bacodulu.site - Bisyarah atau kabar gembira dari Nabi Shalallahu 'alaihi wasallam merupakan semangat utama kaum muslimin untuk terus berjuang. Baik melalui Al-Quran atau melalui lisan nabi, kabar gembira itu menjadi kekuatan yang tak mampu diisi oleh siapa pun. Keyakinan terhadap janji-janji yang disampaikan itu menjadi pelecut bagi kaum muslimin untuk merealisasikannya. Sebab, seluruh janji nabi itu pasti akan terjadi. Nabi tidak pernah berbicara kecuali itu sesuai dengan arahan wahyu ilahi.
Sejarah telah mencatat sekian banyak semangat mundurnya Islam berawal dari semangat merealisasikan janji Nabi. Sebut saja pembebasan Syam, Persia dan Yaman oleh para sahabat. Semua itu termotivasi oleh kabar gembira yang menyampaikan Nabi saw perang Ahzab. Demikian juga dengan Kota Mesir, kabar tentang pembebasannya dan pernah menyampaikan Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam digantung para sahabat.
Sebuah riwayat menyebutkan sesaat setelah wilayah ditaklukkan oleh Amr bin Ash, Ia berkata kepada penduduk kota tersebut, "Wahai penduduk Mesir, nyata Nabi kami telah mengabarkan bahwa Allah akan memberikan Mesir untuk orang Islam dan beliau mewasiatkan agar kami bertindak baik kepada kalian. Beliau bersabda, 'Jika kalian menaklukkan Mesir, maka aku wasiatkan agar kalian berbuat baik kepada orang-orang Qibthi ini. Mereka memberikan kebebasan dan kasih sayang '. ” (HR. Muslim)
Pembebasan Konstantinopel
Kisah-kisah yang terakhir dari kisah yang cukup fenomenal adalah kabar pembebasan Konstantinopel. Dalam sabdanya, Nabi sallallahu 'alaihi wasallam Menyampaikan kabar gembira kepada para sahabatnya , “Kota Konstantinopel akan dilemparkan ke tangan Islam. Pemimpin yang menaklukkannya adalah sebaik-baik pemimpin dan pasukan yang berada di bawah komandonya adalah sebaik-baiknya pasukan. ” (HR. Ahmad)
Lalu dalam riwayat lain, salah seorang sahabat Nabi, Abu Qubail bercerita, “Ketika kita sedang bersama Abdullah bin Amr bin al-Ash, dia ditanya, 'Kota yang akan disambungkan terlebih dahulu; Konstantinopel atau Roma? ' Abdullah meminta kotak dengan lingkaran-lingkaran miliknya. Kemudian dia mengeluarkan kitab. Lalu ia berkata, 'Ketika kita sedang menulis di sekitar Rasulullah shallallahu alaihi wasallam, beliau menjawab:
أي المدينتين تفتح أولا: أقسطنطينية أو رومية؟ فقال رسول الله صلى الله عليه و سلم: مدينة هرقل تفتح أولا. يعني: قسطنطينية
Dua kota ini yang lebih dulu: Konstantinopel atau Roma? ' Rasul menjawab, 'Kota Heraklius diputar lebih dahulu.' Yaitu: Konstantinopel '. ” (HR. Ahmad, ad-Darimi dan al-Hakim)
Hadits ini dinyatakan shahih oleh al-Hakim dan disepakati oleh Adz-Dzahabi. Sementara Abdul Ghani al-Maqdisi berkata, “Hadits ini hasan sanadnya.” Syaikh Al-Albani sependapat dengan al-Hakim dan adz-Dzahabi yang hadits ini shahih. (Lihat Silsilah Ahadits al-Shahihah 1/3)
Layaknya sebuah sayembara, janji yang diperas untuk memotivasi setiap kaum kaum muslimin untuk merealisasikannya. Sejarah mencatat bahwa upaya serius penaklukan Konstantinopel telah terjadi saat masa Khalifah Muawiyah bin Abi Sufyan (668-669 M). Namun karena kuatnya pertahanan musuh, pasukan Islam yang dipimpin oleh Yazid bin Muawiyah, belum mampu menaklukkan kota tersebut. Saat pengepungan ini, salah seorang Sahabat Nabi, Abu Ayyub Al Anshari wafat lalu Beliau dimakamkan di dekat dinding Konstantinopel sesuai wasiatnya.
