Embun pagi tak pernah memilih di mana dirinya akan terbentuk. Embun pagi pun tak pernah memilih pada dedaunan mana akan berpijak.
Embun itu begitu sederhana, tak berwana, dan dapat berubah bentuk sesuai apa yang dilaluinya. Itulah yang membuat dedaunan begitu menyukainya.
Bisakah kita belajar dari sebuah embun? Belajar untuk bisa menerima dengan sukacita dimanapun Tuhan menempatkan kita.
Juga bisa hidup sederhana tanpa diselimuti dengan kebohongan belaka. Tentunya Tuhan menyukai hati kita yang sederhana namun kaya akan kasih.
Kita belajar untuk bisa memberikan kesejukan dan kehidupan bagi hati yang gersang. Belajar untuk bisa menempatkan diri kita dengan baik ketika sedang berada di lingkungan sekitar agar kehadiran kita tidak menyakiti orang lain.
Tidak perlu menjadi pribadi lain untuk bisa memikat hati Tuhan. Menjadi diri sendiri dan datang kepada Tuhan apa adanya. Tuhan tidak pernah mencari apa yang kita miliki selama di dunia, Ia hanya mencari hati kita.
Sudahkah hati kita sejernih embun?
Sumber: intisari.grid.id