Peristiwa tragis yang terjadi di Bagansiapiapi(riau)
Perjuangan dan penantian panjang masyarakat pribumi(indonesia) untuk memperoleh kemerdekaan akhirnya di peroleh pada tahun 1945
hiporia kemerdekaan hingga kepelosok negeri di bawah kibaran Sang Merah Putih,
hiporia kemerdekaan hingga kepelosok negeri di bawah kibaran Sang Merah Putih,
Tapi sayang belum sampai 1 tahun umur kemerdekaan, Peristiwa tragis yang terjadi di Bagansiapiapi(riau)
Pada tanggal 12 Maret 1946, ketika orang-orang cina di kota bagansiapiapi Mengibarkan Bendera "Kuo Min Tang"
dalam lafal cina "Cap Ji Kak(bendera bintang duabelas).
Tanggal itu adalah merupakan Hari Besar bagi cina Nasionalis. Mereka mengibarkan tanpa berdampingan dengan sang merah putih
Pada tanggal 12 Maret 1946, ketika orang-orang cina di kota bagansiapiapi Mengibarkan Bendera "Kuo Min Tang"
dalam lafal cina "Cap Ji Kak(bendera bintang duabelas).
Tanggal itu adalah merupakan Hari Besar bagi cina Nasionalis. Mereka mengibarkan tanpa berdampingan dengan sang merah putih
Tindakan itu menimbulkan kemarahan bagi masyarakat Pribumi yang tergabung dalam Front Perjuangan Rakyat Indonesia(FPRI)
Kemudian tindakan yang dianggap pelecehan terhadap kedaulatan kemerdekaan indonesia itu, di adukan kepada Wedana bagansiapiapi, M.Yatim yang merangkap jabatan sebagai ketua KNI daerah.
Kemudian tindakan yang dianggap pelecehan terhadap kedaulatan kemerdekaan indonesia itu, di adukan kepada Wedana bagansiapiapi, M.Yatim yang merangkap jabatan sebagai ketua KNI daerah.
Kapitan Lu Cin Po di panggil oleh Wedana bagansiapiapi, sekitar pukul 09.00WIB kapitan Lu Cin Po hadir di KNI daerah di jalan rumah sakit(sekarang asrama polisi, jalan Dr.utomo)
Perundinganpun berlangsung sengit Wedana didampingi para stafnya, diantaranya Buyung Ketobah.
sementara suasana di kota Bagansiapiapi semakin tegang, perundingan yang alot antara Kapitan(Lu Cin po) dan Wedana(M.Yatim,"Ketua KNI daerah"),
anggota TKR dan FPRI mengambil inisiatif sendiri Menurunkan Bendera-Bendera Cina(bintang dua belas) dari kaki lima, halaman rumah maupun loteng
Rumah-rumah cina, Melihat anggota TKR/FPRI bertindak di luar komando, maka Polisi Tentara(PT), Amran Liki Melakukan Patroli
anggota TKR dan FPRI yang berkeliaran di perintahkan untuk konsyinyasi, kembali kemarkasnya
(sekarang SDN I, jl. Perwira depan polsek bangko)
Perundinganpun berlangsung sengit Wedana didampingi para stafnya, diantaranya Buyung Ketobah.
sementara suasana di kota Bagansiapiapi semakin tegang, perundingan yang alot antara Kapitan(Lu Cin po) dan Wedana(M.Yatim,"Ketua KNI daerah"),
anggota TKR dan FPRI mengambil inisiatif sendiri Menurunkan Bendera-Bendera Cina(bintang dua belas) dari kaki lima, halaman rumah maupun loteng
Rumah-rumah cina, Melihat anggota TKR/FPRI bertindak di luar komando, maka Polisi Tentara(PT), Amran Liki Melakukan Patroli
anggota TKR dan FPRI yang berkeliaran di perintahkan untuk konsyinyasi, kembali kemarkasnya
(sekarang SDN I, jl. Perwira depan polsek bangko)
Namun seorang anggota TKR, Kahar Yakin, Menebang tiang bendera Kuo Min Tang dari bambu yang berada didepan kedai Tiu Nai Kuai
(sekarang di sudut jalan merdeka).