Kota Konstantinopel memang terkenal dengan kota yang paling aman pada masanya. Kota ini dilindungi oleh benteng-benteng yang kokoh. Ia juga memiliki benteng alam berupa tiga lautan yang mengelilinginya, yaitu selat Basphorus, laut Marmara dan Tanduk Emas yang dijaga dengan rantai besar sangat penting untuk kapal musuh untuk masuk ke dalamnya. Sementara itu daratannya dijaga dengan benteng yang kokoh yang terbentang dari laut Marmara sampai ke Tanduk Emas. Dari segi kekuasaan militer, kota ini adalah kota yang paling aman dan terlindungi, karena di antaranya ada pagar-pagar yang tinggi menjulang, menara pengintai yang kokoh dan ditambah dengan serdadu Bizantium di setiap penjuru kota. Maka wajar jika wilayah itu sangat sulit untuk bisa ditaklukkan.
Namun demikian, cita-cita untuk membebaskan Konstantinopel tidak pernah berhenti. Perjuangan berikutnya terus diwarisi oleh Daulah Abbasiyyah. Pada masa Khalifah Al-Mahdi, ia mengirim ekspedisi-ekspedisi musim panas ke wilayah wilayah Imperium Bizantium sejak 163 H / 779 M. Saat itu, Al-Mahdi mengirim sebuah ekspedisi musim panas yang langsung dipimpin puteranya Harun Ar-Rasyid yang ditujukan untuk mengepung Konstantinopel. Hingga pada 166 H / 782 M, Harun Ar-Rasyid kembali ke posisi musim panas yang memiliki sembilan puluh lima ribu personel. Ekspedisi ini tiba sampai di laut yang terlupakan Konstantinpel.
Setelah kota Baghdad jatuh pada tahun 656 masehi yang menjadi akhir Dinasti Abbasiyah, usaha kebebasan Konstantinopel tetap diteruskan oleh kerajaan kecil di Asia timur terutama kerajaan Saljuk yang dipimpin oleh Alip Arselan sampai ke Daulah Turki Utsmaniyah pada pemerintahan, Bayazid I (795- 803 H / 1393-1401 M) dan Sultan Murad II (1422 M). Tapi usaha tetap masih ada.
Upaya pembebasan terus berlanjut. Sampai saat setelah abad lebaran, Allah mengabulkan agama Islam itu melalui Sultan Muhammad Al-Fatih, pemimpin ketujuh dari Daulah Utsmaniyah. Sejarah menceritakan bahwa Muhammad Al-Fatih adalah seorang yang saleh. Saat baligh, Al-Fatih tidak pernah meninggalkan kewajibannya dan senantiasa memperbanyak amalan sunnah. Setelah diangkat menjadi raja, Al-Fatih langsung melanjutkan tradisi para pendahulunya untuk terjun langsung dalam penaklukan Konstantinopel.
Al-Fatih memperbanyak jumlah pasukannya hingga mencapai 250.000 personil. Angka ini merupakan jumlah yang sangat besar jika dibandingkan dengan jumlah tentara pada saat itu. Memperkuat pelatihan pasukan dengan berbagai kesenian tempur dan ketangkasan bersenjata, membuat mereka memiliki kemampuan tempur tingkat tinggi, untuk mendukung operasi jihad yang ditunggu-tunngu. Tidak ketinggalan, beliau juga menanamkan nilai-nilai tauhid dan keislaman pasukannya yang benar-benar memiliki ruh jihad yang kuat.
