Mengenai Sudut Pandang : Kisah Ayah, Anak dan Seekor Unta - KLIKOKE
  • Mengenai Sudut Pandang : Kisah Ayah, Anak dan Seekor Unta

    Gambar diambil dari google
    Dikisahkan pada zaman dahulu di negeri Padang Pasir, ada seorang Bapak beserta Anaknya akan pergi ke kampung halamannya di kota seberang. Untuk sampai ke tempat tujuan, mereka harus melewati empat kota yang berbeda.Bapak dan Anak ini menaiki Unta yang merupakan satu-satunya alat transportasi yang ada disana pada saat itu.

    Maka ketika mereka sudah siap untuk pergi, keduanya langsung menaiki unta dan memulai perjalanannya. Langkah demi langkah dilalui  Setelah jarak yang mereka tempuh sudah agak jauh,

    Maka tibalah mereka sampai di kota yang pertama. Ketika sedang melintas terdengar orang-orang di kota tersebut membicarakannya. Mereka berkata bahwa Bapak dan Anak ini tidak mempunyai rasa kasihan kepada binatang, karena Satu ekor unta di naiki oleh dua orang. Maka setelah keluar dari kota pertama sang bapak pun turun dari unta, Sekarang hanya anaknya saja yang naik unta sedangkan sang Bapa berjalan sambil menuntun unta.

    Perjalananpun dilanjutkan hingga tidak lama kemudian tiba di kota yang kedua. Ketika sedang melintas terdengar orang-orang di kota yang membicarakannya. Mereka berkata Bahwa Anak ini memang anak durhaka, karena bapaknya menuntun seekor unta sedangkan Anak ini malah enak-enakan naik unta. Maka setelah keluar dari kota yang kedua sang anak pun turun dari unta dan berkata kepada Ayahnya untuk bergantian naik karena takut di sebut anak durhaka, Lalu sang anakpunn berjalan sambil menuntun unta.

    Perjalanpun dilanjutkan, tak lama berselang tiba di kota yang ketiga. Begitupun ketika sedang melintas terdengar orang-orang di kota membicarakannya. Mereka berkata bahwa bapak ini sunnguh kejam kepada anak sendiri. Karena sang anak capek-capek berjalan samabil menuntun unta sedangkan bapaknya malah naik unta. Maka setelah keluar dari kota yang ketiga sang bapakpun turun dari unta dan sekarang mereka berdua tidak menaiki unta melainkan berjalan sambil menuntun unta.

    Perjalanpun dilanjutkan, tak lama berselang tiba di kota yang ke empat. Begitupun ketika sedang melintas terdengar orang-orang di kota membicarakannya. Mereka berkata bahwa bapak dan anak ini memang bodoh. Karena mereka membawa unta tetapi tidak di naiki melainkan hanya di tuntun saja. Akhirnya Bapak dan Anak ini tak tau harus berbuat apa lagi. Karena semua yang dia lakukan salah di mata orang lain.

    Inti dari kisah di atas : kerjakanlah apa yang menurut kita Baik. jangan hanya tergantung kata orang lain. karena pemikiran setiap orang itu berbeda-beda seperti contoh kisah di atas. Yakinkanlah bahwa apa-apa yang kita lakukan adalah baik untuk kita, meskipun ada banyak rintangan yang harus kita lalui.

    Namun untuk membedakan mana pekerjaan yang baik dan tidak, bisa diketahui dengan perasaan kita. Apabila suatu pekerjaan yang kita lakukan terasa tenang maka pekerjaan yang kita lakukan itu baik untuk kita. sedangkan apabila pekerjaan yang tidak baik maka perasaan kita pun akan menjadi tidak tenang. Maka dari itu ikutilah apa kata hati kita. jangan pernah terganggu dengan pikiran-pikiran negatif dari orang lain.

    Akhir kata semoga postingan kali ini ada manfaatnya dan Salam Sukses Slalu



    Sumber : ENCEP FR BLOG
  • You might also like

Technology

Flickr Images

Gambar diambil dari google
Dikisahkan pada zaman dahulu di negeri Padang Pasir, ada seorang Bapak beserta Anaknya akan pergi ke kampung halamannya di kota seberang. Untuk sampai ke tempat tujuan, mereka harus melewati empat kota yang berbeda.Bapak dan Anak ini menaiki Unta yang merupakan satu-satunya alat transportasi yang ada disana pada saat itu.

