimpulannya, jika hari itu, 17 Oktober 1945, tak dikibarkan dan dinaikan bendera Merah Putih, maka dipastikan Inggris yang membonceng Belanda akan membuat pemerintahan baru di Selat Panjang. Tentu pemerintahan tersebut didukung penuh oleh pendudukan China yang merasa negaranya telah menang perang melawan Jepang.

3. Bagansiapi-api
Akhir Agustus 1945, di Bagansiapi-api telah beredar berita tentang Proklamasi kemerdekaan Indonesia oleh Soekarno-Hatta. Berita ini dibawa oleh orang-orang yang berdatangan dari Medan, Pekanbaru dan Payakumbuh.
Pembawa berita itu antara lain M Idrus, Nahar Siddik, Boengsu, A Karim Said, dan lain-lain. Ini diiringi dengan pengibaran bendera merah putih di Kantor Pos (PTT) Bagansiapi-api oleh M Daud dan M Nur, dua pegawai PTT.
Dengan berkibarnya bendera Merah Putih ini, orang-orang China yang ada di Bagansiapi-api juga ikut-ikutan mengibarkan bendera Kuomintang di setiap kedai, dan rumah mereka.
"Orang China mengatakan, nanti yang akan mengoper pemerintah Jepang adalah tentara China, karena China negara anggota Sekutu, pemenang perang kalahkan Jepang," seperti tertulis dalam buku Sejarah Lokal Riau ditulis Suwardi MS dan dua rekan lainnya.
Berkibarnya bendera Kuomintang China ini ternyata membakar emosi dan kemarahan pemuda di Bagansiapi-api. Mereka menentang perbuatan tersebut. Kemarahan para pemuda ini dapat disabarkan oleh tokoh tua, seperti BA Muchtar dan Dulah Usman.
Tak hanya di Bagansiapi-api saja terjadi insiden pengibaran bendera. Di Kubu, orang-orang China ternyata sudah terlebih dahulu mengibarkan bendera mereka Kuomintang, dibandingkan merah putih.
Rakyat serentak menurunkan bendera tersebut dan mengibarkan sang saka Merah Putih di kantor Camat Kubu, 1 Januari 1946. Semula ada kesepakatan dengan pihak China Kuomintang, boleh mengibarkan bendera Bintang Dua Belas (Cap Ji Kak) milik mereka, namun berdampingan dengan bendera Merah Putih.
Sayangnya, kesepakatan itu diingkari mereka dengan tetap mengibarkan bendera Kuomintang tanpa Merah Putih. Ini jelas menyinggung dan membuat emos para pemuda tang tergabung di di BKR darat dan Laut.
Ahmad Yusuf dkk dalam bukunya Sejarah Perjuangan Rakyat Riau 1942-2002 Buku I, menceritakan insiden penurunan disertai perobekan bendera Kuomintang oleh pemuda.
Peristiwa ini membuat Bagansiapi-api mencekam, masing-masing pihak berada di tempatnya. Orang China terkonsentrasi di Bagan Kota (Jalan Perdagangan dan Perniagaan sekarang hingga pelabuhan).
Dengab demikian mereka menguasai pusat kota dan pintu pelabuhan arah ke laut (Pulau Lalng dan Selat Malaka). Sedangkan pihak Indonesia terkonsentrasi di pinggir kota arah ke darat kemudian dikenal saat ini dengan Jalan Pahlawan dan sekitarnya, Bagan Jawa dan Bagan Punak.
Pengibaran bendera Kuomintang inilah kemudian dikenal dengan Peristiwa Bagansiapi-api I dipicu tewasnya Kapitan China akibat pengibaran bendera Kuomintang di rumah-rumah orang China tanpa didampingi bendera Merah Putih. Peristiwa berdarah Bagansiapi-api I ini dikemudian disusul Bagansiapi-api II beberapa bulan kemudian.



TELAH SAH KITA SEKARANG BERADA DI ZAMAN KE 4 SEPERTI YG DI NYATAKAN OLEH RASUL SAW

Tidak terasa kita hidup dipenghujung Zaman. 
Rasul SAW Berkata : 
“ZAMAN ITU DI BAGI KEPADA 5”

1. Zaman Nubuwwah_
(zaman kenabian diawali dr zaman Nabi Adam AS sampai Baginda Nabi Muhammad SAW)

2. Zaman Khilafah 1_
(dipimpin sahabat -sahabat Nabi Abu Bakar Umar, Utsman dan Ali ra).

3. Zaman Al-mulk kerajaan_ (berakhir runtuhnya Dinasti Utsmani diturki kalau diindonesia Majapahit, Sriwijaya, Galu dsbnya).

4. Zaman Jababiro_
(Zaman kebebasan maksiat dimana-mana dan inilah zaman kita hidup sekarang). 
Fitnah2 bertebaran untuk melemahkan kaum Muslimin (era fitnah terbesar akan terjadi saat Dajjal muncul), Org2 yg tdk layak/zalim menjadi penguasa (pemimpin), jumlah ummat Islam ramai tpi bagaikan buih diatas laut (sedikit yg berjihad untuk membela Islam)... 
_Zaman ini sdh terjadi dan sdg kita jalani...Astaghfirullah....

5. Zaman Khilafah 2_
(Zaman yg mana suasana seperi pada zaman Rosululloh SAW, nanti umat Islam akan dipimpin *_Imam Mahdi hanya berlangsung lebih kurang 9 tahun._*

_Pada zaman ini pula Dajjal muncul, Nabi Isa AS jg muncul ditugaskan untuk membunuh Dajjal dan meng-Islamkan orang2 Kafir/Nashoro)._

➡ Para Ulama hadits memperhalusi ttg usia umur ummat Islam :

_1. Ibnu Hajar Asqalani_
seorang ulama pakar hadits, kitab beliau yg populer dimsia adalah Fathul Barri, Beliau berkata umur umat Islam sampai 1476 H.

_2. Imam As-syuyuthi_
Beliau mengatakan umur umat Islam sampai 1477 H

_3. Ibnu Hajar Hambali_
kata Beliau umur umat Islam lebih dari 1400 H namun tdk sampai 1500 H

Allahu Akbar sekarang umur umat Islam sudah sampai pada 1439 H.

_Hari kiamat tdk ada yg tau termasuk Rosululloh SAW namun mengenai umur umat Islam, Rasulullah sdh memberi tahu.. tdk sampai 1500 H._

Kelak diakhir zaman Alloh SWT akan wafatkan serentak umat islam dimuka bumi dan yg tinggal hanyalah orang kafir yg akan menyaksikan hancurnya bumi gunung laut langit dan seluruh alam (baca Al-Qoriah, Al-Qiyamah, Al-Waqiah).

Diantara tanda kiamat kata Rasulullah SAW 
-akan muncul Dukhan (kabut hitam) yg menyelimuti bumi selama 40 hari 40 malam, lalu sahabat bertanya Ya Rasulullah kapan itu terjadi???
Kata Baginda Nabi SAW itu terjadi apabila yg 
- pertama KALAU PENYANYI WANITA BERMUNCULAN DIMANA-MANA
- Yg kedua kata Rasulullah SAW, kalau alat musik dicintai oleh umatku dan minuman keras dimana-mana....

_Saudaraku,tanda2 diatas sudah muncul semua sekarang...

_Sementara masih ada waktu, mari segera baiki diri, perbaiki  ibadah dan perbanyak amal solih untuk bekal di akherat nanti....
Wallahu'alam....

Sudah Siapkah??

Note:
Kajian ilmiah seluruh Pakar Iptek di timur dan barat sdh 100% membenarkan Peringatan Rasulullah 14 abad yg lalu...! Dan  janji Allah pasti benar n tepat...!
BADAN Meteorologi dan Geofisika menyatakan bahwa akan terjadi kemarau panjang yang akan melanda dunia. 

Dijangka kemarau panjang tersebut akan bermula tahun 2019 hingga 2022.Air dunia waktu ini hanya berbaki 3% saja. 

Lalu apa artinya informasi ini bagi kita?
Artinya adalah _keluarnya Dajjal telah sangat dekat._
_Dan munculnya Imam Mahdi telah berada di tengah-tengah kita, tanpa kita sadari._

Ini berarti apa yang disabdakan Rasulullah telah terbukti.
Dalam hadits tentang kisah Tamim Ad-Dari, keluarnya Dajjal di tandai dengan keringnya danau Thabariyyah (Tiberias), keringnya mata air Zughar, dan pohon kurma Baisan tidak berbuah lagi. Dan jika kita mengikuti perkembangan informasi terakhir tentang tiga pertanda tersebut, sudah nyata terjadi.

Sudah dua tahun ini, pohon kurma di Baisan tidak berbuah lagi. 

Diikuti dengan semakin kurangnya mata air Zughar. Dan yang paling menepati adalah surutnya air di tasik Tiberias di Israel sudah sangat meruncing, sehingga  Israel sibuk mencari sumber air lain. 

