Atib Ko Ambai adalah ritual relegius tahunan yang dilaksanakan dihari ke 3 lebaran yang hanya boleh diikuti lelaki. Atib Ko Ambai ini dilaksanakan di Kubu (wilayah administrasi Kecamatan Kubu dan Kecamatan Kubu Babussalam) kabupaten Rokan Hilir provinsi Riau.
Atib yang menggunakan sampan/boat dari sepanjang sungai hingga ke Tanjung Lumba-Lumba, Kuala Kubu.
Sebelum atib dimulai, peserta atib berkumpul di makam terlebih dahulu, makam ulama yang menyebarkan Islam ke Kubu pada tahun 1667 M yang bernama Teuku Abdullah Pasai yang berasal dari Aceh.
(Dok Video Atib Ko Ambai)
Adapun disebut makam ke ambai karena dahulu diarea makam terdapat pohon rambai /ambai karena pada masa dahulu masyarakat selalu menggantungkan sesuatu (kain putih dll) dipohon ambai tersebut untuk berniat\bernazar .
Setelah berdoa dan zikir ke pada Allah Swt di Area makam lalu Adzan dikumandangkan menandakan atib segera di mulai.
Adzan dikumandangkan oleh dua muadzin secara bergantian atau sahut menyahut biasa dibilang adzan komba (sama hal nya orang yang ingin berhaji dimasyarakat kubu.
Adzan komba ini dikumandangkan karena menuju perjalanan jauh) Atib dipimpin oleh seorang Syekh yang sampan/boat nya tak boleh didahului oleh peserta.
Sudah banyak perubahan-perubahan Atib Ko Ambai yang dulu dan sekarang.
Diantaranya dulu Atib Ko Ambai menggunakan sampan dayung dan setiap peserta harus membawa dayung sekarang sudah menggunakan sampan mesin ataupun boat, warga yang tidak menggikuti atib harus dirumah dan menutupi rumah hingga rapat dan membakar/mengasapi didepan rumah agar bala yang diusir lurus selama atib berlangsung dan sekarang atib jadi tontonan warga.
Dulu disekitaran makam terdapat pepohonan dan banyak satwa seperti Kera, sekarang di Areal makam sudah tidak ada lagi pepohonan melainkan perkebunan sawit sehingga satwa seperti kera yang biasanya hidup dipepohonan sekitar makam sudah tak terlihat lagi.
Bahkan Makam tersebut terkesan menumpang di Lahan perkebunan warga, padahal makam tersebut sudah ratusan tahun lamanya.
Perlu adanya pembebasan lahan disekitar makam untuk menanam lagi pepohonan seperti dahulu agar satwa seperti kera kembali ke habitatnya dan dipinggir sungai perlu ditanam tumbuhan Mangrove agar abrasi tidak terlalu parah.
Atib ini pada mulanya dilaksanakan karena pada masa itu masyarakat Kubu mendapat wabah penyakit kolera masyarakat setempat dulu menyebut penyakit kolera ini dengan nama Ta'un, Ta'un inilah yang sangat ditakuti masyarakat Kubu terdahulu karena penyakit ini dengan cepat menular oleh karena wabah ini semakin membahayakan maka pemuka agama saat itu(tahun pasti belum diketahui) membuatlah sebuah ritual Atib agar menolak wabah/bala dari Kubu, maka pemuka agama dan masyarakat ber atiblah (berdoa dan zikir kepada Allah Swt) menggunakan sampan untuk membuang bala ke muara Sungai kubu karena masa itu masyarakat Kubu masih menggunakan transportasi sungai\laut.
Setelah sampai ke muara sungai Kubu maka di Kumandangkan Adzan menandakan berakhirnya Atib tersebut di dimuara Kubu itu lah bala atau penyakit itu dibuang.
Aliansi Pemuda/i Peduli Budaya Foto Bersama Keluarga Camat Kubu
Foto Bersama Datuk Penghulu Teluk Nilap Kec. Kubu
Foto Ketua Dewan Kesenian Kecamatan Bangko
& Ketua Dewan Kesenian Kecamatan Kubu - Kuba
-Aliansi Pemuda Peduli Budaya Rohil-
Terima kasih kepada DKD Kubu\Kuba, Penghulu Teluk Nilam , Camat Kubu Babussalam dan rekan-rekan mahasiswa di Kubu dan Masyarakat Kubu telah membantu kami dalam proses peliputan dan penelitian mengenai Atib Ko Ambai.
Atib Ko Ambai adalah ritual relegius tahunan yang dilaksanakan dihari ke 3 lebaran yang hanya boleh diikuti lelaki. Atib Ko Ambai ini dilaksanakan di Kubu (wilayah administrasi Kecamatan Kubu dan Kecamatan Kubu Babussalam) kabupaten Rokan Hilir provinsi Riau.
Atib yang menggunakan sampan/boat dari sepanjang sungai hingga ke Tanjung Lumba-Lumba, Kuala Kubu.