Maka ketika mereka sudah siap untuk pergi, keduanya langsung menaiki unta dan memulai perjalanannya. Langkah demi langkah dilalui  Setelah jarak yang mereka tempuh sudah agak jauh,

Maka tibalah mereka sampai di kota yang pertama. Ketika sedang melintas terdengar orang-orang di kota tersebut membicarakannya. Mereka berkata bahwa Bapak dan Anak ini tidak mempunyai rasa kasihan kepada binatang, karena Satu ekor unta di naiki oleh dua orang. Maka setelah keluar dari kota pertama sang bapak pun turun dari unta, Sekarang hanya anaknya saja yang naik unta sedangkan sang Bapa berjalan sambil menuntun unta.

Perjalananpun dilanjutkan hingga tidak lama kemudian tiba di kota yang kedua. Ketika sedang melintas terdengar orang-orang di kota yang membicarakannya. Mereka berkata Bahwa Anak ini memang anak durhaka, karena bapaknya menuntun seekor unta sedangkan Anak ini malah enak-enakan naik unta. Maka setelah keluar dari kota yang kedua sang anak pun turun dari unta dan berkata kepada Ayahnya untuk bergantian naik karena takut di sebut anak durhaka, Lalu sang anakpunn berjalan sambil menuntun unta.

Perjalanpun dilanjutkan, tak lama berselang tiba di kota yang ketiga. Begitupun ketika sedang melintas terdengar orang-orang di kota membicarakannya. Mereka berkata bahwa bapak ini sunnguh kejam kepada anak sendiri. Karena sang anak capek-capek berjalan samabil menuntun unta sedangkan bapaknya malah naik unta. Maka setelah keluar dari kota yang ketiga sang bapakpun turun dari unta dan sekarang mereka berdua tidak menaiki unta melainkan berjalan sambil menuntun unta.

Perjalanpun dilanjutkan, tak lama berselang tiba di kota yang ke empat. Begitupun ketika sedang melintas terdengar orang-orang di kota membicarakannya. Mereka berkata bahwa bapak dan anak ini memang bodoh. Karena mereka membawa unta tetapi tidak di naiki melainkan hanya di tuntun saja. Akhirnya Bapak dan Anak ini tak tau harus berbuat apa lagi. Karena semua yang dia lakukan salah di mata orang lain.

Inti dari kisah di atas : kerjakanlah apa yang menurut kita Baik. jangan hanya tergantung kata orang lain. karena pemikiran setiap orang itu berbeda-beda seperti contoh kisah di atas. Yakinkanlah bahwa apa-apa yang kita lakukan adalah baik untuk kita, meskipun ada banyak rintangan yang harus kita lalui.

Namun untuk membedakan mana pekerjaan yang baik dan tidak, bisa diketahui dengan perasaan kita. Apabila suatu pekerjaan yang kita lakukan terasa tenang maka pekerjaan yang kita lakukan itu baik untuk kita. sedangkan apabila pekerjaan yang tidak baik maka perasaan kita pun akan menjadi tidak tenang. Maka dari itu ikutilah apa kata hati kita. jangan pernah terganggu dengan pikiran-pikiran negatif dari orang lain.

Akhir kata semoga postingan kali ini ada manfaatnya dan Salam Sukses Slalu



Sumber : ENCEP FR BLOG
Gambar diambil dari google
Dikisahkan pada zaman dahulu di negeri Padang Pasir, ada seorang Bapak beserta Anaknya akan pergi ke kampung halamannya di kota seberang. Untuk sampai ke tempat tujuan, mereka harus melewati empat kota yang berbeda.Bapak dan Anak ini menaiki Unta yang merupakan satu-satunya alat transportasi yang ada disana pada saat itu.