Salah satunya perencanaan adalah penyulingan air laut. Dalam hadits lain dikatakan bahwa Dajjal akan keluar dari sarangnya dgn tanda, setelah terjadi kemarau dan kekeringan selama  3 tahun. Dan sebagaimana disebutkan di atas, bahwa Badan Meteorologi dan Geofisika telah memperkirakan kekeringan panjang akan dimulai tahun 2019 hingga 2022.
Marilah kita berbuat baik semaksima mungkin, dan ajaklah setiap  muslim dimanapun, untuk semakin bersungguh-sungguh memperbanyak amal akhirat. 
ALLAHU AKBAR... !!!

➡_Kiamat menurut Agama Islam ditandai dengan beberapa petanda. Kita boleh baca novel sampai beribu2 kali tapi baca ini hanya perlu 5 menit_

- Kemunculan Imam Mahdi

- Kemunculan Dajjal

- Turunnya Nabi Isa (AS)

- Kemunculan Yakjuz dan Makjuz

- Terbitnya matahari dari Barat ke Timur

- Pintu pengampunan akan ditutup

- Dab'bat al-Ard akan keluar dari tanah & akan menandai muslim yang se-benar2nya

- Kabut selama 40 Hari akan mematikan semua orang beriman sejati shg mereka tidak perlu mengalami tanda2 kiamat lainnya

- Sebuah kebakaran besar akan menyebabkan kerusakan

- Pemusnahan/runtuhnya Kabah

- Tulisan dalam Al-Quran akan lenyap

- Sangkakala akan ditiup pertama kalinya membuat semua makhluk hidup merasa bimbang dan ketakutan

- Tiupan sangkakala yang kedua kalinya akan membuat semua makhluk hidup mati dan yg ketiga yang membuat setiap makhluk hidup bangkit kembali

Nabi MUHAMMAD SAW telah bersabda:
"Barang siapa yg mengingatkan ini kepada orang lain, akan Ku buatkan tempat di syurga baginya pada hari penghakiman kelak"

Allah berfirman : "jika engkau lebih mengejar duniawi daripada mengejar redho Ku maka Aku berikan, tapi Aku akan menjauhkan kalian dari syurgaKu"

Itulah yg dimaksud dajjal yg bermata satu: Artinya hanya memikirkan duniawi drpd akhirat. 

➡ Kerugian meninggalkn sholat :

Subuh: Cahaya wajah akan pudar.
Zuhur: Berkat pendapatan akan hilang.
Ashar: Kesehatan mulai terganggu.
Maghrib: Pertolongan anak akan jauh di akhirat nanti.
Isya': Kedamaian dlm tidur sukar didapatkan.

Sebarkan dgn ikhlas. tiada paksaan dalam agama
Niatkan ibadah (sebarkan ilmu walau 1 ayat)

➡ Nasihat Kubur:

1). Aku adalah tempat yg paling gelap di antara yg gelap, maka terangilah .. aku dengan TAHAJUD

2). Aku adalah tempat yang paling sempit, maka luaskanlah aku dengan berSILATURAHIM ..

3). Aku adalah tempat yang paling sepi maka ramaikanlah aku dengan perbanyak baca .. AL-QUR'AN.

4). Aku adalah tempatnya binatang2 yang menjijikan maka racunilah ia dengan Amal SEDEKAH,

5). Aku yg menyempitmu hingga hancur bilamana tidak Sholat, bebaskan sempitan itu dengan SHOLAT

6). Aku adalah tempat utk merendammu dgn cairan yg sangat amat sakit, bebaskan rendaman itu dgn PUASA..

7). Aku adalah tempat Munkar & Nakir bertanya, maka Persiapkanlah jawabanmu dengan Perbanyak mengucapkan Kalimah *"LAILAHAILALLAH"*

Kirim ini semampumu dan seikhlasmu kepada sesama Muslim, sampaikanlah walau hanya pada 1 org..
Karena, saat kamu membawa Al-Qur'an, setan biasa2 saja.
Saat kamu membukanya, syaitan mulai curiga.
Saat kamu membacanya, ia gelisah.
Saat kamu memahaminya, ia kejang2.
Saat kamu mengamalkan Al-Qur'an dlm kehidupan seharI-hari, ia stroke.
Trus n trus baca & amalkan agar syaitan stroke semuanya juga jantungnya dan mati.
Ketika anda ingin menyebarkan .. ini, lagi2 syaitan pun mencegahnya.

Syaitan berbisik;
Sudahlaaaaaah tak usah disebarkan, tak penting, buang waktu saja, tak mungkin akan dibaca
Sekecil apapun amal ibadah, Allah SWT menghargainya, Semoga menjadi amal. 
Aamiin🕌❤🕌☝
Dulu, VOC dan kapitan terkenalnya Wan Abdul Bagus memprioritaskan kampung ini hanya untuk orang-orang Melayu saja
Foto : tirto.id
  • BACODULU.site - Atas usul Mayor Isaac St Martin dan van Hoorn, pada 21 Oktober 1688, maskapai dagang Hindia Timur Vereenigde Oostindische Compagnie (VOC) membikin aturan untuk pribumi. Orang-orang diharuskan tinggal hanya dengan orang-orang satu suku dalam sebuah kampung. Orang Ambon harus tinggal di Kampung Ambon, orang Bali harus di Kampung Bali dan, dan orang Melayu di Kampung Melayu.

Di masa VOC, orang-orang dari etnis-etnis tersebut ditempatkan mengelilingi benteng VOC di sekitar Jakarta. Orang-orang Ambon ditempatkan di timur benteng. Orang-orang Bali di arah barat dan orang-orang Melayu di selatan. Kampung-kampung itu seolah membentengi VOC dari serangan pribumi di pulau Jawa.
Menurut Mona Lohanda dalam buku Sejarah Para Pembesar Mengatur Batavia (2007), “sisa-sisa tempat pemukiman mereka bisa dikenali melalui nama-nama kampung tua di Jakarta.” Termasuk Kampung Melayu di Jatinegara, Jakarta Timur. Kampung Melayu dulunya masuk di wilayah yang dikenal dengan nama Meester Cornelis.
Sejarah Kampung Melayu terkait dengan Wan Abdul Bagus. Wan adalah gelar sebagai orang terkemuka Melayu. Menurut buku Asal-usul Nama Tempat di Jakarta (2004), Wan Abdul Bagus putra Ence Bagus, lahir di Patani, Thailand Selatan—yang berbatasan dengan Malaysia di Semenanjung Melayu. Dikenal sebagai sosok yang cerdas, dia dijadikan pemimpin masyarakat Melayu di Betawi dengan pangkat kapitan.
“Kapten Wan Abdul Bagus menjadi penerjemah resmi dan merevisi terjemahan Katekismus Heidelberg,” tulis Adolf Heuken dalam Tempat-Tempat Bersejarah di Jakarta(1997).
Tugas Kapitan kepercayaan VOC tak hanya memimpin sebuah perkampungan dan urusan administrasinya dengan VOC. Seorang kapitan dan orang-orang seetnisnya juga harus siap menjadi pasukan suku dan berperang untuk kepentingan VOC. Jika ada satu kampung suku yang membangkang pada VOC, kampung suku yang lain pun dikerahkan.
Menurut tulisan W.L. Ritter di koran Bintang Betawi (08/05 /1901) "Kapitan Jongker atawa Asalnja Kampong Pajongkoran," Kapitan Wan Abdul Bagus dan orang-orang Melayu juga pernah dikerahkan menghajar orang-orang Ambon pimpinan Kapitan Jonker di Marunda, Cilincing. Atas perintah petinggi VOC tentunya.
Padahal, di masa-masa sebelumnya, sebelum ada aturan yang mengkotakkan suku-suku non-Betawi dalam kampung-kampung etnis, Kapitan Jonker dan orang Ambon bersama orang Melayu di bawah komandonya berperang demi VOC di Sumatra dan Sulawesi. Dalam sebuah pertempuran, seorang pemimpin pasukan Melayu, Kapitan Wan Abdul Bagus terluka. Belakangan, Kapitan Jonker terbunuh.
Mengenai kampung tempat orang-orang Melayu tinggal, Menurut Heuken, Kapitan Wan Abdul Bagus-lah yang “mendirikan Kampung Melayu di Meester (Cornelis).”
Menurut Alwi Shahab dalam Betawi Queen of the East (2004), di daerah yang sekarang bernama Kampung Melayu, dulu tinggal pasukan melayu pimpinan Kapitan Wan Abdul Bagus. Agak ke selatan lagi, ada bawahan Wan Abdul Bagus bernama Ence Awang yang tinggal bersama pasukannya. Ence Awang dan orang-orang Melayu itulah yang menjadi cikal-bakal daerah bernama Cawang.
Infografik Kampung Melayu
Menurut buku Asal-usul Nama Tempat di Jakarta (2004), sebagai abdi VOC, Wan Abdul Bagus dipercaya oleh VOC untuk bertindak selaku Regeringscommisaris, semacam duta VOC di Sumatera Barat. Setelah Wan Abdul Bagus meninggal pada 1716 pada usia 90 tahun, dia digantikan Wan Abdullah, putranya dari istri tidak resmi.
Ahli waris tunggalnya, Wan Mohammad meninggal dunia mendahului Wan Abdul Bagus. Sebelum meninggal, Wan Mohammad sudah menikah dengan Ratu Syarifah Fatimah. Menurut de Haan, Ratu Syarifah ini terkait dengan konflik istana di Banten. Wan Abdullah dianggap sebagai kapitan terakhir orang-orang Melayu karena politik VOC.
Jauh setelah VOC bubar dan Hindia Belanda makin berjaya, Kampung Melayu termasuk wilayah afdeling Meester Cornelis di keresidenan Batavia alias Betawi. Kampung Melayu, yang dilintasi kali Ciliwung ini, letaknya tak jauh dari pusat dari afdeling yang kemudian jadi kabupaten Meester Cornelis.
Kampung pinggiran peninggalan era kolonial VOC yang dikenal sebagai daerah padat penduduk dan terkenal dengan terminalnya ini mulai ramai di zaman VOC. Apalagi setelah Jatinegara, yang dulu disebut Meester Cornelis, berkembang menjadi kawasan militer kolonial. Tak jauh dari kawasan militer itu, sebuah stasiun dibangun.
Menurut Adolf Heuken dalam bukunya Gereja-Gereja Tua di Jakarta (2003) dan Th. van der End dalam buku Ragi Carita Jilid 1(1987), nama Meester Cornelis berasal dari nama anak keturunan Portugis nan kaya raya bernama Cornelis Senen. Kata Meester bisa diartikan sebagai tuan.
Tuan Cornelis Senen, pendeta yang sering berkhotbah dalam bahasa Melayu itu, punya kebun dan membangun sekolah pada 1635. Pada zaman Jepang, nama daerah Meester Cornelis berganti nama menjadi Jatinegara, meski masih banyak orang yang menyebut daerah itu masih dengan nama Meester atau Mister.