Sebelum atib dimulai, peserta atib berkumpul di makam terlebih dahulu, makam ulama yang menyebarkan Islam ke Kubu pada tahun 1667 M yang bernama Teuku Abdullah Pasai yang berasal dari Aceh.
(Dok Video Atib Ko Ambai)
Adapun disebut makam ke ambai karena dahulu diarea makam terdapat pohon rambai /ambai karena pada masa dahulu masyarakat selalu menggantungkan sesuatu (kain putih dll) dipohon ambai tersebut untuk berniat\bernazar .
Setelah berdoa dan zikir ke pada Allah Swt di Area makam lalu Adzan dikumandangkan menandakan atib segera di mulai.
Adzan dikumandangkan oleh dua muadzin secara bergantian atau sahut menyahut biasa dibilang adzan komba (sama hal nya orang yang ingin berhaji dimasyarakat kubu.
Adzan komba ini dikumandangkan karena menuju perjalanan jauh) Atib dipimpin oleh seorang Syekh yang sampan/boat nya tak boleh didahului oleh peserta.
Sudah banyak perubahan-perubahan Atib Ko Ambai yang dulu dan sekarang.
Diantaranya dulu Atib Ko Ambai menggunakan sampan dayung dan setiap peserta harus membawa dayung sekarang sudah menggunakan sampan mesin ataupun boat, warga yang tidak menggikuti atib harus dirumah dan menutupi rumah hingga rapat dan membakar/mengasapi didepan rumah agar bala yang diusir lurus selama atib berlangsung dan sekarang atib jadi tontonan warga.
Dulu disekitaran makam terdapat pepohonan dan banyak satwa seperti Kera, sekarang di Areal makam sudah tidak ada lagi pepohonan melainkan perkebunan sawit sehingga satwa seperti kera yang biasanya hidup dipepohonan sekitar makam sudah tak terlihat lagi.
Bahkan Makam tersebut terkesan menumpang di Lahan perkebunan warga, padahal makam tersebut sudah ratusan tahun lamanya.
Perlu adanya pembebasan lahan disekitar makam untuk menanam lagi pepohonan seperti dahulu agar satwa seperti kera kembali ke habitatnya dan dipinggir sungai perlu ditanam tumbuhan Mangrove agar abrasi tidak terlalu parah.
Atib ini pada mulanya dilaksanakan karena pada masa itu masyarakat Kubu mendapat wabah penyakit kolera masyarakat setempat dulu menyebut penyakit kolera ini dengan nama Ta'un, Ta'un inilah yang sangat ditakuti masyarakat Kubu terdahulu karena penyakit ini dengan cepat menular oleh karena wabah ini semakin membahayakan maka pemuka agama saat itu(tahun pasti belum diketahui) membuatlah sebuah ritual Atib agar menolak wabah/bala dari Kubu, maka pemuka agama dan masyarakat ber atiblah (berdoa dan zikir kepada Allah Swt) menggunakan sampan untuk membuang bala ke muara Sungai kubu karena masa itu masyarakat Kubu masih menggunakan transportasi sungai\laut.
Setelah sampai ke muara sungai Kubu maka di Kumandangkan Adzan menandakan berakhirnya Atib tersebut di dimuara Kubu itu lah bala atau penyakit itu dibuang.
Aliansi Pemuda/i Peduli Budaya Foto Bersama Keluarga Camat Kubu
Foto Bersama Datuk Penghulu Teluk Nilap Kec. Kubu
Foto Ketua Dewan Kesenian Kecamatan Bangko
& Ketua Dewan Kesenian Kecamatan Kubu - Kuba
-Aliansi Pemuda Peduli Budaya Rohil-
Terima kasih kepada DKD Kubu\Kuba, Penghulu Teluk Nilam , Camat Kubu Babussalam dan rekan-rekan mahasiswa di Kubu dan Masyarakat Kubu telah membantu kami dalam proses peliputan dan penelitian mengenai Atib Ko Ambai.
Atib Ko Ambai adalah ritual relegius tahunan yang dilaksanakan dihari ke 3 lebaran yang hanya boleh diikuti lelaki. Atib Ko Ambai ini dilaksanakan di Kubu (wilayah administrasi Kecamatan Kubu dan Kecamatan Kubu Babussalam) kabupaten Rokan Hilir provinsi Riau.
Atib yang menggunakan sampan/boat dari sepanjang sungai hingga ke Tanjung Lumba-Lumba, Kuala Kubu.
Sebelum atib dimulai, peserta atib berkumpul di makam terlebih dahulu, makam ulama yang menyebarkan Islam ke Kubu pada tahun 1667 M yang bernama Teuku Abdullah Pasai yang berasal dari Aceh.
(Dok Video Atib Ko Ambai)
Adapun disebut makam ke ambai karena dahulu diarea makam terdapat pohon rambai /ambai karena pada masa dahulu masyarakat selalu menggantungkan sesuatu (kain putih dll) dipohon ambai tersebut untuk berniat\bernazar .