Maka ketika mereka sudah siap untuk pergi, keduanya langsung menaiki unta dan memulai perjalanannya. Langkah demi langkah dilalui  Setelah jarak yang mereka tempuh sudah agak jauh,

Maka tibalah mereka sampai di kota yang pertama. Ketika sedang melintas terdengar orang-orang di kota tersebut membicarakannya. Mereka berkata bahwa Bapak dan Anak ini tidak mempunyai rasa kasihan kepada binatang, karena Satu ekor unta di naiki oleh dua orang. Maka setelah keluar dari kota pertama sang bapak pun turun dari unta, Sekarang hanya anaknya saja yang naik unta sedangkan sang Bapa berjalan sambil menuntun unta.

Perjalananpun dilanjutkan hingga tidak lama kemudian tiba di kota yang kedua. Ketika sedang melintas terdengar orang-orang di kota yang membicarakannya. Mereka berkata Bahwa Anak ini memang anak durhaka, karena bapaknya menuntun seekor unta sedangkan Anak ini malah enak-enakan naik unta. Maka setelah keluar dari kota yang kedua sang anak pun turun dari unta dan berkata kepada Ayahnya untuk bergantian naik karena takut di sebut anak durhaka, Lalu sang anakpunn berjalan sambil menuntun unta.

Perjalanpun dilanjutkan, tak lama berselang tiba di kota yang ketiga. Begitupun ketika sedang melintas terdengar orang-orang di kota membicarakannya. Mereka berkata bahwa bapak ini sunnguh kejam kepada anak sendiri. Karena sang anak capek-capek berjalan samabil menuntun unta sedangkan bapaknya malah naik unta. Maka setelah keluar dari kota yang ketiga sang bapakpun turun dari unta dan sekarang mereka berdua tidak menaiki unta melainkan berjalan sambil menuntun unta.

Perjalanpun dilanjutkan, tak lama berselang tiba di kota yang ke empat. Begitupun ketika sedang melintas terdengar orang-orang di kota membicarakannya. Mereka berkata bahwa bapak dan anak ini memang bodoh. Karena mereka membawa unta tetapi tidak di naiki melainkan hanya di tuntun saja. Akhirnya Bapak dan Anak ini tak tau harus berbuat apa lagi. Karena semua yang dia lakukan salah di mata orang lain.

Inti dari kisah di atas : kerjakanlah apa yang menurut kita Baik. jangan hanya tergantung kata orang lain. karena pemikiran setiap orang itu berbeda-beda seperti contoh kisah di atas. Yakinkanlah bahwa apa-apa yang kita lakukan adalah baik untuk kita, meskipun ada banyak rintangan yang harus kita lalui.

Namun untuk membedakan mana pekerjaan yang baik dan tidak, bisa diketahui dengan perasaan kita. Apabila suatu pekerjaan yang kita lakukan terasa tenang maka pekerjaan yang kita lakukan itu baik untuk kita. sedangkan apabila pekerjaan yang tidak baik maka perasaan kita pun akan menjadi tidak tenang. Maka dari itu ikutilah apa kata hati kita. jangan pernah terganggu dengan pikiran-pikiran negatif dari orang lain.

Akhir kata semoga postingan kali ini ada manfaatnya dan Salam Sukses Slalu



Sumber : ENCEP FR BLOG
Gambar diambil dari google
Dikisahkan pada zaman dahulu di negeri Padang Pasir, ada seorang Bapak beserta Anaknya akan pergi ke kampung halamannya di kota seberang. Untuk sampai ke tempat tujuan, mereka harus melewati empat kota yang berbeda.Bapak dan Anak ini menaiki Unta yang merupakan satu-satunya alat transportasi yang ada disana pada saat itu.

Maka ketika mereka sudah siap untuk pergi, keduanya langsung menaiki unta dan memulai perjalanannya. Langkah demi langkah dilalui  Setelah jarak yang mereka tempuh sudah agak jauh,

Maka tibalah mereka sampai di kota yang pertama. Ketika sedang melintas terdengar orang-orang di kota tersebut membicarakannya. Mereka berkata bahwa Bapak dan Anak ini tidak mempunyai rasa kasihan kepada binatang, karena Satu ekor unta di naiki oleh dua orang. Maka setelah keluar dari kota pertama sang bapak pun turun dari unta, Sekarang hanya anaknya saja yang naik unta sedangkan sang Bapa berjalan sambil menuntun unta.