Sumber Artikel : tirto.id

ROKAN HILIR-Dari Seleksi Di Provinsi Riau beberapa minggu yg lalu satu-satu nya mewakili Rokan Hilir, akhirnya mampu mewakili Provinsi Riau dalam kategori Perlombaan Cabang IMAM SHOLAT Se Indonesia, Jum'at 27/09/2018 pukul 16.30 Wib.

Perlombaan ini di ikuti oleh seluruh provinsi yg ada di indonesia masing2 diwakili oleh 1 orang.

Alhamdulillah, berkat latihan dan ke seriusan, Zacky Almasry mampu mengalahkan provinsi demi provinsi,Dan menjadi Juara ke 2 dalam perlombaan ini, sedangkan Juara 1 di raih oleh Tuan Rumah Jawa Barat.

Selama Kegiatan di Jambore yang dilaksanakan oleh Parmusi Pusat, Zacky sangat serius berlatih. Karena bertekat akan membuat Negeri Rokan Hilir bangga dan Riau secara Umumnya.

"Ini semua berkat dukungan dan kepercayaan yang diberikan oleh Parmusi Riau, khusus buat Kedua orang tua saya serta Istri Ku Rosida dan Kedua anak ahli Syurga Ku," ujar Zacky hampir menitikkan air mata.

Dia juga berharap, kedua anaknya Muhammad Afif Syawqy Asyawwali dan Puan Syawqiyya Zaky mampu meneruskan perjuangan agama Allah ini.

Adapun hadiah yang di dapat dari perlombaan itu ialah, sertfikat, piagam dan umroh dari panitia pelaksana kegiatan tersebut pada bulan maret tahun mendatang, Insya Allah.




Penulis:Toni Octora

Sumber : erapublik.com
Foto : Peta Imperium Romawi
bacodulu.site - Bisyarah atau kabar gembira dari Nabi Shalallahu 'alaihi wasallam merupakan semangat utama kaum muslimin untuk terus berjuang. Baik melalui Al-Quran atau melalui lisan nabi, kabar gembira itu menjadi kekuatan yang tak mampu diisi oleh siapa pun. Keyakinan terhadap janji-janji yang disampaikan itu menjadi pelecut bagi kaum muslimin untuk merealisasikannya. Sebab, seluruh janji nabi itu pasti akan terjadi. Nabi tidak pernah berbicara kecuali itu sesuai dengan arahan wahyu ilahi.
Sejarah telah mencatat sekian banyak semangat mundurnya Islam berawal dari semangat merealisasikan janji Nabi. Sebut saja pembebasan Syam, Persia dan Yaman oleh para sahabat. Semua itu termotivasi oleh kabar gembira yang menyampaikan Nabi saw perang Ahzab. Demikian juga dengan Kota Mesir, kabar tentang pembebasannya dan pernah menyampaikan Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam digantung para sahabat.
Sebuah riwayat menyebutkan sesaat setelah wilayah ditaklukkan oleh Amr bin Ash, Ia berkata kepada penduduk kota tersebut, "Wahai penduduk Mesir, nyata Nabi kami telah mengabarkan bahwa Allah akan memberikan Mesir untuk orang Islam dan beliau mewasiatkan agar kami bertindak baik kepada kalian. Beliau bersabda, 'Jika kalian menaklukkan Mesir, maka aku wasiatkan agar kalian berbuat baik kepada orang-orang Qibthi ini. Mereka memberikan kebebasan dan kasih sayang '. ” (HR. Muslim)
Pembebasan Konstantinopel
Kisah-kisah yang terakhir dari kisah yang cukup fenomenal adalah kabar pembebasan Konstantinopel. Dalam sabdanya, Nabi sallallahu 'alaihi wasallam Menyampaikan kabar gembira kepada para sahabatnya , “Kota Konstantinopel akan dilemparkan ke tangan Islam. Pemimpin yang menaklukkannya adalah sebaik-baik pemimpin dan pasukan yang berada di bawah komandonya adalah sebaik-baiknya pasukan. ” (HR. Ahmad)
Lalu dalam riwayat lain, salah seorang sahabat Nabi, Abu Qubail bercerita, “Ketika kita sedang bersama Abdullah bin Amr bin al-Ash, dia ditanya, 'Kota yang akan disambungkan terlebih dahulu; Konstantinopel atau Roma? ' Abdullah meminta kotak dengan lingkaran-lingkaran miliknya. Kemudian dia mengeluarkan kitab. Lalu ia berkata, 'Ketika kita sedang menulis di sekitar Rasulullah shallallahu alaihi wasallam, beliau menjawab:
 أي المدينتين تفتح أولا: أقسطنطينية أو رومية؟ فقال رسول الله صلى الله عليه و سلم: مدينة هرقل تفتح أولا. يعني: قسطنطينية
Dua kota ini yang lebih dulu: Konstantinopel atau Roma? ' Rasul menjawab, 'Kota Heraklius diputar lebih dahulu.' Yaitu: Konstantinopel '. ” (HR. Ahmad, ad-Darimi dan al-Hakim)
Hadits ini dinyatakan shahih oleh al-Hakim dan disepakati oleh Adz-Dzahabi. Sementara Abdul Ghani al-Maqdisi berkata, “Hadits ini hasan sanadnya.” Syaikh Al-Albani sependapat dengan al-Hakim dan adz-Dzahabi yang hadits ini shahih. (Lihat Silsilah Ahadits al-Shahihah 1/3)
Layaknya sebuah sayembara, janji yang diperas untuk memotivasi setiap kaum kaum muslimin untuk merealisasikannya. Sejarah mencatat bahwa upaya serius penaklukan Konstantinopel telah terjadi saat masa Khalifah Muawiyah bin Abi Sufyan (668-669 M). Namun karena kuatnya pertahanan musuh, pasukan Islam yang dipimpin oleh Yazid bin Muawiyah, belum mampu menaklukkan kota tersebut. Saat pengepungan ini, salah seorang Sahabat Nabi, Abu Ayyub Al Anshari wafat lalu Beliau dimakamkan di dekat dinding Konstantinopel sesuai wasiatnya.