Setelah hampir dua bulan melakukan pengepungan dan serangan, yaitu dari 26 Rabi'ul Awal hingga 19 Jumadil Ula 857 H (6 April - 28 Mei 1453 M), dan dengan mengerahkan berbagai strategi termasuk mengirim kapal-kapal melalui bukit, membuat terowongan-terowongan, dan membuat benteng dari kayu, akhirnya pada 20 Jumadil Ula 857 M (29 Mei 1453 M) Konstantinopel berhasil dibebaskan pasukan Islam. (Lihat: Ali Muhammad Ash-Shalabi, Ad-Daulah Al-'Utsmaniyyah: 'Awamilu An-Nuhudh wa Asbab As-Suquth , hlm. 87-107)
Penaklukan Roma, Kabar Gembira yang Belum Terwujudkan
Nubu'at Nabi tentang penaklukkan Konstantinopel telah terbukti dan berhasil diwujudkan oleh Muhammad Al-Fatih. Ia menjadi figur pemimpin yang terbaik dan pasukannya menjadi pasukan terbaik yang berhasil merealisasikan janji Nabi. Lalu kembali ke hadis shahih di atas, yaitu kompilasi Rasulullah sallallahu 'alaihi wasallam ditanya, “Kota yang lebih dulu, Konstantinopel atau Roma?” Kemudian Rasul menjawab, “Kotanya Heraklius melepaskan lebih dulu, yaitu Konstantinopel,” (HR. Ahmad)
Tidak hanya Konstantinopel, hadis di juga dari kabar Rasul gembira dari Rasulullah sallallahu 'alaihi wasallam bahwa orang Islam akan berhasil menyelesaikan Roma. Berdasarkan hadits tersebut, secara kronologi, pembebasan Roma terjadi setelah pembebasan Konstantinopel. Salah satu kisah yang menyebutkan bahwa kabar gembira itu disebutkan Rasulullah sallallahu 'alaihi wasallam sampaikan tatkala Islam di masa-masa sulit saat menyiapkan parit untuk menghadang pasukan koalisi Bangsa Quraisy pada Perang Ahzab.
Dalam kitab Mu'jam al-Buldaan , karya Yakut al-Hamawi dijelaskan bahwa Maksud Rumiyahhearts hadis di differences Adalah ibu kota Italia hari Penyanyi, Yaitu Roma. ( Mu'jam al-Buldan , 3/100) Setelah pembebasan Konstantinopel yang tujuh abad yang lalu, hingga saat ini Islam belum berhasil mengeluarkan kota Roma. Penyebutan Roma setelah Konstantinopel kebebasan merupakan mukjizat terpisah karena hingga sekarang Roma merupakan simbol agama Nasrani dan juga peradaban Romawi (Barat).
Memang Rasulullah sallallahu 'alaihi wasallamtidak secara tegas menyebutkan kapan pembebasan Roma terjadi dan siapa aktornya seperti pada pembebasan Konstantinopel. Akan tetapi yang pasti adalah pembebasan Roma tidak akan terjadi lagi setelah Muslim yang memiliki kekuatan yang sangat besar, yaitu kekuatan yang sama atau bahkan lebih dari kekuatan Islam. Kekuatan itu hanya mungkin dilakukan dalam bahasa Islam yang telah ditegakkan berdasarkan metode kenabian, termasuk komentar Syaikh Al-Albani yang mengomentari hadits di atas. Ia menulis;
“Penaklukan pertama (Konstantinopel) telah berhasil direalisasikan melalui tangan Muhammad Al-Fatih al-'Utsmani. Seperti yang telah diketahui, penaklukan itu terealisasi setelah lebih dari delapan ratus tahun karena kabar gembira yang disampaikan oleh Nabi saw. Dan pembebasan kedua (yaitu penaklukan kota Roma) dengan izin Allah juga akan terealisasi. Sungguh, beritanya akan Anda melindungi pada bulan berikutnya. Tidak diragukan juga bahwa pembebasan kedua itu menuntut kembalinya Khilafah Rasyidah ke tengah-tengah Muslim. ”(Silsilah Al-Ahadits Ash-Shahihah, jld. 1, hlm. 33, tidak ada hadits. 1329)
Bukan tugas yang dilakukan untuk memastikan kapan itu terjadi, sebab ini merupakan perkara gaib. Namun, jika dicermati lebih dalam, ada banyak karakter yang bisa masuk ke dalam, yaitu tidak lepas dari jihad fi sabilillah, pengerahan pasukan, dan peperangan besar di akhir zaman. Tugas muslim tidak menunggu. Tapi terus-menerus agar agar bisa bergabung dengan mereka saat Allah menakdirkannya selama itu. Dan salah satu persiapannya adalah mencintai jihad fi sabilillah dan mengondisikan agar siap untuk berjihad. Wallahu 'alam bis shawab!
Penulis: Fakhruddin
Editor: Arju