Perjalananpun dilanjutkan hingga tidak lama kemudian tiba di kota yang kedua. Ketika sedang melintas terdengar orang-orang di kota yang membicarakannya. Mereka berkata Bahwa Anak ini memang anak durhaka, karena bapaknya menuntun seekor unta sedangkan Anak ini malah enak-enakan naik unta. Maka setelah keluar dari kota yang kedua sang anak pun turun dari unta dan berkata kepada Ayahnya untuk bergantian naik karena takut di sebut anak durhaka, Lalu sang anakpunn berjalan sambil menuntun unta.

Perjalanpun dilanjutkan, tak lama berselang tiba di kota yang ketiga. Begitupun ketika sedang melintas terdengar orang-orang di kota membicarakannya. Mereka berkata bahwa bapak ini sunnguh kejam kepada anak sendiri. Karena sang anak capek-capek berjalan samabil menuntun unta sedangkan bapaknya malah naik unta. Maka setelah keluar dari kota yang ketiga sang bapakpun turun dari unta dan sekarang mereka berdua tidak menaiki unta melainkan berjalan sambil menuntun unta.

Perjalanpun dilanjutkan, tak lama berselang tiba di kota yang ke empat. Begitupun ketika sedang melintas terdengar orang-orang di kota membicarakannya. Mereka berkata bahwa bapak dan anak ini memang bodoh. Karena mereka membawa unta tetapi tidak di naiki melainkan hanya di tuntun saja. Akhirnya Bapak dan Anak ini tak tau harus berbuat apa lagi. Karena semua yang dia lakukan salah di mata orang lain.

Inti dari kisah di atas : kerjakanlah apa yang menurut kita Baik. jangan hanya tergantung kata orang lain. karena pemikiran setiap orang itu berbeda-beda seperti contoh kisah di atas. Yakinkanlah bahwa apa-apa yang kita lakukan adalah baik untuk kita, meskipun ada banyak rintangan yang harus kita lalui.

Namun untuk membedakan mana pekerjaan yang baik dan tidak, bisa diketahui dengan perasaan kita. Apabila suatu pekerjaan yang kita lakukan terasa tenang maka pekerjaan yang kita lakukan itu baik untuk kita. sedangkan apabila pekerjaan yang tidak baik maka perasaan kita pun akan menjadi tidak tenang. Maka dari itu ikutilah apa kata hati kita. jangan pernah terganggu dengan pikiran-pikiran negatif dari orang lain.

Akhir kata semoga postingan kali ini ada manfaatnya dan Salam Sukses Slalu



Sumber : ENCEP FR BLOG
Mengenai Sudut Pandang : Kisah Ayah, Anak dan Seekor Unta

Mengenai Sudut Pandang : Kisah Ayah, Anak dan Seekor Unta

Gambar diambil dari google
Dikisahkan pada zaman dahulu di negeri Padang Pasir, ada seorang Bapak beserta Anaknya akan pergi ke kampung halamannya di kota seberang. Untuk sampai ke tempat tujuan, mereka harus melewati empat kota yang berbeda.Bapak dan Anak ini menaiki Unta yang merupakan satu-satunya alat transportasi yang ada disana pada saat itu.

Maka ketika mereka sudah siap untuk pergi, keduanya langsung menaiki unta dan memulai perjalanannya. Langkah demi langkah dilalui  Setelah jarak yang mereka tempuh sudah agak jauh,

Maka tibalah mereka sampai di kota yang pertama. Ketika sedang melintas terdengar orang-orang di kota tersebut membicarakannya. Mereka berkata bahwa Bapak dan Anak ini tidak mempunyai rasa kasihan kepada binatang, karena Satu ekor unta di naiki oleh dua orang. Maka setelah keluar dari kota pertama sang bapak pun turun dari unta, Sekarang hanya anaknya saja yang naik unta sedangkan sang Bapa berjalan sambil menuntun unta.