orang cina politik yang sering berkumpul di kedai itu marah bendera mereka di robohkan.. kemudian terjadilah pertengkaran
Kejadian itu sudah mulai ramai, akhirnya Amran Liki tiba ditempat kejadian dan memerintahkan Kahar Yakin untuk kembali kemarkas
Tetapi ketegangan tidak kunjung mereda Polisi TentaraPun tidak Bisa Berbuat apa-apa terhadap Emosional para pemuda Pribumi saat itu Bahkan Jaman Sirait, seorang FPRI dari pasukan Hizbullah memberikan komando kepada anak buahnya agar
menganggalkan pakaian kesatuan dan berjuang atas nama pribadi
(sekarang di sudut jalan merdeka).
orang cina politik yang sering berkumpul di kedai itu marah bendera mereka di robohkan.. kemudian terjadilah pertengkaran
Kejadian itu sudah mulai ramai, akhirnya Amran Liki tiba ditempat kejadian dan memerintahkan Kahar Yakin untuk kembali kemarkas
Tetapi ketegangan tidak kunjung mereda Polisi TentaraPun tidak Bisa Berbuat apa-apa terhadap Emosional para pemuda Pribumi saat itu Bahkan Jaman Sirait, seorang FPRI dari pasukan Hizbullah memberikan komando kepada anak buahnya agar
menganggalkan pakaian kesatuan dan berjuang atas nama pribadi
Sekitar jam 11.00 siang akhirnya perundingan di KNI daerah mencapai kesepakatan kedua belah pihak sepakat orang cina di perbolehkan mengibarkan benderanya namun harus berdampingan dengan bendera indonesia jika hingga pukul 12.00 tidak di indahkan maka bendera cina harus di turunkan.
Kemudian Kapitan Lu Cin Po meninggalkan KNI daerah menelusuri jalan rumah sakit(sekarang jl. Dr.utomo)
Melihat keadaan yang semakin kacau bendera-bendera cina banyak yang sudah di turunkan maka Lu Cin Po
kembali ke jalan semula.
Namun di persimpangan jalan kantor pos dan jalan bank(sekarang jl.perwira dan merdeka depan dekrasnada)
Kapitan Lu Cin Po dicegat oleh beberapa anggota FPRI antaranya --Rifa'i,
Abidin,
Wan Saleh Tamin,
Abdul Hakim
dan Dudin.
Menurut saksi mata Kapitan Lu Cin Po Karena terdesak maka hanya berkata "Sabat, Sabat"
(berlogat cina, maksdunya sabar,sabar) Namun seorang anggota FPRI yang salah faham, menyangka Lu Cin Po menantangnya maka ia pun Langsung Menyabat(bacok)
Langsung Mengenai Leher Lu Cin Po dan Jatuh di tempat, Melihat kejadian itu beberapa orang cina langsung melarikannya kerumah sakit
Namun Nyawanya tidak tertolong
Melihat keadaan yang semakin kacau bendera-bendera cina banyak yang sudah di turunkan maka Lu Cin Po
kembali ke jalan semula.
Namun di persimpangan jalan kantor pos dan jalan bank(sekarang jl.perwira dan merdeka depan dekrasnada)
Kapitan Lu Cin Po dicegat oleh beberapa anggota FPRI antaranya --Rifa'i,
Abidin,
Wan Saleh Tamin,
Abdul Hakim
dan Dudin.
Menurut saksi mata Kapitan Lu Cin Po Karena terdesak maka hanya berkata "Sabat, Sabat"
(berlogat cina, maksdunya sabar,sabar) Namun seorang anggota FPRI yang salah faham, menyangka Lu Cin Po menantangnya maka ia pun Langsung Menyabat(bacok)
Langsung Mengenai Leher Lu Cin Po dan Jatuh di tempat, Melihat kejadian itu beberapa orang cina langsung melarikannya kerumah sakit
Namun Nyawanya tidak tertolong
Berita tewasnya Kapitan Lu Cin Po dengan cepat menyebar keseluruh kota bagansiapiapi.