Kota Konstantinopel memang terkenal dengan kota yang paling aman pada masanya. Kota ini dilindungi oleh benteng-benteng yang kokoh. Ia juga memiliki benteng alam berupa tiga lautan yang mengelilinginya, yaitu selat Basphorus, laut Marmara dan Tanduk Emas yang dijaga dengan rantai besar sangat penting untuk kapal musuh untuk masuk ke dalamnya. Sementara itu daratannya dijaga dengan benteng yang kokoh yang terbentang dari laut Marmara sampai ke Tanduk Emas. Dari segi kekuasaan militer, kota ini adalah kota yang paling aman dan terlindungi, karena di antaranya ada pagar-pagar yang tinggi menjulang, menara pengintai yang kokoh dan ditambah dengan serdadu Bizantium di setiap penjuru kota. Maka wajar jika wilayah itu sangat sulit untuk bisa ditaklukkan.
Namun demikian, cita-cita untuk membebaskan Konstantinopel tidak pernah berhenti. Perjuangan berikutnya terus diwarisi oleh Daulah Abbasiyyah. Pada masa Khalifah Al-Mahdi, ia mengirim ekspedisi-ekspedisi musim panas ke wilayah wilayah Imperium Bizantium sejak 163 H / 779 M. Saat itu, Al-Mahdi mengirim sebuah ekspedisi musim panas yang langsung dipimpin puteranya Harun Ar-Rasyid yang ditujukan untuk mengepung Konstantinopel. Hingga pada 166 H / 782 M, Harun Ar-Rasyid kembali ke posisi musim panas yang memiliki sembilan puluh lima ribu personel. Ekspedisi ini tiba sampai di laut yang terlupakan Konstantinpel.
Setelah kota Baghdad jatuh pada tahun 656 masehi yang menjadi akhir Dinasti Abbasiyah, usaha kebebasan Konstantinopel tetap diteruskan oleh kerajaan kecil di Asia timur terutama kerajaan Saljuk yang dipimpin oleh Alip Arselan sampai ke Daulah Turki Utsmaniyah pada pemerintahan, Bayazid I (795- 803 H / 1393-1401 M) dan Sultan Murad II (1422 M). Tapi usaha tetap masih ada.
Upaya pembebasan terus berlanjut. Sampai saat setelah abad lebaran, Allah mengabulkan agama Islam itu melalui Sultan Muhammad Al-Fatih, pemimpin ketujuh dari Daulah Utsmaniyah. Sejarah menceritakan bahwa Muhammad Al-Fatih adalah seorang yang saleh. Saat baligh, Al-Fatih tidak pernah meninggalkan kewajibannya dan senantiasa memperbanyak amalan sunnah. Setelah diangkat menjadi raja, Al-Fatih langsung melanjutkan tradisi para pendahulunya untuk terjun langsung dalam penaklukan Konstantinopel.
Peta Pembebasan Konstantinopel
Peta Pembebasan Konstantinopel
Al-Fatih memperbanyak jumlah pasukannya hingga mencapai 250.000 personil. Angka ini merupakan jumlah yang sangat besar jika dibandingkan dengan jumlah tentara pada saat itu. Memperkuat pelatihan pasukan dengan berbagai kesenian tempur dan ketangkasan bersenjata, membuat mereka memiliki kemampuan tempur tingkat tinggi, untuk mendukung operasi jihad yang ditunggu-tunngu. Tidak ketinggalan, beliau juga menanamkan nilai-nilai tauhid dan keislaman pasukannya yang benar-benar memiliki ruh jihad yang kuat.
Setelah hampir dua bulan melakukan pengepungan dan serangan, yaitu dari 26 Rabi'ul Awal hingga 19 Jumadil Ula 857 H (6 April - 28 Mei 1453 M), dan dengan mengerahkan berbagai strategi termasuk mengirim kapal-kapal melalui bukit, membuat terowongan-terowongan, dan membuat benteng dari kayu, akhirnya pada 20 Jumadil Ula 857 M (29 Mei 1453 M) Konstantinopel berhasil dibebaskan pasukan Islam. (Lihat: Ali Muhammad Ash-Shalabi, Ad-Daulah Al-'Utsmaniyyah: 'Awamilu An-Nuhudh wa Asbab As-Suquth , hlm. 87-107)

Penaklukan Roma, Kabar Gembira yang Belum Terwujudkan
Nubu'at Nabi tentang penaklukkan Konstantinopel telah terbukti dan berhasil diwujudkan oleh Muhammad Al-Fatih. Ia menjadi figur pemimpin yang terbaik dan pasukannya menjadi pasukan terbaik yang berhasil merealisasikan janji Nabi. Lalu kembali ke hadis shahih di atas, yaitu kompilasi Rasulullah sallallahu 'alaihi wasallam ditanya, “Kota yang lebih dulu, Konstantinopel atau Roma?” Kemudian Rasul menjawab, “Kotanya Heraklius melepaskan lebih dulu, yaitu Konstantinopel,” (HR. Ahmad)
Tidak hanya Konstantinopel, hadis di juga dari kabar Rasul gembira dari Rasulullah sallallahu 'alaihi wasallam bahwa orang Islam akan berhasil menyelesaikan Roma. Berdasarkan hadits tersebut, secara kronologi, pembebasan Roma terjadi setelah pembebasan Konstantinopel. Salah satu kisah yang menyebutkan bahwa kabar gembira itu disebutkan Rasulullah sallallahu 'alaihi wasallam   sampaikan tatkala Islam di masa-masa sulit saat menyiapkan parit untuk menghadang pasukan koalisi Bangsa Quraisy pada Perang Ahzab.
Dalam kitab Mu'jam al-Buldaan , karya Yakut al-Hamawi dijelaskan bahwa Maksud Rumiyahhearts hadis di differences Adalah ibu kota Italia hari Penyanyi, Yaitu Roma. Mu'jam al-Buldan , 3/100) Setelah pembebasan Konstantinopel yang tujuh abad yang lalu, hingga saat ini Islam belum berhasil mengeluarkan kota Roma. Penyebutan Roma setelah Konstantinopel kebebasan merupakan mukjizat terpisah karena hingga sekarang Roma merupakan simbol agama Nasrani dan juga peradaban Romawi (Barat).
Memang Rasulullah sallallahu 'alaihi wasallamtidak secara tegas menyebutkan kapan pembebasan Roma terjadi dan siapa aktornya seperti pada pembebasan Konstantinopel. Akan tetapi yang pasti adalah pembebasan Roma tidak akan terjadi lagi setelah Muslim yang memiliki kekuatan yang sangat besar, yaitu kekuatan yang sama atau bahkan lebih dari kekuatan Islam. Kekuatan itu hanya mungkin dilakukan dalam bahasa Islam yang telah ditegakkan berdasarkan metode kenabian, termasuk komentar Syaikh Al-Albani yang mengomentari hadits di atas. Ia menulis;
“Penaklukan pertama (Konstantinopel) telah berhasil direalisasikan melalui tangan Muhammad Al-Fatih al-'Utsmani. Seperti yang telah diketahui, penaklukan itu terealisasi setelah lebih dari delapan ratus tahun karena kabar gembira yang disampaikan oleh Nabi saw. Dan pembebasan kedua (yaitu penaklukan kota Roma) dengan izin Allah juga akan terealisasi. Sungguh, beritanya akan Anda melindungi pada bulan berikutnya. Tidak diragukan juga bahwa pembebasan kedua itu menuntut kembalinya Khilafah Rasyidah ke tengah-tengah Muslim. ”(Silsilah Al-Ahadits Ash-Shahihah, jld. 1, hlm. 33, tidak ada hadits. 1329)
Bukan tugas yang dilakukan untuk memastikan kapan itu terjadi, sebab ini merupakan perkara gaib. Namun, jika dicermati lebih dalam, ada banyak karakter yang bisa masuk ke dalam, yaitu tidak lepas dari jihad fi sabilillah, pengerahan pasukan, dan peperangan besar di akhir zaman. Tugas muslim tidak menunggu. Tapi terus-menerus agar agar bisa bergabung dengan mereka saat Allah menakdirkannya selama itu. Dan salah satu persiapannya adalah mencintai jihad fi sabilillah dan mengondisikan agar siap untuk berjihad. Wallahu 'alam bis shawab!