Perjalananpun dilanjutkan hingga tidak lama kemudian tiba di kota yang kedua. Ketika sedang melintas terdengar orang-orang di kota yang membicarakannya. Mereka berkata Bahwa Anak ini memang anak durhaka, karena bapaknya menuntun seekor unta sedangkan Anak ini malah enak-enakan naik unta. Maka setelah keluar dari kota yang kedua sang anak pun turun dari unta dan berkata kepada Ayahnya untuk bergantian naik karena takut di sebut anak durhaka, Lalu sang anakpunn berjalan sambil menuntun unta.

Perjalanpun dilanjutkan, tak lama berselang tiba di kota yang ketiga. Begitupun ketika sedang melintas terdengar orang-orang di kota membicarakannya. Mereka berkata bahwa bapak ini sunnguh kejam kepada anak sendiri. Karena sang anak capek-capek berjalan samabil menuntun unta sedangkan bapaknya malah naik unta. Maka setelah keluar dari kota yang ketiga sang bapakpun turun dari unta dan sekarang mereka berdua tidak menaiki unta melainkan berjalan sambil menuntun unta.

Perjalanpun dilanjutkan, tak lama berselang tiba di kota yang ke empat. Begitupun ketika sedang melintas terdengar orang-orang di kota membicarakannya. Mereka berkata bahwa bapak dan anak ini memang bodoh. Karena mereka membawa unta tetapi tidak di naiki melainkan hanya di tuntun saja. Akhirnya Bapak dan Anak ini tak tau harus berbuat apa lagi. Karena semua yang dia lakukan salah di mata orang lain.

Inti dari kisah di atas : kerjakanlah apa yang menurut kita Baik. jangan hanya tergantung kata orang lain. karena pemikiran setiap orang itu berbeda-beda seperti contoh kisah di atas. Yakinkanlah bahwa apa-apa yang kita lakukan adalah baik untuk kita, meskipun ada banyak rintangan yang harus kita lalui.

Namun untuk membedakan mana pekerjaan yang baik dan tidak, bisa diketahui dengan perasaan kita. Apabila suatu pekerjaan yang kita lakukan terasa tenang maka pekerjaan yang kita lakukan itu baik untuk kita. sedangkan apabila pekerjaan yang tidak baik maka perasaan kita pun akan menjadi tidak tenang. Maka dari itu ikutilah apa kata hati kita. jangan pernah terganggu dengan pikiran-pikiran negatif dari orang lain.

Akhir kata semoga postingan kali ini ada manfaatnya dan Salam Sukses Slalu



Sumber : ENCEP FR BLOG
Mengenai Sudut Pandang : Kisah Ayah, Anak dan Seekor Unta

Mengenai Sudut Pandang : Kisah Ayah, Anak dan Seekor Unta

Gambar diambil dari google
Dikisahkan pada zaman dahulu di negeri Padang Pasir, ada seorang Bapak beserta Anaknya akan pergi ke kampung halamannya di kota seberang. Untuk sampai ke tempat tujuan, mereka harus melewati empat kota yang berbeda.Bapak dan Anak ini menaiki Unta yang merupakan satu-satunya alat transportasi yang ada disana pada saat itu.

Maka ketika mereka sudah siap untuk pergi, keduanya langsung menaiki unta dan memulai perjalanannya. Langkah demi langkah dilalui  Setelah jarak yang mereka tempuh sudah agak jauh,

Maka tibalah mereka sampai di kota yang pertama. Ketika sedang melintas terdengar orang-orang di kota tersebut membicarakannya. Mereka berkata bahwa Bapak dan Anak ini tidak mempunyai rasa kasihan kepada binatang, karena Satu ekor unta di naiki oleh dua orang. Maka setelah keluar dari kota pertama sang bapak pun turun dari unta, Sekarang hanya anaknya saja yang naik unta sedangkan sang Bapa berjalan sambil menuntun unta.