Setelah berdoa dan zikir ke pada Allah Swt di Area makam lalu Adzan dikumandangkan menandakan atib segera di mulai.
Adzan dikumandangkan oleh dua muadzin secara bergantian atau sahut menyahut biasa dibilang adzan komba (sama hal nya orang yang ingin berhaji dimasyarakat kubu.
Adzan komba ini dikumandangkan karena menuju perjalanan jauh) Atib dipimpin oleh seorang Syekh yang sampan/boat nya tak boleh didahului oleh peserta.
Sudah banyak perubahan-perubahan Atib Ko Ambai yang dulu dan sekarang.
Diantaranya dulu Atib Ko Ambai menggunakan sampan dayung dan setiap peserta harus membawa dayung sekarang sudah menggunakan sampan mesin ataupun boat, warga yang tidak menggikuti atib harus dirumah dan menutupi rumah hingga rapat dan membakar/mengasapi didepan rumah agar bala yang diusir lurus selama atib berlangsung dan sekarang atib jadi tontonan warga.
Dulu disekitaran makam terdapat pepohonan dan banyak satwa seperti Kera, sekarang di Areal makam sudah tidak ada lagi pepohonan melainkan perkebunan sawit sehingga satwa seperti kera yang biasanya hidup dipepohonan sekitar makam sudah tak terlihat lagi.
Bahkan Makam tersebut terkesan menumpang di Lahan perkebunan warga, padahal makam tersebut sudah ratusan tahun lamanya.
Perlu adanya pembebasan lahan disekitar makam untuk menanam lagi pepohonan seperti dahulu agar satwa seperti kera kembali ke habitatnya dan dipinggir sungai perlu ditanam tumbuhan Mangrove agar abrasi tidak terlalu parah.
Atib ini pada mulanya dilaksanakan karena pada masa itu masyarakat Kubu mendapat wabah penyakit kolera masyarakat setempat dulu menyebut penyakit kolera ini dengan nama Ta'un, Ta'un inilah yang sangat ditakuti masyarakat Kubu terdahulu karena penyakit ini dengan cepat menular oleh karena wabah ini semakin membahayakan maka pemuka agama saat itu(tahun pasti belum diketahui) membuatlah sebuah ritual Atib agar menolak wabah/bala dari Kubu, maka pemuka agama dan masyarakat ber atiblah (berdoa dan zikir kepada Allah Swt) menggunakan sampan untuk membuang bala ke muara Sungai kubu karena masa itu masyarakat Kubu masih menggunakan transportasi sungai\laut.
Setelah sampai ke muara sungai Kubu maka di Kumandangkan Adzan menandakan berakhirnya Atib tersebut di dimuara Kubu itu lah bala atau penyakit itu dibuang.
Aliansi Pemuda/i Peduli Budaya Foto Bersama Keluarga Camat Kubu
Foto Bersama Datuk Penghulu Teluk Nilap Kec. Kubu
Foto Ketua Dewan Kesenian Kecamatan Bangko
& Ketua Dewan Kesenian Kecamatan Kubu - Kuba
-Aliansi Pemuda Peduli Budaya Rohil-
Terima kasih kepada DKD Kubu\Kuba, Penghulu Teluk Nilam , Camat Kubu Babussalam dan rekan-rekan mahasiswa di Kubu dan Masyarakat Kubu telah membantu kami dalam proses peliputan dan penelitian mengenai Atib Ko Ambai.
Dajjal merupakan tokoh yang sangat penting pada masa akhir zaman nanti. Bahkan, sebagaimana yang dijelaskan oleh Baginda Nabi Muhammad SAW, ia termasuk salah satu daripada tanda besar menjelang hari kiamat. Artinya, apabila Dajjal sudah muncul di hadapan manusia ramai, itu pertanda bahwa kiamat tidak akan lama lagi terjadi. Pertanyaannya sekarang, siapakah sebenarnya Dajjal? Sebelum membaca lebih lengkap, ada baiknya Anda menonton dulu video di bawah ini. Video ini mengabarkan bahwa seorang pemuda yang kelak akan dibunuh oleh Dajjal telah lahir di Palestina. Semoga Allah melindungi kita dari fitnah Dajjal. Daftar Isi [ hide ] 1 Biografi Dajjal 1.1 Ciri-ciri Fisik Dajjal 1.2 Lokasi, Kemunculan dan Tempat Persinggahannya 1.3 Para Pengikut Dajjal 1.4 Fitnah dan Kemampuan Dajjal 1.5 Kematian Dajjal 2 Cara Menangkal Fitnah Dajjal Biografi Dajjal kabarmakkah.com Dajjal adalah makhluk Allah yang masih dalam kategori keturunan Nabi Adam as alias manusia. Sehingga, teori-teori atau duga