Penulis: Fakhruddin
Editor: Arju

Mengenang Torehan Luka Bagansiapiapi

Mengenang Torehan Luka BagansiapiapiResensi buku
Judul Buku : Gema ProklamasiKemerdekaan RI dalam Peristiwa Bagansiapiapi
Penulis : Sudarno Mahyudin
Penerbit : Adicita, Yogyakarta
Cetakan : Pertama, 2006
Tebal : xv + 106 halaman
Kemerdekaan Indonesia senantiasa diikuti oleh beragam peristiwa bersejarah. Peristiwa bersejarah tersebut merupakan rekam cetak historis yang ditorehkan oleh semangat perjuangan bangsa yang penuh luka-luka. Tak hanya pertempuran-pertempuran politik yang terus bergolak, bahkan konflik antarsuku ternyata juga turut mengharu-biru dalam proses perjuangan bangsa Indonesia. Kemajemukan suku bangsa di Indonesia, yang sejatinya menjadi penguat budaya, berbalik menjadi bumerang karena semangat primordialisme sempit yang sarat muatan SARA (suku, agama, ras, dan antargolongan). Setidaknya itulah yang mewarnai peristiwa Bagansiapiapi di ranah Melayu pada tahun 1946, yang telah menorehkan kisah memilukan bagi Riau Daratan, terutama warga pribumi dan etnis Cina.
Soedarno Mahyudin, penulis buku ini, sengaja menghadirkan buku ini dalam rangka mengenang kembali tragedi Bagansiapiapi sebagai upaya pembelajaran bagi segenap elemen bangsa Indonesia agar dapat mengapresiasi budaya dari etnis yang berbeda di wilayah masing-masing, khususnya terhadap etnis Cina. Peluncuran buku ini, setidaknya menjadi titik tolak adanya saling pengertian dan harapan agar kejadian serupa tidak terulang kembali.
Bagansiapiapi merupakan wilayah yang berbeda dengan wilayah lain di Indonesia. Kala itu, Belanda menyebutnya sebagai Een China in Oost Indie. Hal itu disebabkan komposisi penduduknya yang didominasi oleh etnis Cina. Etnis Cina di Bagansiapiapi dikenal sebagai representasi entitas budaya yang berbeda dengan orang-orang Cina dari wilayah lain. Selain karena keuletannya dan kegigihannya, semangat chauvinisme juga melekat erat dalam sanubari mereka. Sebetulnya, berapapun jumlah warga etnis tertentu di wilayah Indonesia bukan sebuah risiko. Kerentanan konflik hanya akan terjadi bila suatu etnis menyanjung primordialisme sempit sehingga merendahkan etnis lain. Dan, inilah yang terjadi di Bagansiapiapi.
Meletusnya peristiwa Bagansiapiapi I yang dikenal sebagai ‘peristiwa bendera‘, dipicu oleh tersumbatnya komunikasi antara warga pribumi dengan etnis Cina yang kala itu mengibarkan bendera Kuo Min Tang tanpa didampingi bendera merah putih, simbol identitas negara Indonesia yang baru saja merdeka. Kondisi ini menjadikan masyarakat pribumi khususnya Melayu, merasa terinjak-injak harga dirinya. Terlebih, permintaan penurunan bendera diabaikan oleh warga Cina. Pertikaian ini berakhir dengan tewasnya Kapitan Lu Cin Po, pemimpin warga Cina. Sayangnya, sejarah kelam tak berhenti di sini. Rentetan peristiwa terus berlanjut hingga menimbulkan peristiwa Bagansiapiapi II yang lebih dahsyat, yang dikenal dengan peristiwa ‘tentara jambang‘.
Rekaman sejarah menyebutkan bahwa tentara jambang merupakan satuan komponen tentara desersi (tentara yang membelot dari tugas). Dalam peristiwa ini, tentara jambang mengurung anak-anak dan perempuan, merampas harta benda, bahkan memperkosa gadis-gadis Cina di desa pantai Panipahan (hlm.21). Carut marut ini berlangsung di Sungai Rokan, Kubu, serta Panipahan. Maka, aksi balas dendam pun dilakukan. Warga Cina dengan pasukan Cina-nya yang diberi nama Poh An Tui, ganti membunuh warga Indonesia. Pertalian erat antara etnis Cina di Medan, Singapura, dan Malaysia serta suplai senjata memperkuat posisi etnis Cina di Bagansiapiapi. Peristiwa Bagansiapiapi berkecamuk dengan sangat tragis. Nyawa tak lagi berharga di tengah kobaran emosi yang menyala. Dalam kurun waktu yang sangat singkat, sejak Maret hingga September 1946 peristiwa ini telah merenggut kurang lebih 2.500 jiwa warga Indonesia dan etnis Cina.
Konon, representasi etnis Cina di Bagansiapiapi yang melebihi separuh komunitas warga Indonesia menjadi pemicu konflik, di samping kurangnya komunikasi, provokasi, primordialisme, serta tindakan emosional akibat kesalahpahaman (hlm. vi). Tak heran, komposisi penduduk yang tidak seimbang ini menjadikan Bagansiapiapi bagaikan tanah air tersendiri bagi etnis Cina kala itu. Sehingga, ketika bara kemerdekaan tengah membuncah ke dalam jiwa bangsa Indonesia, sikap dan perbuatan warga Cina di Bagansiapiapi justru dianggap melecehkan kemerdekaan dan kedaulatan pemerintah Indonesia (hlm.15).
Peristiwa ini memberi pemahaman kepada kita bahwa warga pribumi di Bagansiapiapi sesungguhnya merasa terasing di negeri sendiri. Berdasarkan data yang dihimpun Sudarno, terungkap bahwa semua pokok perekonomian ada di tangan etnis Cina, mulai dari mata pencaharian sebagai nelayan, petani, kuli, tongkang-tongkang yang ribuan jumlahnya, hingga komponen cerdik pandai (hlm.101). Oleh sebab itu, Sudarno mengungkapkan bahwa komponen masyarakat yang tidak imbang antara warga pribumi dengan etnis Cina di Bagansiapiapi membutuhkan penanganan dan kebijakan khusus. Dalam konteks ini, menjaga harmoni dan harga diri bangsa Indonesia harus dikedepankan. Melalui peristiwa ini, kita dapat memetik makna bahwa simbol dan identitas kesukubangsaan yang bermuara pada etnosentrisme tertentu kerap menyimpan bahaya laten yang siap meledak.
Buku ini menghadirkan fakta-fakta kelam sejarah masa lalu disertai sumber informasi yang cukup akurat. Catatan-catatan sejarah dihimpun dengan lengkap dan rapi. Tanggal dan pelaku sejarah didokumentasikan secara apik dengan bentuk penyajian yang informatif. Buku ini sengaja dihadirkan agar kita tak lagi mengulang sejarah kelam kerusuhan antaretnis, tak lagi menyanjung tinggi identitas kesukuan, tak lagi memandang rendah etnis lain, dan tak lagi merasa terancam dengan kehadiran etnis yang berbeda di lingkungan sosial kita. Setidaknya, peristiwa ini mengingatkan kita pada kerusuhan serupa di Jakarta pada tahun 1998 yang melibatkan warga Indonesia dan etnis Cina.
Buku ini dapat menambah pemahaman bagi masyarakat Indonesia, terutama menyangkut hubungan warga Indonesia dengan etnis Cina. Di dalamnya terselip pesan bahwa sebagai bagian dari masyarakat, kita harus mawas diri, menahan diri, menjaga marwah negeri, serta mengembangkan sikap apresiatif terhadap kebudayaan lain di negeri tercinta ini.
Sebagaimana kata pengantar oleh penerbit dalam buku ini, bahwa dinamika kehidupan, arus budaya, serta keterikatan sebuah suku bangsa menjadi begitu berarti ketika sebuah etnik di ceruk negeri asing terbangkitkan semangat primordialismenya, disebabkan oleh dominasi penduduk dan ekonominya. Kiranya, kaum perantauan juga perlu bercermin dan menjunjung tinggi kebudayaan setempat. Seperti bunyi petuah, di mana bumi dipijak, di situ langit dijunjung.
Semoga buku ini mampu mengantarkan pembaca pada pemahaman yang lebih arif dalam menyelami fenomena kemajemukan bangsa. Dengan demikian, apresiasi budaya dapat menafikan stereotipe terhadap etnis yang berbeda, sehingga mampu menenggelamkan semangat primordialisme. ***
Oleh : Nanum Sofia (Mahasiswi S2 Psikologi UGM)

 



Bendera-China-Kuomintang.jpg
(INTERNET)
PEKANBARU - Lambatnya diterima kabar Indonesia Merdeka pada 17 Agustus 1945, di Jakarta, mengakibatkan terjadi kekosongan kekuasaan (Vacum of Power) di daerah-daerah seluruh Nusantara.
Keterlambatan dan kekosongan kekuasaan inilah kemudian di beberapa daerah di Riau menjadi konflik bersenjata. Pemicunya, orang-orang China ketika itu merasa merekalah yang berhak melanjutkan pemerintahan Jepang di Indonesia.
Bendera Kuomintang dengan matahari putih, memiliki 12 sinar di dalam kotak biru di sebelah kiri atas. Bendera ini digunakan di Tiongkok Daratan hingga 1949, dan sejak 1949 hanya digunakan di negara China Taipei atau Taiwan. Penggunaan di Tiongkok hanya sebatas penggunaan secara sejarah.
Lalu, di daerah mana saja di Riau, berkibarnya bendera China Kuomintang? Kemudian, akibat pengibaran tersebut memicu konflik, bahkan korban jiwa. Berikut kami sajikan untuk Anda, insiden bendera tersebut, datanya kami sarikan dari buku Sejarah Lokal Riau ditulis Guru Besar Sejarah Universitas Riau, Suwardi MS, dan dua rekannya, Kamaruddin dan Asril serta Ahmad Yusuf dkk dalam bukunya Sejarah Perjuangan Rakyat Riau 1942-2002 Buku I.
1. Pekanbaru
Kekosongan kekuasaan usai Jepang dinyatakan sebagai pihak yang kalah pada Perang Dunia II, ternyata dimanfaatkan oleh warga China yang berada di Pekanbaru.
Mereka merasa, China termasuk negara anggota Sekutu yang memenangkan Perang Dunia II di Asia Pasifik dengan mengalahkan Jepang.
Berangkat dari alasan itu, orang-orang China ini kemudian dengan beraninya memasang dan mengibarkan bendera Kuomintang di kedai-kedai, rumah-rumah, warung-warung, tongkang-tongkang, atau pun kapal-kapal mereka, bukan merah putih, seperti warga pribumi lainnya.
"Kapal-kapal atau perahu-perahu milik China tak mau lagi diperiksa oleh duane atau polisi serta tidak singgah di Siak dan kampung-kampung," seperti dituliskan Prof Suwardi MS, dkk di dalam buku berjudul Sejarah Lokal Riau.
Akibatnya, terputuslah hubungan dari satu kampung ke kampung lainnya. Dari peristiwa tersebut, hal menarik munculnya insiden di Pasar Bawah, Pekanbaru, gara-gara orang China menaikkan bendera mereka, bendera Kuomintang.
Kondisi ini semakin diperparah dengan tersebarnya berita dari tawanan Belanda yang bebas, bahwa mereka akan mengambil alih kembali kekuasaan dan akan mengatur Pemerintahan Belanda di Riau.