Sementara itu dari parit Tangko(sekarang satria tangko) hingga simpang tukang besi(simpang jalan bawal)
telah terjadi perang SOSOH antara pejuang rakyat dari kampung jawa(sekarang bagan jawa) di bawah pimpinan Amat Mirah
Melawan Pasukan Cina.
telah terjadi perang SOSOH antara pejuang rakyat dari kampung jawa(sekarang bagan jawa) di bawah pimpinan Amat Mirah
Melawan Pasukan Cina.
Membawa 20 orang, Amat Mirah menyerbu dari kampung jawa menuju kota. di simpang parit tangko Amat Mirah mendapat intruksi dari Maswiryodiharjo komandan FPRI untuk menurunkan bendera Kuo Min Tang dari rumah orang2 cina yang berada di sekitar parit tangki hingga simpang tukang besi.
Amat Mirah mendapat tambahan anggota sebanyak 10 orang dari jalan Siakap(sekarang jl.siak) dan bagan hulu pasukan ini kemudian melaksanakan perintah untuk menurunkan bendera2 cina dan akan menggantinya dengan bendera merah putih.
Amat Mirah mendapat tambahan anggota sebanyak 10 orang dari jalan Siakap(sekarang jl.siak) dan bagan hulu pasukan ini kemudian melaksanakan perintah untuk menurunkan bendera2 cina dan akan menggantinya dengan bendera merah putih.
Namun Amat Mirah mendapat perlawanan sengit dari orang2 cina, orang2 cina itu menggunakan senjata tajam seperti Tombak,Tempuling,Pedang dan lain2
Pasukan Amat Mirah banyak yang tewas.
Akhirnya kawasan itu di kuasai oleh orang cina.
Bantuan dari FPRI Maswiryodiharjo dan A.karim said, terlambat datang, akhirnya mereka mundur dan bertahan di komplek Watr Leiding(sekarang jl.siak)
sementara itu bantuan dari FPRI Kampung Jawa Juga Terlambat datang.
Pasukan Amat Mirah banyak yang tewas.
Akhirnya kawasan itu di kuasai oleh orang cina.
Bantuan dari FPRI Maswiryodiharjo dan A.karim said, terlambat datang, akhirnya mereka mundur dan bertahan di komplek Watr Leiding(sekarang jl.siak)
sementara itu bantuan dari FPRI Kampung Jawa Juga Terlambat datang.
20 orang yang di pimpin Mahyudin Ahmad banyak melihat penduduk yang berlarian menuju kampung jawa.
Mereka mengatakan Bahwa semua pasukan Amat Mirah sudah tewas, Mereka mengatakan Pasukan Cina Sangat Banyak dan bersenjata Lengkap.
Mendengar itu akhirnya Pasukan Mahyudin Juga ikut Mundur.
Mereka mengatakan Bahwa semua pasukan Amat Mirah sudah tewas, Mereka mengatakan Pasukan Cina Sangat Banyak dan bersenjata Lengkap.
Mendengar itu akhirnya Pasukan Mahyudin Juga ikut Mundur.
Dari saksi mata Sebanyak 16 orang yang tewas yakni
-Amat Mirah,
-Pawirejo,
-Pairin,
-Kromosono,
-Ali,
-Amat Sairin,
-Sarman,
-Sarkam,
-Ngatimun,
-Parjan,
-Saimin,
-Fakih Saleh,
-Hakim bin Kimang,
-Husin,
-Khalifah Sidik,
dan Khalifah Thalib.
Korban Lain pun Berjatuhan, orang pribumi yang bekerja di bangliau-bangli au cina terjebak dan tidak bisa melarikan diri.
mereka menjadi keganasan balas dendam orang2 cina, mereka di bantai dan di habis tampa ampun.
Pemerintah indonesia mencoba mencegah permusuhan dan kerusuhan, dengan aparat yang sangat terbatas saat itu
masing2 pihak di tarik kebasis nya akhirnya kerushan dapat di hentikan meskipun keadaan masih tetap tegang, dan berlangsung lama
-Amat Mirah,
-Pawirejo,
-Pairin,
-Kromosono,
-Ali,
-Amat Sairin,
-Sarman,
-Sarkam,
-Ngatimun,
-Parjan,
-Saimin,
-Fakih Saleh,
-Hakim bin Kimang,
-Husin,
-Khalifah Sidik,
dan Khalifah Thalib.