Perjalananpun dilanjutkan hingga tidak lama kemudian tiba di kota yang kedua. Ketika sedang melintas terdengar orang-orang di kota yang membicarakannya. Mereka berkata Bahwa Anak ini memang anak durhaka, karena bapaknya menuntun seekor unta sedangkan Anak ini malah enak-enakan naik unta. Maka setelah keluar dari kota yang kedua sang anak pun turun dari unta dan berkata kepada Ayahnya untuk bergantian naik karena takut di sebut anak durhaka, Lalu sang anakpunn berjalan sambil menuntun unta.

Perjalanpun dilanjutkan, tak lama berselang tiba di kota yang ketiga. Begitupun ketika sedang melintas terdengar orang-orang di kota membicarakannya. Mereka berkata bahwa bapak ini sunnguh kejam kepada anak sendiri. Karena sang anak capek-capek berjalan samabil menuntun unta sedangkan bapaknya malah naik unta. Maka setelah keluar dari kota yang ketiga sang bapakpun turun dari unta dan sekarang mereka berdua tidak menaiki unta melainkan berjalan sambil menuntun unta.

Perjalanpun dilanjutkan, tak lama berselang tiba di kota yang ke empat. Begitupun ketika sedang melintas terdengar orang-orang di kota membicarakannya. Mereka berkata bahwa bapak dan anak ini memang bodoh. Karena mereka membawa unta tetapi tidak di naiki melainkan hanya di tuntun saja. Akhirnya Bapak dan Anak ini tak tau harus berbuat apa lagi. Karena semua yang dia lakukan salah di mata orang lain.

Inti dari kisah di atas : kerjakanlah apa yang menurut kita Baik. jangan hanya tergantung kata orang lain. karena pemikiran setiap orang itu berbeda-beda seperti contoh kisah di atas. Yakinkanlah bahwa apa-apa yang kita lakukan adalah baik untuk kita, meskipun ada banyak rintangan yang harus kita lalui.

Namun untuk membedakan mana pekerjaan yang baik dan tidak, bisa diketahui dengan perasaan kita. Apabila suatu pekerjaan yang kita lakukan terasa tenang maka pekerjaan yang kita lakukan itu baik untuk kita. sedangkan apabila pekerjaan yang tidak baik maka perasaan kita pun akan menjadi tidak tenang. Maka dari itu ikutilah apa kata hati kita. jangan pernah terganggu dengan pikiran-pikiran negatif dari orang lain.

Akhir kata semoga postingan kali ini ada manfaatnya dan Salam Sukses Slalu



Sumber : ENCEP FR BLOG

Labels

Facebook

Search This Blog

Archive

Random Posts

Recent Posts

Recent in Sports

Header Ads

test

Labels

KLIKOKE

Smartphones

RUANGBACA

Author Name

Recent Reviews

Produk Lainnya

Subscribe Us

Produk Terlaris

Fakta Mengejutkan Tentang Dajjal yang Tidak Diketahui

Dajjal merupakan tokoh yang sangat penting pada masa akhir zaman nanti. Bahkan, sebagaimana yang dijelaskan oleh Baginda Nabi Muhammad SAW, ia termasuk salah satu daripada tanda besar menjelang hari kiamat. Artinya, apabila Dajjal sudah muncul di hadapan manusia ramai, itu pertanda bahwa kiamat tidak akan lama lagi terjadi. Pertanyaannya sekarang, siapakah sebenarnya Dajjal? Sebelum membaca lebih lengkap, ada baiknya Anda menonton dulu video di bawah ini. Video ini mengabarkan bahwa seorang pemuda yang kelak akan dibunuh oleh Dajjal telah lahir di Palestina. Semoga Allah melindungi kita dari fitnah Dajjal. Daftar Isi  [ hide ] 1  Biografi Dajjal 1.1  Ciri-ciri Fisik Dajjal 1.2  Lokasi, Kemunculan dan Tempat Persinggahannya 1.3  Para Pengikut Dajjal 1.4  Fitnah dan Kemampuan Dajjal 1.5  Kematian Dajjal 2  Cara Menangkal Fitnah Dajjal Biografi Dajjal kabarmakkah.com Dajjal adalah makhluk Allah yang masih dalam kategori keturunan Nabi Adam as alias manusia. Sehingga, teori-teori atau duga
[blogger]