2. Selat Panjang
Kondisi serupa, pengibaran bendera China, Kuomintang, juga terjadi di Selat Panjang, kini ibukota Kabupaten Kepulauan Meranti. Usai Jepang menyerahkan kalah, warga China di Selat Panjang bersuka ria mendengar berita kekalahan negeri matahari terbitu tersebut ke tangan Sekutu pimpinan Amerika Serikat.
Selama bulan September 1945, terasa kekosongan kekuasaan usai Jepang dinyatakan kalah, terasa kekosongan pemerintahan di Selat Panjang.
Orang-orang China yang merasa di atas angin kemudian mengeluarkan perkataan-perkataan, "Pemerintah Jepang, polisi Jepangsudah jatuh tak pakai lagi. Kita sudah menang,".
Oleh karena itu, warga China ini dengan congkaknya menyusun barisan dan menjaga keamanan hingga ke luar kota dan Pelabuhan Selat Panjang.
Bendera Merah Putih
"Mereka telah berkeyakinan, China termasuk negara-negara Sekutu yang menang perang. Keyakinan mereka lebih mendalam lagi dan menduga Sumatera nanti menjadi jajahan China," seperti tertulis di buku Sejarah Lokal Riau.
Pada 17 Oktober 1945, warga Selat Panjang yang memiliki kesadaran akan ke-Indonesiaan, mengibarkan dan menaikkan bendera merah putih. Sebelum berkibar, barisan-barisan rakyat berkeliling kota, kemudian baru kembali ke kantor Wedana Selat Panjang.
Sayang, usai barisan bubar, sekitar pukul 11.00 di hari yang sama, merapat dua kapal Inggris di pelabuhan. Seorang opsir turun dari kapal diiringi prajurit bersenjata dan seorang China.
Mereka kemudian berkeliling kota dan mendapati halaman rumah warga sudah berkibar bendera merah putih. Opsir Inggris ini lalu menuju rumah Kapitan China bernama Kang Tjoang Pa, dan rombongan telah disambut dengan jamuan makan dan minum dari tuan rumah.
Usai itu, datang perwakilan orang-orang China ke kantor wedana untuk menemui Mas Slamet. Ketika itu, Mas Slamet masih duduk bersama anggota Badan Aksi Kemerdekaan. Utusan itu sampaikan, Opsir Inggris ingin ketemu.
Lalu, disepakati, Mas Slamet menerima undangan tersebut dan melangkah menuju rumah kapitan China itu, Di sana, Opsir Inggris ini mengajak Mas Slamet menaiki kapal mereka di pelabuhan.
Di atas kapal, Mas Slamet ditanyakan mengenai pemerintahan dan siapa sedang berkuasa. Mas Slamet menjawab, pemerintahan di Selat Panjang sudah ada, yaitu Pemerintahan Republik Indonesia dengan pusat Kerasidenan di Pekanbaru dan A Malik sebagai residen Riau.
Selama Mas Slamet di atas kapal Inggris, warga pribumi dan China Selat Panjang berkumpul di sekitar pelabuhan dan jalan besar, mulai di depan tao pa kong hingga ke rumah Kang Tjoang Pa. Penduduk China waktu itu mengatakan, Mas Slamet pasti dibawa tentara Inggris.
Dugaan itu ternyata meleset, Mas Slamet keluar dari kapan dan menemui teman-teman seperjuangannya. Kesimpulannya, jika hari itu, 17 Oktober 1945, tak dikibarkan dan dinaikan bendera Merah Putih, maka dipastikan Inggris yang membonceng Belanda akan membuat pemerintahan baru di Selat Panjang. Tentu pemerintahan tersebut didukung penuh oleh pendudukan China yang merasa negaranya telah menang perang melawan Jepang.

3. Bagansiapi-api
Akhir Agustus 1945, di Bagansiapi-api telah beredar berita tentang Proklamasi kemerdekaan Indonesia oleh Soekarno-Hatta. Berita ini dibawa oleh orang-orang yang berdatangan dari Medan, Pekanbaru dan Payakumbuh.
Pembawa berita itu antara lain M Idrus, Nahar Siddik, Boengsu, A Karim Said, dan lain-lain. Ini diiringi dengan pengibaran bendera merah putih di Kantor Pos (PTT) Bagansiapi-api oleh M Daud dan M Nur, dua pegawai PTT.
Dengan berkibarnya bendera Merah Putih ini, orang-orang China yang ada di Bagansiapi-api juga ikut-ikutan mengibarkan bendera Kuomintang di setiap kedai, dan rumah mereka.
"Orang China mengatakan, nanti yang akan mengoper pemerintah Jepang adalah tentara China, karena China negara anggota Sekutu, pemenang perang kalahkan Jepang," seperti tertulis dalam buku Sejarah Lokal Riau ditulis Suwardi MS dan dua rekan lainnya.
Berkibarnya bendera Kuomintang China ini ternyata membakar emosi dan kemarahan pemuda di Bagansiapi-api. Mereka menentang perbuatan tersebut. Kemarahan para pemuda ini dapat disabarkan oleh tokoh tua, seperti BA Muchtar dan Dulah Usman.
Tak hanya di Bagansiapi-api saja terjadi insiden pengibaran bendera. Di Kubu, orang-orang China ternyata sudah terlebih dahulu mengibarkan bendera mereka Kuomintang, dibandingkan merah putih.
Rakyat serentak menurunkan bendera tersebut dan mengibarkan sang saka Merah Putih di kantor Camat Kubu, 1 Januari 1946. Semula ada kesepakatan dengan pihak China Kuomintang, boleh mengibarkan bendera Bintang Dua Belas (Cap Ji Kak) milik mereka, namun berdampingan dengan bendera Merah Putih.
Sayangnya, kesepakatan itu diingkari mereka dengan tetap mengibarkan bendera Kuomintang tanpa Merah Putih. Ini jelas menyinggung dan membuat emos para pemuda tang tergabung di di BKR darat dan Laut.
Ahmad Yusuf dkk dalam bukunya Sejarah Perjuangan Rakyat Riau 1942-2002 Buku I, menceritakan insiden penurunan disertai perobekan bendera Kuomintang oleh pemuda.
Peristiwa ini membuat Bagansiapi-api mencekam, masing-masing pihak berada di tempatnya. Orang China terkonsentrasi di Bagan Kota (Jalan Perdagangan dan Perniagaan sekarang hingga pelabuhan).
Dengab demikian mereka menguasai pusat kota dan pintu pelabuhan arah ke laut (Pulau Lalng dan Selat Malaka). Sedangkan pihak Indonesia terkonsentrasi di pinggir kota arah ke darat kemudian dikenal saat ini dengan Jalan Pahlawan dan sekitarnya, Bagan Jawa dan Bagan Punak.
Pengibaran bendera Kuomintang inilah kemudian dikenal dengan Peristiwa Bagansiapi-api I dipicu tewasnya Kapitan China akibat pengibaran bendera Kuomintang di rumah-rumah orang China tanpa didampingi bendera Merah Putih. Peristiwa berdarah Bagansiapi-api I ini dikemudian disusul Bagansiapi-api II beberapa bulan kemudian.



TELAH SAH KITA SEKARANG BERADA DI ZAMAN KE 4 SEPERTI YG DI NYATAKAN OLEH RASUL SAW

Tidak terasa kita hidup dipenghujung Zaman. 
Rasul SAW Berkata : 
“ZAMAN ITU DI BAGI KEPADA 5”

1. Zaman Nubuwwah_
(zaman kenabian diawali dr zaman Nabi Adam AS sampai Baginda Nabi Muhammad SAW)

2. Zaman Khilafah 1_
(dipimpin sahabat -sahabat Nabi Abu Bakar Umar, Utsman dan Ali ra).

3. Zaman Al-mulk kerajaan_ (berakhir runtuhnya Dinasti Utsmani diturki kalau diindonesia Majapahit, Sriwijaya, Galu dsbnya).

4. Zaman Jababiro_
(Zaman kebebasan maksiat dimana-mana dan inilah zaman kita hidup sekarang). 
Fitnah2 bertebaran untuk melemahkan kaum Muslimin (era fitnah terbesar akan terjadi saat Dajjal muncul), Org2 yg tdk layak/zalim menjadi penguasa (pemimpin), jumlah ummat Islam ramai tpi bagaikan buih diatas laut (sedikit yg berjihad untuk membela Islam)... 
_Zaman ini sdh terjadi dan sdg kita jalani...Astaghfirullah....

5. Zaman Khilafah 2_
(Zaman yg mana suasana seperi pada zaman Rosululloh SAW, nanti umat Islam akan dipimpin *_Imam Mahdi hanya berlangsung lebih kurang 9 tahun._*

_Pada zaman ini pula Dajjal muncul, Nabi Isa AS jg muncul ditugaskan untuk membunuh Dajjal dan meng-Islamkan orang2 Kafir/Nashoro)._

➡ Para Ulama hadits memperhalusi ttg usia umur ummat Islam :

_1. Ibnu Hajar Asqalani_
seorang ulama pakar hadits, kitab beliau yg populer dimsia adalah Fathul Barri, Beliau berkata umur umat Islam sampai 1476 H.

_2. Imam As-syuyuthi_
Beliau mengatakan umur umat Islam sampai 1477 H

_3. Ibnu Hajar Hambali_
kata Beliau umur umat Islam lebih dari 1400 H namun tdk sampai 1500 H

Allahu Akbar sekarang umur umat Islam sudah sampai pada 1439 H.