Korban Lain pun Berjatuhan, orang pribumi yang bekerja di bangliau-bangli au cina terjebak dan tidak bisa melarikan diri.
mereka menjadi keganasan balas dendam orang2 cina, mereka di bantai dan di habis tampa ampun.
Pemerintah indonesia mencoba mencegah permusuhan dan kerusuhan, dengan aparat yang sangat terbatas saat itu
masing2 pihak di tarik kebasis nya akhirnya kerushan dapat di hentikan meskipun keadaan masih tetap tegang, dan berlangsung lama
Bukan hanya pribumi di bagansiapiapi, para pedagang pribumi yang membawa dagangan mereka ke bagan pun jadi korban pembantaian/balas dendam oleh orang2 cina di bagansiapiapi,
Diantara korban keberingasan cina adalah penghulu sayyang(penggulu/kepala desa) pangkalan pasir/babussalam baru(sekaran :basilambaru-dumai)
Diantara korban keberingasan cina adalah penghulu sayyang(penggulu/kepala desa) pangkalan pasir/babussalam baru(sekaran :basilambaru-dumai)
Secara garis besar ada dua peristiwa yang terjadi saat itu.
Yaitu
1_"Peristiwa Bendera"
di Picu oleh pengibaran bendera Kuo Min Tang oleh etnis cina tanpa didampingi pengibaran bendera merah putih,
simbol / identitas Negara Indonesia yang baru saja merdeka kondisi ini menyulut emosi masyarakat Pribumi,
pertiakian ini mengakibatkan tewasnya Kapitan Lu Cin Po, pemimpin cina kala itu,
2_"Tentara Jambang"
Tentanra Jambang mrupakan satuan komponen desersi(tentara yang membelot pada tugas)
dalam peristiwa ini tentara jambang merampas dan membunuh etnis cina serta membuat kekacauan
carut marut ini berlangsung di sungai rokan, kubu serta panipahan.
maka aksi balas dendampun di lakukan warga Cina dengan pasukan Cina-nya
yang di beri nama "Poh An Tui" mereka membunuh warga pribumi tampa ampun
Pertalian Cina di Medan, Singapura dan malaysia serta suplai senjata memperkuat posisi Cina di bagan siapaiapi
Peristiwa berkecamuk dengan sangat tragis, nyawa tak lagi berharga di tengah kobaran emosi,
dalam kurun waktu sangat singkat sejak maret hingga September 1946 saja korban tercatan kurang lebih 2.500 jiwa.
Yaitu
1_"Peristiwa Bendera"
di Picu oleh pengibaran bendera Kuo Min Tang oleh etnis cina tanpa didampingi pengibaran bendera merah putih,
simbol / identitas Negara Indonesia yang baru saja merdeka kondisi ini menyulut emosi masyarakat Pribumi,
pertiakian ini mengakibatkan tewasnya Kapitan Lu Cin Po, pemimpin cina kala itu,
2_"Tentara Jambang"
Tentanra Jambang mrupakan satuan komponen desersi(tentara yang membelot pada tugas)
dalam peristiwa ini tentara jambang merampas dan membunuh etnis cina serta membuat kekacauan
carut marut ini berlangsung di sungai rokan, kubu serta panipahan.
maka aksi balas dendampun di lakukan warga Cina dengan pasukan Cina-nya
yang di beri nama "Poh An Tui" mereka membunuh warga pribumi tampa ampun
Pertalian Cina di Medan, Singapura dan malaysia serta suplai senjata memperkuat posisi Cina di bagan siapaiapi
Peristiwa berkecamuk dengan sangat tragis, nyawa tak lagi berharga di tengah kobaran emosi,
dalam kurun waktu sangat singkat sejak maret hingga September 1946 saja korban tercatan kurang lebih 2.500 jiwa.
Banyak yang mengatakan ini hanyalah perang suku, namun melihat fakta-fakta sejarah, ini bukan sekedar perang suku, namun lebih pada kedaulatan kemerdekaan, pada saat itu etnis cina dianggap tidak menghargai kemerdekaan indonesia
Di Kutip dari : MengenangToreha
nLukaBagansiapiapi, & para keluarga korban / saksi mata
nLukaBagansiapiapi, & para keluarga korban / saksi mata