_Hari kiamat tdk ada yg tau termasuk Rosululloh SAW namun mengenai umur umat Islam, Rasulullah sdh memberi tahu.. tdk sampai 1500 H._

Kelak diakhir zaman Alloh SWT akan wafatkan serentak umat islam dimuka bumi dan yg tinggal hanyalah orang kafir yg akan menyaksikan hancurnya bumi gunung laut langit dan seluruh alam (baca Al-Qoriah, Al-Qiyamah, Al-Waqiah).

Diantara tanda kiamat kata Rasulullah SAW 
-akan muncul Dukhan (kabut hitam) yg menyelimuti bumi selama 40 hari 40 malam, lalu sahabat bertanya Ya Rasulullah kapan itu terjadi???
Kata Baginda Nabi SAW itu terjadi apabila yg 
- pertama KALAU PENYANYI WANITA BERMUNCULAN DIMANA-MANA
- Yg kedua kata Rasulullah SAW, kalau alat musik dicintai oleh umatku dan minuman keras dimana-mana....

_Saudaraku,tanda2 diatas sudah muncul semua sekarang...

_Sementara masih ada waktu, mari segera baiki diri, perbaiki  ibadah dan perbanyak amal solih untuk bekal di akherat nanti....
Wallahu'alam....

Sudah Siapkah??

Note:
Kajian ilmiah seluruh Pakar Iptek di timur dan barat sdh 100% membenarkan Peringatan Rasulullah 14 abad yg lalu...! Dan  janji Allah pasti benar n tepat...!
BADAN Meteorologi dan Geofisika menyatakan bahwa akan terjadi kemarau panjang yang akan melanda dunia. 

Dijangka kemarau panjang tersebut akan bermula tahun 2019 hingga 2022.Air dunia waktu ini hanya berbaki 3% saja. 

Lalu apa artinya informasi ini bagi kita?
Artinya adalah _keluarnya Dajjal telah sangat dekat._
_Dan munculnya Imam Mahdi telah berada di tengah-tengah kita, tanpa kita sadari._

Ini berarti apa yang disabdakan Rasulullah telah terbukti.
Dalam hadits tentang kisah Tamim Ad-Dari, keluarnya Dajjal di tandai dengan keringnya danau Thabariyyah (Tiberias), keringnya mata air Zughar, dan pohon kurma Baisan tidak berbuah lagi. Dan jika kita mengikuti perkembangan informasi terakhir tentang tiga pertanda tersebut, sudah nyata terjadi.

Sudah dua tahun ini, pohon kurma di Baisan tidak berbuah lagi. 

Diikuti dengan semakin kurangnya mata air Zughar. Dan yang paling menepati adalah surutnya air di tasik Tiberias di Israel sudah sangat meruncing, sehingga  Israel sibuk mencari sumber air lain. 

Salah satunya perencanaan adalah penyulingan air laut. Dalam hadits lain dikatakan bahwa Dajjal akan keluar dari sarangnya dgn tanda, setelah terjadi kemarau dan kekeringan selama  3 tahun. Dan sebagaimana disebutkan di atas, bahwa Badan Meteorologi dan Geofisika telah memperkirakan kekeringan panjang akan dimulai tahun 2019 hingga 2022.
Marilah kita berbuat baik semaksima mungkin, dan ajaklah setiap  muslim dimanapun, untuk semakin bersungguh-sungguh memperbanyak amal akhirat. 
ALLAHU AKBAR... !!!

➡_Kiamat menurut Agama Islam ditandai dengan beberapa petanda. Kita boleh baca novel sampai beribu2 kali tapi baca ini hanya perlu 5 menit_

- Kemunculan Imam Mahdi

- Kemunculan Dajjal

- Turunnya Nabi Isa (AS)

- Kemunculan Yakjuz dan Makjuz

- Terbitnya matahari dari Barat ke Timur

- Pintu pengampunan akan ditutup

- Dab'bat al-Ard akan keluar dari tanah & akan menandai muslim yang se-benar2nya

- Kabut selama 40 Hari akan mematikan semua orang beriman sejati shg mereka tidak perlu mengalami tanda2 kiamat lainnya

- Sebuah kebakaran besar akan menyebabkan kerusakan

- Pemusnahan/runtuhnya Kabah

- Tulisan dalam Al-Quran akan lenyap

- Sangkakala akan ditiup pertama kalinya membuat semua makhluk hidup merasa bimbang dan ketakutan

- Tiupan sangkakala yang kedua kalinya akan membuat semua makhluk hidup mati dan yg ketiga yang membuat setiap makhluk hidup bangkit kembali

Nabi MUHAMMAD SAW telah bersabda:
"Barang siapa yg mengingatkan ini kepada orang lain, akan Ku buatkan tempat di syurga baginya pada hari penghakiman kelak"

Allah berfirman : "jika engkau lebih mengejar duniawi daripada mengejar redho Ku maka Aku berikan, tapi Aku akan menjauhkan kalian dari syurgaKu"

Itulah yg dimaksud dajjal yg bermata satu: Artinya hanya memikirkan duniawi drpd akhirat. 

➡ Kerugian meninggalkn sholat :

Subuh: Cahaya wajah akan pudar.
Zuhur: Berkat pendapatan akan hilang.
Ashar: Kesehatan mulai terganggu.
Maghrib: Pertolongan anak akan jauh di akhirat nanti.
Isya': Kedamaian dlm tidur sukar didapatkan.

Sebarkan dgn ikhlas. tiada paksaan dalam agama
Niatkan ibadah (sebarkan ilmu walau 1 ayat)

➡ Nasihat Kubur:

1). Aku adalah tempat yg paling gelap di antara yg gelap, maka terangilah .. aku dengan TAHAJUD

2). Aku adalah tempat yang paling sempit, maka luaskanlah aku dengan berSILATURAHIM ..

3). Aku adalah tempat yang paling sepi maka ramaikanlah aku dengan perbanyak baca .. AL-QUR'AN.

4). Aku adalah tempatnya binatang2 yang menjijikan maka racunilah ia dengan Amal SEDEKAH,

5). Aku yg menyempitmu hingga hancur bilamana tidak Sholat, bebaskan sempitan itu dengan SHOLAT

6). Aku adalah tempat utk merendammu dgn cairan yg sangat amat sakit, bebaskan rendaman itu dgn PUASA..

7). Aku adalah tempat Munkar & Nakir bertanya, maka Persiapkanlah jawabanmu dengan Perbanyak mengucapkan Kalimah *"LAILAHAILALLAH"*

Kirim ini semampumu dan seikhlasmu kepada sesama Muslim, sampaikanlah walau hanya pada 1 org..
Karena, saat kamu membawa Al-Qur'an, setan biasa2 saja.
Saat kamu membukanya, syaitan mulai curiga.
Saat kamu membacanya, ia gelisah.
Saat kamu memahaminya, ia kejang2.
Saat kamu mengamalkan Al-Qur'an dlm kehidupan seharI-hari, ia stroke.
Trus n trus baca & amalkan agar syaitan stroke semuanya juga jantungnya dan mati.
Ketika anda ingin menyebarkan .. ini, lagi2 syaitan pun mencegahnya.

Syaitan berbisik;
Sudahlaaaaaah tak usah disebarkan, tak penting, buang waktu saja, tak mungkin akan dibaca
Sekecil apapun amal ibadah, Allah SWT menghargainya, Semoga menjadi amal. 
Aamiin🕌❤🕌☝
Dulu, VOC dan kapitan terkenalnya Wan Abdul Bagus memprioritaskan kampung ini hanya untuk orang-orang Melayu saja
Foto : tirto.id
  • BACODULU.site - Atas usul Mayor Isaac St Martin dan van Hoorn, pada 21 Oktober 1688, maskapai dagang Hindia Timur Vereenigde Oostindische Compagnie (VOC) membikin aturan untuk pribumi. Orang-orang diharuskan tinggal hanya dengan orang-orang satu suku dalam sebuah kampung. Orang Ambon harus tinggal di Kampung Ambon, orang Bali harus di Kampung Bali dan, dan orang Melayu di Kampung Melayu.

Di masa VOC, orang-orang dari etnis-etnis tersebut ditempatkan mengelilingi benteng VOC di sekitar Jakarta. Orang-orang Ambon ditempatkan di timur benteng. Orang-orang Bali di arah barat dan orang-orang Melayu di selatan. Kampung-kampung itu seolah membentengi VOC dari serangan pribumi di pulau Jawa.
Menurut Mona Lohanda dalam buku Sejarah Para Pembesar Mengatur Batavia (2007), “sisa-sisa tempat pemukiman mereka bisa dikenali melalui nama-nama kampung tua di Jakarta.” Termasuk Kampung Melayu di Jatinegara, Jakarta Timur. Kampung Melayu dulunya masuk di wilayah yang dikenal dengan nama Meester Cornelis.
Sejarah Kampung Melayu terkait dengan Wan Abdul Bagus. Wan adalah gelar sebagai orang terkemuka Melayu. Menurut buku Asal-usul Nama Tempat di Jakarta (2004), Wan Abdul Bagus putra Ence Bagus, lahir di Patani, Thailand Selatan—yang berbatasan dengan Malaysia di Semenanjung Melayu. Dikenal sebagai sosok yang cerdas, dia dijadikan pemimpin masyarakat Melayu di Betawi dengan pangkat kapitan.
“Kapten Wan Abdul Bagus menjadi penerjemah resmi dan merevisi terjemahan Katekismus Heidelberg,” tulis Adolf Heuken dalam Tempat-Tempat Bersejarah di Jakarta(1997).
Tugas Kapitan kepercayaan VOC tak hanya memimpin sebuah perkampungan dan urusan administrasinya dengan VOC. Seorang kapitan dan orang-orang seetnisnya juga harus siap menjadi pasukan suku dan berperang untuk kepentingan VOC. Jika ada satu kampung suku yang membangkang pada VOC, kampung suku yang lain pun dikerahkan.
Menurut tulisan W.L. Ritter di koran Bintang Betawi (08/05 /1901) "Kapitan Jongker atawa Asalnja Kampong Pajongkoran," Kapitan Wan Abdul Bagus dan orang-orang Melayu juga pernah dikerahkan menghajar orang-orang Ambon pimpinan Kapitan Jonker di Marunda, Cilincing. Atas perintah petinggi VOC tentunya.
Padahal, di masa-masa sebelumnya, sebelum ada aturan yang mengkotakkan suku-suku non-Betawi dalam kampung-kampung etnis, Kapitan Jonker dan orang Ambon bersama orang Melayu di bawah komandonya berperang demi VOC di Sumatra dan Sulawesi. Dalam sebuah pertempuran, seorang pemimpin pasukan Melayu, Kapitan Wan Abdul Bagus terluka. Belakangan, Kapitan Jonker terbunuh.
Mengenai kampung tempat orang-orang Melayu tinggal, Menurut Heuken, Kapitan Wan Abdul Bagus-lah yang “mendirikan Kampung Melayu di Meester (Cornelis).”
Menurut Alwi Shahab dalam Betawi Queen of the East (2004), di daerah yang sekarang bernama Kampung Melayu, dulu tinggal pasukan melayu pimpinan Kapitan Wan Abdul Bagus. Agak ke selatan lagi, ada bawahan Wan Abdul Bagus bernama Ence Awang yang tinggal bersama pasukannya. Ence Awang dan orang-orang Melayu itulah yang menjadi cikal-bakal daerah bernama Cawang.
Infografik Kampung Melayu
Menurut buku Asal-usul Nama Tempat di Jakarta (2004), sebagai abdi VOC, Wan Abdul Bagus dipercaya oleh VOC untuk bertindak selaku Regeringscommisaris, semacam duta VOC di Sumatera Barat. Setelah Wan Abdul Bagus meninggal pada 1716 pada usia 90 tahun, dia digantikan Wan Abdullah, putranya dari istri tidak resmi.
Ahli waris tunggalnya, Wan Mohammad meninggal dunia mendahului Wan Abdul Bagus. Sebelum meninggal, Wan Mohammad sudah menikah dengan Ratu Syarifah Fatimah. Menurut de Haan, Ratu Syarifah ini terkait dengan konflik istana di Banten. Wan Abdullah dianggap sebagai kapitan terakhir orang-orang Melayu karena politik VOC.
Jauh setelah VOC bubar dan Hindia Belanda makin berjaya, Kampung Melayu termasuk wilayah afdeling Meester Cornelis di keresidenan Batavia alias Betawi. Kampung Melayu, yang dilintasi kali Ciliwung ini, letaknya tak jauh dari pusat dari afdeling yang kemudian jadi kabupaten Meester Cornelis.
Kampung pinggiran peninggalan era kolonial VOC yang dikenal sebagai daerah padat penduduk dan terkenal dengan terminalnya ini mulai ramai di zaman VOC. Apalagi setelah Jatinegara, yang dulu disebut Meester Cornelis, berkembang menjadi kawasan militer kolonial. Tak jauh dari kawasan militer itu, sebuah stasiun dibangun.
Menurut Adolf Heuken dalam bukunya Gereja-Gereja Tua di Jakarta (2003) dan Th. van der End dalam buku Ragi Carita Jilid 1(1987), nama Meester Cornelis berasal dari nama anak keturunan Portugis nan kaya raya bernama Cornelis Senen. Kata Meester bisa diartikan sebagai tuan.
Tuan Cornelis Senen, pendeta yang sering berkhotbah dalam bahasa Melayu itu, punya kebun dan membangun sekolah pada 1635. Pada zaman Jepang, nama daerah Meester Cornelis berganti nama menjadi Jatinegara, meski masih banyak orang yang menyebut daerah itu masih dengan nama Meester atau Mister.

Sumber Artikel : tirto.id

ROKAN HILIR-Dari Seleksi Di Provinsi Riau beberapa minggu yg lalu satu-satu nya mewakili Rokan Hilir, akhirnya mampu mewakili Provinsi Riau dalam kategori Perlombaan Cabang IMAM SHOLAT Se Indonesia, Jum'at 27/09/2018 pukul 16.30 Wib.

Perlombaan ini di ikuti oleh seluruh provinsi yg ada di indonesia masing2 diwakili oleh 1 orang.

Alhamdulillah, berkat latihan dan ke seriusan, Zacky Almasry mampu mengalahkan provinsi demi provinsi,Dan menjadi Juara ke 2 dalam perlombaan ini, sedangkan Juara 1 di raih oleh Tuan Rumah Jawa Barat.

Selama Kegiatan di Jambore yang dilaksanakan oleh Parmusi Pusat, Zacky sangat serius berlatih. Karena bertekat akan membuat Negeri Rokan Hilir bangga dan Riau secara Umumnya.

"Ini semua berkat dukungan dan kepercayaan yang diberikan oleh Parmusi Riau, khusus buat Kedua orang tua saya serta Istri Ku Rosida dan Kedua anak ahli Syurga Ku," ujar Zacky hampir menitikkan air mata.

Dia juga berharap, kedua anaknya Muhammad Afif Syawqy Asyawwali dan Puan Syawqiyya Zaky mampu meneruskan perjuangan agama Allah ini.

Adapun hadiah yang di dapat dari perlombaan itu ialah, sertfikat, piagam dan umroh dari panitia pelaksana kegiatan tersebut pada bulan maret tahun mendatang, Insya Allah.




Penulis:Toni Octora

Sumber : erapublik.com
Tampilkan postingan dengan label Peristiwa. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Peristiwa. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Peristiwa. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Peristiwa. Tampilkan semua postingan

Labels

Facebook

Search This Blog

Random Posts

Recent Posts

Recent in Sports

Header Ads

test

Labels

KLIKOKE

Smartphones

RUANGBACA

Author Name

Recent Reviews

Produk Lainnya

Subscribe Us

Produk Terlaris

Fakta Mengejutkan Tentang Dajjal yang Tidak Diketahui

Dajjal merupakan tokoh yang sangat penting pada masa akhir zaman nanti. Bahkan, sebagaimana yang dijelaskan oleh Baginda Nabi Muhammad SAW, ia termasuk salah satu daripada tanda besar menjelang hari kiamat. Artinya, apabila Dajjal sudah muncul di hadapan manusia ramai, itu pertanda bahwa kiamat tidak akan lama lagi terjadi. Pertanyaannya sekarang, siapakah sebenarnya Dajjal? Sebelum membaca lebih lengkap, ada baiknya Anda menonton dulu video di bawah ini. Video ini mengabarkan bahwa seorang pemuda yang kelak akan dibunuh oleh Dajjal telah lahir di Palestina. Semoga Allah melindungi kita dari fitnah Dajjal. Daftar Isi  [ hide ] 1  Biografi Dajjal 1.1  Ciri-ciri Fisik Dajjal 1.2  Lokasi, Kemunculan dan Tempat Persinggahannya 1.3  Para Pengikut Dajjal 1.4  Fitnah dan Kemampuan Dajjal 1.5  Kematian Dajjal 2  Cara Menangkal Fitnah Dajjal Biografi Dajjal kabarmakkah.com Dajjal adalah makhluk Allah yang masih dalam kategori keturunan Nabi Adam ...

Bukannya Kibarkan Merah Putih, Warga China Naikkan Bendera Kuomintang

  Senin, 30 Januari 2017 14:15 WIB  Penulis:  Fakhrur Rodzi    Editor:  Fakhrur Rodzi (INTERNET) PEKANBARU  - Lambatnya diterima kabar Indonesia Merdeka pada 17 Agustus 1945, di Jakarta, mengakibatkan terjadi kekosongan kekuasaan (Vacum of Power) di daerah-daerah seluruh Nusantara. Keterlambatan dan kekosongan kekuasaan inilah kemudian di beberapa daerah di Riau menjadi konflik bersenjata. Pemicunya, orang-orang China ketika itu merasa merekalah yang berhak melanjutkan pemerintahan Jepang di Indonesia. Bendera Kuomintang dengan matahari putih, memiliki 12 sinar di dalam kotak biru di sebelah kiri atas. Bendera ini digunakan di Tiongkok Daratan hingga 1949, dan sejak 1949 hanya digunakan di negara China Taipei atau Taiwan. Penggunaan di Tiongkok hanya sebatas penggunaan secara sejarah. Lalu, di daerah mana saja di Riau, berkibarnya bendera China  Kuomintang ? Kemudian, akibat pengibaran tersebut memicu konflik, bahkan korban jiwa. Berikut kami saji...